Gastroesophageal Reflux Disease atau Gerd, merupakan kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar di dada, yang dikenal sebagai heartburn. Tentu saja, gerd merupakan kondisi yang dapat memengaruhi kualitas hidup jika tidak ditangani dengan tepat.
Nah, salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya gerd adalah munculnya rasa kecemasan. Sering dialami banyak orang, terlebih remaja, Popbela akan membahas hubungan antara gerd dan anxiety. Simak baik-baik agar kondisi ini bisa kamu hindari!
Apa itu gerd?
Gerd adalah kondisi medis yang terjadi ketika katup antara lambung dan kerongkongan, yang disebut sfingter esofagus bagian bawah, tidak berfungsi dengan baik. Menyebabkan asam lambung yang seharusnya tetap berada di lambung naik ke kerongkongan, sehingga menyebabkan iritasi. Gejala gerd umumnya seperti heartburn, kembalinya makanan atau cairan ke mulut, kesulitan menelan, betuk kering, suara serak, atau mual.
Hubungan antara gerd dan anxiety
Banyak penelitian menunjukkan adanya hubungan kuat antara gerd dan anxiety. Beberapa studi mengungkapkan bahwa orang yang menderita gerd lebih mungkin mengalami kecemasan atau depresi dibandingkan mereka yang tidak memiliki kondisi ini. Sebaliknya, kecemasan juga dapat memperburuk gejala gerd. Lalu, bagaimana ini bisa terjadi?
- Stres meningkatkan produksi asam lambung
Rasa cemas dan stres diketahui memengaruhi sistem pencernaan. Stres menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak asam lambung, yang dapat memperparah gejala gerd. Selain itu, stres juga dapat memengaruhi pergerakan makanan di dalam sistem pencernaan, sehingga memperlambat proses pengosongan lambung. Kondisi ini meningkatkan kemungkinan terjadinya refluks asam. - Anxiety membuat seseorang sensitif terhadap kondisi fisik
Kecemasan sering kali membuat seseorang lebih sensitif terhadap kondisi fisik yang dialaminya. Orang dengan anxiety mungkin merasa gejala gerdl ebih parah daripada yang sebenarnya. Contohnya, sedikit rasa terbakar di dada mungkin dirasakan lebih intens oleh orang yang cemas, sehingga membuat hubungan anxiety dan gerd lebih erat. - Pola makan dan kebiasaan hidup yang dipengaruhi anxiety
Anxiety sering kali memengaruhi kebiasaan makan yang tidak sehat, seperti makan berlebihan, makan terlalu cepat, atau mengonsumsi makanan yang memicu asam lambung. Selain itu, anxiety dapat mengganggu tidur, yang akan memperburuk gejala gerd, karena posisi tidur yang salah dapat mempermudah asam lambung untuk naik ke kerongkongan.
Cara mengatasi gerd anxiety
Jika kamu mengalami gerd anxiety, penting untuk mengatasi kedua kondisi ini secara bersamaan. Kamu bisa melakukan beberapa langkah di bawah ini:
- Perubahan pola makan dan gaya hidup
Langkah pertama untuk mengatasi gerd adalah dengan melakukan perubahan gaya hidup. Kamu bisa menghindari makanan yang memicu asam lambung, seperti makanan berlemak, pedas, dan asam. Lalu, makan dalam porsi kecil namun sering, jangan berbaring setelah makan, tinggikan kepala tempat tidur saat tidur untuk mencegah asam lambung naik, dan hindari merokok serta minuman beralkohol. - Mengatur stres
Mengelola stres merupakan langkah penting dalam mengurangi gerd. Kamu bisa lakukan teknik pernapasan untuk menenangkan sistem saraf dan mengurangi stres. Bisa juga mencoba meditasi dan olahraga teratur agar stres kamu bisa teralihkan. Jika membutuhkan pertolongan, jangan ragu mendatangi psikolog agar mendapatkan tindakan lebih lanjut. - Pengobatan
Jika perubahan gaya hidup dan mengatur stres idak cukup mengurangi gejala, mungkin saatnya menggunakan pengobatan medis. Ada beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengobati gerd, mulai dari antasida hingga H2 blocker. Namun, ada baiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu, ya.
Gerd anxiety memiliki hubungan yang kompleks dan bisa memperburuk keadaan. Jika kondisi kamu semakin parah, sebaiknya konsultasikan dengan ahli dan mendapatkan pengobatan, ya. Sehat selalu, Bela!