Dalam menjalin hubungan, kadang ada perilaku yang sengaja atau tak sengaja membuat kamu dan pasangan bertengkar atau memicu berakhirnya hubungan kalian. Hal ini disebut juga self sabotage. Kamu pernah mendengar istilah ini?
Untuk kamu yang belum kenal dengan istilah self sabotage dan tanda-tandanya yang bisa merusak hubungan kamu, berikut ada penjelasannya.
Arti self sabotage
Mengutip dari Very Well Mind, self sabotage adalah perilaku menyabotase diri atau merusak diri yang mengacu pada tindakan yang disengaja (atau tidak adanya tindakan) yang menghambat kemajuan seseorang dan menghalangi mencapai tujuan. Self sabotage terjadi ketika orang menghalangi kesuksesannya sendiri. Self sabotage bisa berdampak negatif pada hampir setiap bagian kehidupan, termasuk hubungan dan karier.
Self sabotage dalam hubungan percintaan
Masih dari sumber yang sama, self sabotage dalam hubungan melibatkan perilaku, baik disadari atau tidak, yang mengarah pada berakhirnya suatu hubungan. Ini mungkin berarti mendorong pasangan menjauh atau mencari alasan untuk keluar dari hubungan.
Perilaku yang berfokus pada menyabotase hubungan sering kali berasal dari masalah kepercayaan, pengalaman atau trauma masa lalu, serta ketakutan dan ketidakmampuan menjalin hubungan yang baik. Self sabotage dalam hubungan bisa menjadi pola yang merusak.
Tanda self sabotage dalam hubungan
Beberapa tanda kalau kamu melakukan self sabotage dalam hubunganmu, yaitu:
1. Trust issue pada pasangan
Kamu kesulitan untuk memercayai pasanganmu dan mengalami rasa tidak aman dalam hubungan. Hal ini dapat menimbulkan tuduhan dan perilaku cemburu, kamu mungkin mencari-cari bukti perselingkuhan pasanganmu padahal ia tidak melakukan kesalahan apapun.
2. Gaslighting
Gaslighting dalam hubungan adalah salah satu bentuk manipulasi dan pelecehan emosional di mana seseorang membuat pasangannya meragukan ingatan, pengalaman, atau perasaannya. Kamu yang terus-menerus melakukan self sabotage mungkin menyangkal kesalahanmu atau mengabaikan perasaan pasanganmu ketika menghadapi masalah.
3. Kritik yang berlebihan
Bentuk self sabotage yang umum lainnya adalah mencari alasan untuk meninggalkan suatu hubungan. Kamu mungkin terpaku pada emosi dan aspek negatif dari suatu hubungan tanpa melihat sisi positifnya. Ini juga bisa terjadi dengan meremehkan perilaku pasanganmu, berkelahi, dan mencari-cari kesalahan dalam segala hal yang ia lakukan.
4. Menghindari
Selain mencari-cari masalah, ada pula yang berusaha menghindari konflik. Misalnya, kamu mungkin menolak membicarakan masalahmu dengan si dia dan bersikeras bahwa semuanya baik-baik saja. Bisa jadi kamu juga akan menyangkal perasaan atau keinginanmu dalam hubungan romantis.
5. Perselingkuhan
Tidak jarang orang yang melakukan self sabotage melakukan perilaku yang sengaja menyakiti. Salah satunya adalah selingkuh untuk memberi alasan pada pasangan agar meninggalkannya.
6. Pasif agresif
Pasif agresif adalah bentuk tidak langsung untuk mengomunikasikan kemarahan atau frustrasi. Hal ini dapat berasal dari bagian dirimu yang takut atau tidak nyaman mengalami emosi negatif yang muncul dari konfrontasi. Perilaku ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan kebingungan, dan dapat merusak kepercayaan dalam suatu hubungan.
7. Tidak berkomunikasi
Self sabotage hubungan dapat melibatkan tidak berkomunikasi dengan jelas, terbuka, atau sama sekali dengan pasangan. Pasanganmu tidak dapat membaca pikiranmu. Dia tidak secara alami mengetahui keinginan dan kebutuhanmu setiap saat. Pasanganmu bukan cenangan, jadi coba komunikasikan apa yang kau ingin dan butuhkan untuk hubungan kalian secara terbuka dan jelas.
Mengakhiri self sabotage dalam hubungan
Cara untuk mengakhiri self sabotage dalam hubungan termasuk:
1. Bertanggung jawab
Untuk berhenti menyabotase diri sendiri, kamu harus bertanggung jawab atas perilakumu sendiri. Pertama, kenali apa yang telah kamu lakukan dalam merusak hubungan masa lalu. Setelah kamu mengetahuinya, kamu dapat berupaya mengubahnya.
2. Identifikasi pemicunya
Cari tahu apa pemicu kamu melakukan self sabotage. Misalnya, apakah kamu cenderung marah setelah pasanganmu menyatakan perlunya komitmen? Apakah ada tempat tertentu yang membuat kamu gelisah? Setelah tahu apa yang memicu ketakutanmu, kamu dapat menemukan cara yang lebih sehat untuk mengatasi perasaan tersebut.
3. Bagikan perasaan kamu
Mengekspresikan perasaan kepada pasangan bisa jadi sulit jika kamu takut akan keintiman atau diabaikan. Namun, terbuka tentang perasaan dapat membantu si dia memahami apa yang kamu alami. kamu dapat mengatasi masalah bersama ketika belajar berkomunikasi dengan pasangan tentang perjuanganmu.
4. Carilah bantuan profesional
Self sabotage bisa sangat merusak, dan perilaku ini tidak selalu mudah untuk diatasi. Bekerja sama dengan terapis dapat membantu kamu mengidentifikasi perilaku bermasalah dan menyembuhkan trauma masa lalu. Dengan bantuan profesional, kamu dapat mengembangkan keterampilan dalam mengatasi masalah yang penting dan berupaya mengakhiri siklus hubungan yang menyabotase diri sendiri.
Self sabotage sangat beracun untuk kamu dan hubunganmu, cobalah kenali dan perbaiki sebelum menjadi lebih buruk.