10 Puisi untuk Ayah yang Menyentuh Hati

Mengingat sosok ayah lewat puisi

10 Puisi untuk Ayah yang Menyentuh Hati

Sosok ayah memang nggak pernah bisa lepas dari perjalanan kehidupan yang saat ini sedang kamu jalani. Bagaimana kamu belajar menjadi pemimpin yang baik, menjadi orang yang penuh tanggung jawab, dan menjadi manusia tangguh dengan berkaca melalui cerminan tulus yang diberikan olehnya adalah hal yang nggak bisa kamu dapatkan dari siapa pun. 

Beliau lah yang bekerja keras dan membanting tulang demi terpenuhinya kebutuhan keluarga tanpa pernah mengeluh lelah. Kadang, kamu perlu meluangkan sedikit waktu yang kamu miliki hanya untuk sekadar mendengarnya berkeluh-kesah. Kamu juga bisa mengiriminya puisi atau kata-kata manis yang barangkali bisa menyentuh hatinya sebagai ungkapan terima kasih atas jasa-jasanya terhadapmu selama ini. Nggak perlu bingung! Kumpulan puisi untuk ayah di bawah ini bisa kamu jadikan inspirasi, kok.

Dari Hati untuk Pahlawan Hidupku

10 Puisi untuk Ayah yang Menyentuh Hati

Meski suaramu

Tak semerdu nyanyian lembut seorang ibu

Kau membingkaiku dengan nada nada ketulusan

Yang mengantarkan hatiku

Menuju lembah tinggi

Bernama kedamaian

 

Meski sentuhanmu tak selembut belaian suci seorang ibu

Namun dengan dekapanmu

Ku terhangatkan dengan kasihmu

Ku terlenakan

Dengan cintamu

Tangisku berderai

 

Kala ku ingat ucapan indahmu menimangku

Kala ku sentuh tubuh letihmu menjagaku

Seperti karang menjaga debu pasir

Kau jaga aku

Kau lindungiku

Dari kotoran raga dan jiwa yang kan basahiku

 

Kau rela di terpa deburan buih

Yang berlalu

Demi aku

Demi anakmu

Seakan tak pernah lelah

Kau hapuskan tetes air mataku

Seakan tak pernah bosan

Kau redamkan aku dari tangisan

 

Ku urai hati ini

Untukmu

Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan pada dermaga hidupku

Hanya sebentuk puisi

Dari ketulusan hati

Untukmu bapakku

Terima kasih

 

---Anonim

Saat Ayah Tidur

Saat ayah tidur

Kutemukan seberkah kedamaian di sana

Tepatnya di wajahmu yang senja itu

Kulihat di sana begitu banyak sajak balada.

 

Saat ayah tidur

Kutemukan wajah kebebasan

Laksana rindu terbebas dari kesepian menghujam

Di sanalah kutemukan ia.

 

Saat ayah tidur

Saat itulah kau menjadi asli tanpa topeng tanpa drama

Kau menjadi dirimu yang rapuh dan sakit

Kau menjadi manusia wajar bukan robot.

 

Saat ayah tidur

Ingin rasanya kumenangis

Mengingat sebait takdir kita yang sekarat

Mati tidak mau menyerah tidak bisa.

 

Saat ayah tidur

Ayah kudongakkan wajahku ke atas biru

Kumohon padaNya dengan khidmat

Semoga aku selalu bersamamu

Melihat tidurmu ayah.

 

---Anonim

Pelita Hidup

Ijinkan aku tersandar di bahumu meski aku sudah tak kecil lagi

Berayun di lengan tanganmu yang kokoh

Merasakan damai hidup yang tak terganggu

Memiliki semua hal hanya dengan berada di pelukanmu

Merasakan terang dunia meski malam telah tiba

Teduh kedamaian kau sajikan

Menguatkan tangan tak bertulang untuk bangkit

Ku mohon aku selalu kecil agar kau tak menua

Desah nafasmu kembali tak terdengar berat

Detak jantung penuh semangat bagai langkah amukan kuda

Aku mohon kau tetap ada

Bersama denganku seperti hari lalu

Memeluk erat menghujani dengan kecupan penawar sakit

 

---Anonim

Rindu di Antara Hujan

Tetes demi tetes air langit membasuh wajahku.

Membasahi tanah yang telah kering.

Bulir itu terpecah saat membentur bumi.

Setiap tetesnya mengandung rindu yang terpendam.

Tak dapat ku cegah segala rasa rindu yang kian mendesak.

Ingin segera kucurahkan atau sekedar ku ucap.

Mataku menerawang pada masa laluku.

Di mana aku dengan tanpa segan melompat pada punggung tegapmu.

Di mana aku dengan lantang meminta mainan

atau sekedar merengek minta dibelikan permen lolipop.

 

Aku tersenyum dalam lamunku.

Masih ku ingat jelas garis tegas rahangmu menjadikan engkau semakin tampan.

Masih pula ku rekam suara tegasmu namun penuh kasih.

Atau tentang kekarnya tanganmu yang dengan mudah mengendongku

atau sekedar menaikkan ku pada kursi yang tinggi.

Aku mengingat kembali kecup bibirmu di pipiku.

Terasa hangat hingga hatiku bergetar.

 

Aku selalu tertawa kala kumis tipis yang terhias diantara hidung

dan mulutmu menyentuh pipiku.

Membuat aku geli hingga tertawa.

Aku kembali teringat belai tanganmu di antara helaian rambutku

mengantarkan aku pada alam mimpi.

Akupun teringat kembali pelukkan hangatmu yang mendekap segala kesedihanku.

Saat aku terjatuh ku lihat pancaran kekhawatiran di matamu.

Dengan lembut kau ucapkan kalimat yang membuatku kuat.

Engkau memberi pesan lewat semua katakatamu.

Katamu aku tak boleh menjadi anak yang cengeng.

Katamu aku harus menjadi anak yang kuat.

Meski engkau terkesan galak namun semua itu menjadikanku kuat.

Ayah…

Aku menitipkan rindu ku ini pada ribuan tetes hujan.

Tak usah kau khawatir, aku di sini baik-baik saja.

Tak perlu kau cemas aku di sini selalu tersenyum.

Untukmu ayah aku menitipkan rindu pada hujan yang menyejukkan ini.

Akan segera kutelpon engkau ayah untuk sekedar berbagi cerita dan kabar.

Meski kini kita jauh, setidaknya aku masih dapat memdengar suaramu. Merekam tawamu.

Aku tau saat kita berbicara lewat telepon

matamu berbinar cerah dan senyummu selalu terlembang.

Karena aku pun demikian.

Ayah….

Rindu ini di antara derasnya hujan.

Semoga tetesnya menyampaikan padamu.

Ayah…

Sayangku sebanyak tetes hujan ini.

Tak terhitung.

Ayah…

Aku sayang ayah.

 

---Anonim

Ayah

Di setiap tetes keringatmu

Di derai lelah napasmu

Si penuhi kasih sayang yang luar biasa

Demi aku kau rela disengat matahari

Hujan pun tak dapat membatasimu

untuk aku anakmu...

Si setiap doamu kau haturkan segenap harapan

 

Ayah...

kan ku jaga setiap nasehatmu

Di setiapnafas ku

Di relung hati akan ku hangatkan nmamu

Akan ku kobarkan semua impianmu

Hanya untuk menikmati senyumu

Di ufuk senjamu

Ayah

 

---Anonim

Ayah Segalanya Untukku

Ayah...

Beribu kata telah kau ucapkan

Beribu cinta telah kau berikan

Beribu kasih telah kau berikan

Hanya untuk anakmu

 

Ayah...

Kau ajarkan ku tentang kebaikan

Kau tunjukkanku tentang arti cinta

Kau jelaskanku tentang makna kehidupan

Dan kau mendidikku dengan sungguh kasih sayang

 

Ayah...

Betapa mulianya hati mu

Kau korbankan segalanya demi anakmu

Kau banting tulang hanya untuk anakmu

 

Kini ku berjanji tuk semua kerja keras hanya untuk mu

Ku berjanji tuk semua kasih sayangmu

Dan ku berjanji untuk ketulusan hatimu

Bahwa aku akan selalu menjagamu

Aku akan selalu menyayangimu hingga akhir hidupku

Terimakasih ayah untuk semua kasih sayangmu

 

--- Clara

Ayah, Kau di Mmana?

Matahari enggan bersinar di bumiku yang selalu gelap

Bidadari menjadi lusuh karena sayapnya tak lagi bisa berfungsi

Jika keajaiban terjadi mungkin dia akan terbang pergi

Hilang lenyap usaikan kisah tak layak dikenang

Dunia menjadi tempat amukan kekejaman tanpa ampun menghampiri

Sekuat apa aku menahan?

Bisikan doa terpanjat terus ku pelihara agar meninggi

Menembus awan-awan tebal terdengar hingga langit

Sembilan usiaku kini, tanpa tiupan lilin dan potongan kue

Tak aku kenal sosok lain selain bidadari yang kini tak elok lagi

Senyum memudar dan tangan yang telah kasar

Tidak ada sosok gagah pelindung peri kecil

Mengais kasih dari tumpukan mayat yang mulai membusuk

Dimanakah pelindung itu?

Memanggil berlarian dia ke  penjuru semesta

 

--- Anonim

Pengorbanan Ayah

Fajar telah menyapa pagiku

Kau jadikan hatimu hari untuk pengorbanan

Pengorbanan mencari rezeki

Pengorbanan untuk mencari awal yang baru

Kau ajarkan aku arti perjuangan

Kau ajarkan aku arti kesuksesan

Ayah, mungkin tanpamu aku tidak bisa seperti ini..

Mungkin tanpamu aku tidak bisa berdiri di tengah-tengah impianku..

Impian untuk meraih keberhasilan

Impian untuk mencapai kemenangan..

 

---Anonim

Pesan untuk Ayah

Langit sepi tanpa bintang
Seperti hatiku yang sepi dan gelap gulita
Angin bertiup kencang di telinga
Seperti bisikan cinta dari ayahku tersayang

Aku berdoa dalam tangis mengingat ayah
Aku teringat cerita dan nasehat dari ayah
Aku teringat kenangan-kenangan bersama ayah
Dalam doa kutitip pesan untuk ayah

Rinduku, cintaku, dan kasihku untuk ayah
Kusebut dalam doa agar malaikat menyampaikannya
Ceritaku kini, kisah hari-hariku selama ini
Kuceritakan lewat doaku untuk ayah

Semoga engkau turut mendengar ceritaku
Semoga pesanku sampai pada ayah
Tidak ada pria yang dapat menggantikan ayah
Hanya ayah yang terbaik dalam hidupku.

 

---Anonim

Puisi Ayah

Ayah aku tau engkau begitu lelahnya
Engkau menghadapi kehidupan ini
Namun engkau tak pernah mengeluh
Tak pernah ada rasa jenuh dalam benakmu

Berkorban dan berpeluh keringat
Untuk kesuksesan anak-anakmu
Mungkin lelah itu hilang
Saat engkau melihat anakmu tersenyum

Dengan senangnya
Semangatmu terdorong lagi utuk hari esok
Maafkan aku ayah
Yang mengabaikan sayangmu

Kini aku sadar
Betapa mulianya engkau
Tanpa meminta balasan apapun dariku
Takkan ku lupa dengan pengorbananmu Ayah.

--- Puisiku2015.blogspot.com

 

Begitulah kira-kira puisi untuk ayah yang menyentuh hati pilihan Popbela, yang jelas semua sama-sama menggambarkan betapa hebatnya sosok ayah di mata anak-anaknya. Jangan lupa untuk selalu mengasihi keluarga terutama seorang ayah, ya! Berapa pun lamanya waktu yang kamu luangkan untuknya, nggak akan pernah bisa menggantikan segala hal yang telah ia beri untuk kamu.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved