Rasanya menakutkan ketika pasangan marah. Namun, tahukah kamu kalau sering kali ketika laki-laki mengekspresikan kemarahan, itu adalah “teriakan” minta tolong yang tidak secara langsung dilakukannya.
Apalagi sejak kecil kebanyakan laki-laki diajarkan untuk menutup emosinya. Akibatnya, mereka tumbuh menjadi orang yang berjuang untuk mengekspresikan apa yang sebenarnya dia rasakan dan takut terlihat lemah.
Selain itu, laki-laki juga tidak pernah diajarkan untuk mengomunikasikan perasaannya sehingga dia tidak memiliki kosakata emosional untuk melakukannya secara efektif. Hal ini dapat menyebabkan masalah kemarahan yang serius.
Tentu saja, wajib diingat bahwa kekerasan pasangan—baik secara verbal, fisik, atau emosional—tidak pernah menjadi perilaku yang dapat diterima dan sama sekali tidak boleh ditolerir.
Namun, jika emosi spontan pasangan adalah kemarahan, dia mungkin mencoba berkomunikasi lebih banyak, tetapi tidak tahu bagaimana melakukannya. Nah, inilah beberapa alasan kenapa laki-laki bersikap menyebalkan dan sering marah-marah.
1. Merasa tidak mendapatkan apa yang diinginkan
Rasanya frustrasi jika pasangan sebenarnya menginginkan kasih sayang, tetapi dia malah bersikap defensif dan menuduh dengan bilang, "Kenapa kamu nggak pernah meluk aku?"
Padahal, yang sebenarnya ingin dia katakan adalah "Aku kangen meluk kamu dan kangen dipeluk kamu."
Jadi, solusinya adalah memeluk pasangan lebih sering serta mencari momen untuk berbagi kasih sayang yang jujur dan tulus.
2. Lelah menghadapi masalah hidup
Kamu juga pasti suka merasa lelah di penghujung hari. Masalahnya adalah laki-laki kadang sulit untuk mengatakannya. Jadi, ketika dia merasa seperti itu, dia malah “menyerang” kamu.
Tentu saja itu tidak adil untukmu. Solusi untuk mencegah ini adalah menyiapkan ritual menenangkan diri. Berikan dia waktu 15 – 20 menit untuk dirinya sendiri sepulang bekerja.
Selain itu, bicarakan bagaimana kalian akan menangani hari-hari stres di kemudian hari untuk melindungi perasaan satu sama lain.