Saat dekat dengan seseorang kita seringkali membisikkan pada diri kita sendiri "sepertinya dia adalah orangnya". Kalimat ini menunjukkan bahwa kita sedang tertarik dengan orang tersebut. Kalau diamati, mungkin ini kasus yang sempurna melibatkan perasaan karena menentukan cocok atau tidaknya kita dengan seseorang. Tapi sebuah studi menemukan fakta lain dibaliknya apakah itu?
Sebuah Studi yang dimuat dalam jurnal PNAS mengungkap bahwa otak kitalah yang bekerja dibalik ketertarikan kita pada seseorang. Kita tertarik pada seseorang yang memiliki emosi yang sama dengan yang kita miliki. Dalam studi ini dijelaskan bahwa semakin yakin seseorang pada perasaan perempuan, maka ia akan semakin menarik bagi perempuan itu.
Saat kita merasa orang lain memahami perasaan kita, otak akan merespon itu dalam bentuk pemberian imbalan berupa rasa tertarik pada orang tersebut. Dua otak manusia ini akan saling membaca kecocokan masing-masing. Pada pasangan yang sering mengalami perselisihan artinya ada banyak hal dalam otak mereka yang tak cocok satu sama lain.
Hubungan yang sukses selalu dibangun dari komunikasi yang baik, rasa empati, dan saling pengertian. Jika kita masih selalu menanyakan maksud dan alasan kenapa kekasih kita membangun hubungan ini, bisa dipastikan akan ada banyak kesalahpahaman setelahnya dan kamu harus menelaah lagi bagaimana kelanjutan hubunganmu nanti.
Sementara jika kedua otak sudah saling cocok maka akan muncul rasa saling pengertian dan kemudian diikuti dengan rasa tertarik satu sama lain. Kalaupun hanya ada salah satu saja yang tertarik bukan berarti tak ada lagi harapan dalam hubungan ini kedepannya. Rasa ketertarikan itu masih bisa terus dipupuk seiring dengan usaha untuk mencoba mengerti.
Wah, ternyata sangat ilmiah ya alasan dibalik ketertarikanmu pada seseorang Bela!