Jatuh cinta lalu menikah bisa dikatakan merupakan keinginan manusia pada umumnya. Namun begitu menikah, fase tersebut tidak selalu mudah untuk dijalankan. Pernikahan bukanlah akhir dari cerita cinta, tapi sebuah perjalanan panjang yang harus kamu lalui bersama pasangan.
Pernikahan yang awet dan bahagia tentu menjadi dambaan setiap orang. Apakah kamu juga menginginkannya, Bela? Ternyata, faktor penentunya bukan sekadar kesetiaan dan lancarnya komunikasi saja.
Ada faktor lain yang bisa menjadi dasar pernikahan yang awet atau langgeng. Simak, yuk, apa saja tanda-tandanya menurut penelitian!
1. Pesta pernikahan yang dihadiri banyak orang
Ternyata banyak tidaknya tamu undangan yang datang ke pernikahan bisa menjadi faktor prediksi langgeng tidaknya sebuah pernikahan, lho. Sebuah penelitian dari Emory University menemukan bahwa pernikahan yang dihadiri lebih dari 200 orang memiliki risiko 12,5 kali lebih kecil mengalami perceraian dibandingkan mereka yang menikah dengan dihadiri sedikit orang atau malah tak dihadiri siapa-siapa.
2. Pergi berbulan madu
Penelitian memberitahu kita bahwa pasangan yang berbulan madu langsung setelah menikah memiliki kemungkinan 41% lebih rendah untuk bercerai di kemudian hari. Bulan madu membantu pasangan melepaskan semua stres yang menumpuk saat merencanakan pernikahan sekaligus memungkinkan pasangan untuk terhubung kembali dan memulai pernikahan dengan perasaan bahagia.
3. Bertengkar
Bertengkar tidak selamanya buruk bagi pernikahan, karena nyatanya adu mulut dengan suami pun tetap perlu dilakukan. Hasil penelitian dari Florida State University pada 2012 silam mengungkapkan kalau pertengkaran bisa membuat pernikahan lebih awet. Tapi pertengkaran tersebut harus yang sehat. Riset tersebut menyebut kalau pasangan yang mengungkapkan unek-uneknya secara jujur dan mengatasi ketidaksepakatan tersebut dengan cepat, maka mereka cenderung lebih bahagia.
4. Jarang berkirim pesan teks
Pada tahun 2013, para peneliti dari Brigham Young University menyatakan jika pasangan yang meminta maaf, membahas suatu permasalahan, atau membuat keputusan melalui pesan teks ternyata berisiko memiliki hubungan yang kurang bahagia. Sebaliknya, pasangan yang melakukan semua hal tersebut dengan saling berbincang langsung atau sembari tatap muka akan lebih bahagia.
5. Kestabilan finansial
Survei yang dilakukan terhadap pasangan menikah Amerika di tahun 2014 menyebutkan bahwa risiko perceraian akan turun sebesar 51% ketika pasangan menikah memiliki gabungan penghasilan sebesar $125.000 atau lebih per tahunnya. Semakin sedikit penghasilan, semakin besar pula risiko cerainya. Tentu saja patokannya akan berbeda untuk orang Indonesia. Tapi kesimpulannya adalah masalah kestabilan finansial memang nyata adanya dan mampu mempengaruhi bertahannya pernikahan.
6. Mengerti bahasa cinta satu sama lain
The Association for Psychological Science menyebutkan bahwa cara pasangan berkomunikasi sering kali memprediksi tingkat keberhasilan hubungan dan perkawinan mereka. Ketika kamu dan pasangan sama-sama mengerti bahasa cinta satu sama lain, kamu ataupun dia akan merasa lebih dihargai satu sama lain. Pasalnya, hanya dengan sedikit gestur atau bahasa tubuh saja, kamu bisa merasakan bentuk kasih sayangnya padamu. Nah, kalau ingin hubungan bertahan lama, ini adalah kuncinya.
7. Tidak peduli dengan penampilan
Sementara beberapa orang menganggap penampilan dan kekayaan merupakan faktor penting ketika mereka memilih pasangan, penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang lebih fokus pada kecantikan dalam daripada penampilan luar dan kekayaan 50% lebih kecil kemungkinannya untuk bercerai. Orang yang sungguh peduli padamu, pasti tidak akan pernah mempermasalahkan penampilanmu.
Ribuan orang menikah setiap hari. Banyak dari pernikahan tersebut yang berakhir dengan perceraian. Nah, kini saatnya kamu menganalisis kembali hubunganmu dan pasangan, ya! Apakah salah satu atau beberapa tanda di atas sudah ada pada hubungan kalian?