Apa yang salah dari memberikan perhatian pada pasangan? Rasanya tidak ada. Sudah menjadi kewajaran bagi kita untuk memberikan perhatian pada pasangan. Namun seringkali tanpa sadar kita terjebak menggunakan kata ‘cinta’ sebagai alasan untuk melarang pasangan melakukan hal-hal yang disukainya. Perhatian yang seharusnya membuat hubunganmu kian mesra bisa berubah menjadi pemicu pertengakaran setiap hari. Hati-hati ya, Bela! Kadang secara tidak sadar, kamu membenarkan sikap posesif yang kamu miliki atas dasar cinta. Padahal, cinta itu beda lho sama posesif. Tapi kalau kamu sudah mulai menunjukkan tanda-tanda di bawah ini, kamu harus mulai sadar kalau kamu jadi posesif.
1. Kamu bersikap diktator
Memiliki pasangan yang ideal seperti di film-film romantis mungkin menjadi salah satu harapanmu. Namun kamu juga perlu realistis, bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Jangan sampai hanya karena harapanmu itu, kamu justru menjadi sosok yang diktator. Meminta pasanganmu untuk berpakaian sesuai dengan seleramu yang mungkin tidak sesuai dengan selera style-nya. Atau memintanya mengenakan parfum yang kamu beli padahal aromanya tidak disukai pasanganmu. Kamu juga jadi merasa dia tidak bisa melakukan semua hal dengan baik sesuai standarmu. Padahal bukan dia yang tidak becus melakukan keinginanmu, namun kamu yang terlalu demanding.
2. Kamu mudah marah saat pasangan tak menjawab telepon atau membalas pesanmu
Khawatir dan gelisah saat pasangan tak menjawab telepon atau membalas pesanmu memang hal yang wajar terjadi, tapi tak perlu berlebihan. Kegelisahan yang berlebih bisa menjadi awal sikap posesifmu pada pasangan dan membuatnya tidak nyaman. Kamu perlu memberikannya kebebasan untuk melakukan kegiatannya. Toh ia pasti punya alasan masuk akal mengapa tak membalas pesanmu secara real time.
3. Kamu selalu minta ditemani kapanpun itu
Tanda lain dari sikap posesif yaitu kamu selalu ingin berduaan dengan pasangan. Kapan pun dan di mana pun itu. Bahkan kamu minta ditemani untuk sekadar beli makanan lewat drive thru atau take away. Jika kamu merasa bersikap demikian, please stop do this, Bela! Pasanganmu juga punya keluarga dan teman yang ingin menghabiskan waktu bersamanya. Dia tak hanya milikmu. Berikan dia waktu untuk bersama teman atau keluarganya. Begitu pun dirimu.
4. Stalking social media-nya, bahkan meminta seluruh username dan password-nya
Kamu selalu berusaha mengintai semua kegiatan dan pergerakan pasanganmu di dunia media sosial. Kamu berusaha mencari tahu siapa saja yang memberikan komentar pada update statusnya di media sosial. Bahkan dalam tahap yang lebih parah, kamu juga melakukan stalking pada teman-temannya. Kamu minta seluruh username dan password untuk pengecekan secara berkala. Buat apa sih, Bela?
Waspadai tanda-tanda di atas ya, Bela! Jangan sampai ketulusan dan rasa cintamu pada pasangan justru menjadi penyebab retaknya hubungan kalian.
