Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Silent Treatment Berapa Lama Biasanya Berlangsung? Ini Jawabannya

Apa benar bisa sampai berminggu-minggu?

Astri Amalia

Dalam hubungan pernikahan, terkadang ada saja permasalahan yang muncul dan bikin pasangan suami istri bertengkar. Beberapa pasutri mampu bertengkar dengan cara yang sehat, seperti membahas permasalahan dengan kepala dingin, hanya fokus pada satu permasalahan saat berargumen, sampai belajar mendengarkan sudut pandang pasangan. Dengan kemampuan menavigasi konflik semacam ini, maka akan berdampak baik pada kelangsungan hubungan pernikahan.

Namun, kita nggak bisa pungkiri bahwa ada juga pasangan suami istri yang nggak mampu mengatasi permasalahan dengan baik. Beberapa sikap yang kerap ditunjukkan seperti berteriak ke arah satu sama lain, berusaha memenangkan pendapat diri sendiri, terus menyudutkan pasangan, hingga melakukan silent treatment alias mendiamkan pasangan.

Perilaku silent treatment tentunya bukan sebuah hal yang baik, mengingat ini merupakan suatu bentuk kekerasan emosional dalam hubungan. Bagaimana tidak? Ketika ada permasalahan dalam hubungan, pasangan bukannya memberi ruang untuk mendiskusikan permasalahan, eh dia tiba-tiba mendiamkanmu dan membuatmu seolah-olah tidak ada di hadapannya. Pasti rasanya sakit sekali, kan?

Lantas, umumnya seseorang melakukan silent treatment berapa lama sampai dia mau bicara lagi? Simak ulasannya berikut ini.

Silent treatment berapa lama biasanya berlangsung?

Pexels.com/Pavel Danilyuk

Silent treatment adalah salah satu bentuk kekerasan emosional yang cukup umum terjadi di dalam hubungan pernikahan. Mengutip laman Live Your True Story, ada beberapa alasan seseorang melakukan tindakan mendiamkan pasangannya, di antaranya:

  1. Keinginan untuk mengontrol pasangannya
  2. Keinginan untuk melukai pasangannya secara emosional
  3. Merasa tidak pernah dianggap di mata pasangannya
  4. Ketidakmampuan dalam mengkomunikasikan kebutuhannya secara sehat
  5. Memiliki rasa takut akan ketidakmampuannya dalam mengontrol amarah
  6. Tidak mau menjadi sosok yang jahat di mata pasangan
  7. Mencari perhatian pasangan

Selain itu, psikoterapis yang berspesialisasi dalam trauma hubungan dan pelecehan narsistik, Kaytee Gillis, LCSW-BACS menyebut bahwa seseorang bisa melakukan silent treatment karena menginginkan sesuatu dari korbannya dalam bentuk barang atau hadiah, hingga demi mendapatkan apa yang mereka inginkan dalam bentuk permintaan maaf dari orang lain.

Terlepas dari apa pun alasannya, nyatanya perilaku silent treatment dapat memberikan efek negatif terhadap korbannya, baik itu secara psikis maupun emosional. Korban sangat rentan merasa tidak dihargai dan tidak dicintai, bingung, marah, hingga frustrasi. Jika perilaku ini terus dilakukan, korban bisa berpotensi mengalami kecemasan hingga depresi.

Apabila kamu saat ini tiba-tiba didiamkan oleh pasanganmu, mungkin kamu bertanya-tanya, umumnya silent treatment berapa lama terjadi. Kamu mungkin berharap agar pasanganmu bisa segera mulai berbicara lagi denganmu.

Tetapi faktanya, menurut terapis, Leanna Stockcard, LMFT berapa lamanya silent treatment berlangsung nggak bisa benar-benar dipastikan. Dia bisa saja mendiamkanmu dalam beberapa jam, hari, bahkan berminggu-minggu tergantung dari 'keinginan' pasanganmu.

Ini mungkin terlihat seperti diam berkepanjangan selama berhari-hari atau berminggu-minggu, menolak mengakui keberadaan orang lain, diam sampai mereka selesai diam, atau diam sampai orang lain mengambil tanggung jawab penuh [atau] mengubah perilakunya,” ucapnya.

Namun, terlepas dari berapa lama pasangan mendiamkanmu, kamu bisa melakukan beberapa cara untuk menghadapi sikapnya tersebut. Apa saja caranya? Berikut rangkumannya untukmu.

Cara menghadapi perilaku silent treatment pasangan

Pexels.com/Ketut Subiyanto

Menghadapi pasangan yang sering kali mendiamkanmu ketika terdapat permasalahan pasti akan membuatmu kebingungan, merasa tidak dihargai, hingga frustrasi. Ini akan menciptakan dinamika yang nggak seimbang, di mana pasanganmu melakukan silent treatment sebagai alat untuk mengontrol atau sebagai hukuman, sementara kamu jadi merasa harus tunduk pada keinginan pasangan agar dihargai keberadaannya.

Untuk itulah, kamu perlu tahu cara untuk menghadapi silent treatment yang dilakukan pasangan agar kamu nggak terus-terusan makan hati berikut ini. Yuk, simak!

1. Tetapkan batasan

Pexels.com/RDNE Stock Project

Cara pertama untuk menghadapi pasangan yang mendiamkanmu adalah dengan menetapkan batasan. Ini bisa terlihat seperti memberi tahu pasangan tentang apa yang bisa kamu terima dan apa yang nggak bisa kamu terima, bersikap tegas, hingga memberikan konsekuensi atas sikapnya.

Atau juga dengan menyampaikan padanya bahwa tindakan semacam ini bukanlah cara yang efektif untuk mengatasi masalah, dan bahwa komunikasi terbuka adalah pendekatan yang lebih sehat dalam menyelesaikan konflik.

2. Sadari bahwa sikapnya ini bukan tentangmu

Pexels.com/Timur Weber

Hal yang mungkin akan pertama kali kamu pikirkan saat pasangan mulai mendiamkanmu adalah perasaan bersalah. Ada kemungkinan kamu bertanya-tanya tentang kesalahanmu sampai-sampai dia nggak mengakui keberadaanmu di sekitarnya.

Namun, yang patut kamu sadari bahwa perilaku yang ia tunjukkan sebenarnya hanya menjelaskan ketidakmampuannya dalam mengatasi konflik secara sehat dan ketidakmatangannya secara emosional, dan bukan tentangmu.

3. Berikan kasih sayang kepada diri sendiri

Freepik.com/cookie_studio

Ketika pasangan mulai mendiamkanmu, maka penting agar kamu mengingatkan diri kalau kamu bukanlah orang yang jahat dan pantas mendapat perlakuan semacam ini. Lakukan juga beberapa aktivitas perawatan diri, seperti berolahraga, membaca buku pengembangan diri, hingga bermeditasi.

Di samping itu, terapis trauma yang memberdayakan para penyintas pelecehan dan trauma hubungan, Amelia Kelley, PhD, LCMHC menyebut jika menulis jurnal juga dapat membantumu dalam memahami pengalamanmu ini.

4. Mulailah membuka pembicaraan dengan pasangan

Pexels.com/Alena Darmel

Selanjutnya adalah dengan memulai pembicaraan dengan pasangan. Pastikan untuk melakukan hal ini jika kamu telah merasa cukup aman dan fokuskan kepada perasaanmu. Gunakan pernyataan "Aku..." ketimbang "Kamu..." yang terkesan menyudutkan, seperti, "Aku merasa sedih waktu kamu mendiamkan aku. Boleh nggak kasih tahu aku kalau kamu sebenarnya membutuhkan jeda sementara waktu?"

Selain itu, belajarlah untuk bersikap tenang saat berbicara dengannya agar tidak memperburuk situasi.

Jadi luangkan waktu sejenak untuk mengumpulkan pikiran Anda, dan tarik napas dalam-dalam sebelum mencoba mengatasi masalah ini,” ujar psikolog klinis untuk Choosing Therapy, Kristin Davin, PsyD.

5. Mintalah bantuan orang-orang terdekat atau terapis

Pexels.com/Liza Summer

Terakhir, kalau kamu merasa perilaku silent treatment pasangan sudah sangat menganggu kesejahteraan dirimu, maka mintalah dukungan dari orang-orang terdekatmu.

Sama seperti bentuk pelecehan dan manipulasi emosional lainnya, ketika menghadapi perlakuan diam, berbicara dengan orang yang memberikan dukungan yang memiliki perspektif luar dapat membantu,” kata Amelia.

Akan tetapi, jika kamu telah melakukan cara-cara sebelumnya namun mendapatkan hasil yang nihil, cobalah untuk mengevaluasi kembali hubunganmu. Apakah sikapnya ini sudah tergolong toxic dan dapat membuatmu merasa terus terancam dalam hubungan pernikahan? Jika iya, kamu bisa meminta bantuan dari psikolog atau terapis pernikahan untuk membantumu menemukan jalan keluarnya.

Kesimpulan

Pexels.com/alex-green

Silent treatment atau perilaku mendiamkan seseorang merupakan salah satu bentuk kekerasan emosional yang sayangnya cukup sering dijumpai dalam hubungan pernikahan.

Meskipun nggak ada kepastian terkait berapa lama silent treatment berlangsung, namun kamu bisa melakukan beberapa cara untuk menghadapi pasangan yang sedang mendiamkanmu. Seperti halnya membangun batasan, membuka pembicaraan dengan pasangan jika dirasa telah siap, hingga meminta bantuan dari orang-orang terdekat.

Apabila kamu merasa tindakan yang dilakukannya sudah berakibat buruk bagi kesejahteraan dirimu, maka nggak ada salahnya untuk mengevaluasi kembali hubunganmu dengan pasangan dan berkonsultasi dengan terapis pernikahan jika dibutuhkan.

Ingatlah bahwa kamu patut dihargai dan dianggap keberadaannya oleh pasangan, kendati sedang menghadapi konflik sekalipun. Semoga artikel ini bermanfaat untukmu ya, Bela!

IDN Channels

Latest from Married