Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

9 Tanda Broken Bird Syndrome, Sindrom Penyelamat dalam Hubungan

Menjadi penyelamat ternyata nggak selamanya baik

Astri Amalia

Jika mendengar kata penyelamat, mungkin yang muncul di dalam pikiranmu ialah sosok yang rela mengorbankan dirinya demi keselamatan orang lain. Penyelamat pun biasanya identik dengan konotasi yang positif.

Akan tetapi, menjadi penyelamat sebenarnya nggak selamanya baik, lho.

Yup, dalam sebuah hubungan, jika kamu kerap ingin menyelamatkan pasanganmu, hingga mengabaikan kebutuhan dirimu sendiri, tandanya kamu berperan sebagai si penyelamat atau kemungkinan kamu memiliki broken bird syndrome.

Broken bird syndrome atau broken-wing syndrome merupakan istilah yang menjelaskan kondisi di mana seseorang tertarik pada orang yang dianggapnya terluka. Dengan kata lain, seseorang dengan broken bird syndrome berperan sebagai pahlawan atau penyelamat dalam hubungannya.

Lantas, apa tanda-tanda untuk mengidentifikasi broken bird syndrome? Intip 9 poinnya yang sudah Popbela kutip dari laman Love Panky berikut ini. Keep scrolling, Bela!

1. Kamu tertarik pada sosok yang 'terluka' dan berusaha menyelamatkannya

pexels.com/Timur Weber

Tanda pertama jika kamu memiliki broken bird syndrome ialah kamu kerap tertarik pada orang-orang yang terlihat rentan secara emosional. Contohnya, tanpa kamu sadari, saat kamu tahu seorang laki-laki yang punya permasalahan dalam hidupnya, kamu pun otomatis tertarik pada sosoknya. Kamu langsung menilai dirimu sebagai seorang penyembuh atau penyelamatnya.

2. Kerap mengabaikan kebutuhan diri

pexels.com/wendel moretti

Orang yang memiliki broken bird syndrome memiliki misi besar dalam hidupnya, yakni untuk menyembuhkan atau menyelamatkan orang lain. Oleh karena itu, jika kamu punya sindrom yang satu ini, kamu terlalu fokus untuk menyembuhkan orang lain, sehingga sering kali mengabaikan kebutuhan emosionalmu sendiri.

3. Menghindari masalah pribadi

pexels.com/cottonbro studio

Menjadi penyelamat dalam hubungan mungkin terkesan baik dan heroik untukmu. Tapi faktanya, menyelamatkan pasangan hanyalah cara terampuh untuk menghindari beban emosional yang kamu miliki selama ini, meskipun perasaan untuk menyelamatkan pasangan terasa begitu natural.

Daripada melihat ke dalam diri dan menyelamatkan dirimu atas beban emosional yang terpendam, kamu malah terus-menerus 'terobsesi' dalam mengatasi beban emosional pasanganmu.

4. Hubunganmu terasa menguras tenaga

freepik.com/drobotdean

Karena kamu berperan sebagai penyelamat, hubungan romantismu dengan pasangan terasa seperti medan perang emosional tanpa akhir. Karena energimu lama-kelamaan akan terkuras habis, mengingat kamu hanya fokus memberi dan memenuhi kebutuhan pasanganmu tanpa merasa perlu atau bahkan berhak untuk menerima.

Padahal, hubungan yang sehat hanya akan terjadi ketika setiap pasangan bisa saling memberi dan menerima, serta mampu mengungkapkan dan mendengarkan kebutuhannya masing-masing.

5. Tertarik pada pola hubungan yang nggak sehat

freepik.com/yanalya

Jika kamu selalu saja tertarik pada pola hubungan yang nggak sehat, bisa jadi kamu memiliki broken bird syndrome, Bela. Biasanya, kamu terus-menerus berada atau terjebak dalam hubungan dengan orang-orang yang nggak tersedia secara emosional, atau orang yang nggak nyaman merasakan emosinya sendiri, berbagi emosi dengan orang lain, atau responsif terhadap emosi orang lain.

6. Kodependensi

freepik.com/freepik

Mengutip laman Psych Central, kodependensi mengacu pada cara berperilaku dalam hubungan, di mana kamu terus-menerus memprioritaskan orang lain daripada dirimu sendiri, serta menilai suasana hatimu berdasarkan perilaku orang lain.

Apabila kamu memiliki broken bird syndrome, kamu cenderung memiliki sifat yang kodependen. Secara nggak sadar, kamu percaya bahwa merawat atau menyelamatkan pasanganmu adalah salah satu cara untuk mendapatkan validasi dan menaikkan harga dirimu.

7. Meminimalkan masalah pasangan

freepik.com/drobotdean

Tanda selanjutnya dari broken bird syndrome ialah meminimalkan masalah pasangan. Meminimalkan masalah di sini diartikan sebagai mengartikan setiap permasalahan pasangan bisa diselesaikan dengan cinta dan perhatian yang kamu berikan.

Misalnya, jika pasanganmu memiliki masalah kecanduan, kamu menganggapnya sebagai sebuah fase biasa yang bisa terlewati. Atau jika ia memiliki anger issue atau masalah kemarahan, kamu berpikir bahwa itu bukan suatu hal yang besar.

8. Merasa diri superior

freepik.com/wayhomestudio

Karena memiliki kepercayaan bahwa dirimu dapat menyelamatkan pasanganmu, kamu mungkin merasa menjadi pengendali utama dalam pemecahan masalah dalam hubungan dan menimbulkan superioritas. Kamu percaya jika kelemahan emosional yang dirasakan pasanganmu akan membuatmu merasa lebih kuat, karena hal itu seolah memberimu pertanda untuk menyelamatkannya dan bertindak bak seorang pahlawan.

9. Mengabaikan red flag dalam hubungan

globalnews.ca/Getty Images

Tanda terakhir jika kamu punya broken bird syndrome ialah sering kali mengabaikan red flag atau tanda-tanda bahaya dalam hubungan. Misalnya, saat kamu melihat pasanganmu marah meledak-ledak, daripada melihatnya sebagai tanda bahaya, kamu cenderung menutup mata dan berpikir seolah-olah bisa memperbaiki sikapnya tersebut.

Nah, jadi itulah 9 tanda dari broken bird syndrome. Bagaimana menurutmu, Bela?

IDN Channels

Latest from Dating