Menonton film merupakan salah satu aktivitas yang menyenangkan. Menonton film tak hanya bisa menghilangkan penat, tapi juga bisa menambah pengetahuan lho, Bela.
Berbagai film pun bisa kamu nikmati, termasuk film-film lokal. Film-film lokal tentu tak kalah dengan film dari negara lain. Buktinya, banyak film lokal yang mampu bersaing di kancah internasional dan mendapatkan penghargaan terbaiknya.
Nah, kamu tentu tak boleh ketinggalan untuk menyaksikan rekomendasi film Indonesia terbaik berikut ini. Film-film berikut kualitasnya tak kalah dengan film luar negeri.
Apa saja judul filmnya? Yuk, simak ulasan berikut ini!
1. Dua Garis Biru (2019)
Dua Garis Biru menjadi salah satu rekomendasi film Indonesia terbaik yang begitu fenomenal saat waktu perilisannya. Film ini dinilai cukup berani mengangkat topik yang selama ini dianggap tabu oleh masyarakat Indonesia, yakni hamil di luar nikah.
Di balik kisahnya, tersimpan banyak pesan moral untuk remaja agar mereka lebih memahami bagaimana dampak dari apa yang telah mereka berani lakukan. Atas kisah ini, Dua Garis Biru diganjar banyak penghargaan. Seperti, Skenario Asli Terbaik di Festival Film Indonesia 2019, Film Bioskop Terpuji di Festival Film Bandung 2019 dan Film Terfavorit di Indonesian Movie Actors Awards 2020.
Dua Garis Biru bercerita tentang sepasang anak SMA bernama Dara (Adhisty Zara) dan Bima (Angga Yunanda). Keduanya begitu dimabuk cinta sampai akhirnya Dara hamil.
Meski akhirnya Bima bertanggung jawab, namun hubungan keduanya tak sedekat dulu. Masalah orang dewasa yang seharusnya belum mereka rasakan, kini mau tak mau harus mereka tanggung sebagai konsekuensi yang harus mereka jalani.
2. 27 Steps of May (2019)
Film terbaik Indonesia selanjutnya adalah 27 Steps of May yang dirilis pada tahun 2019. Film yang membawa Raihaanun meraih penghargaan sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik Festival Film Indonesia 2019 ini kini masih dapat kamu saksikan di aplikasi video on demand.
27 Steps of May berkisah tentang seorang perempuan bernama May yang begitu ceria. Hingga saat ia berusia 14 tahun, selepas menaiki wahana kora-kora di pasar malam, hidupnya berubah. May diperkosa beramai-ramai oleh sekelompok orang tak dikenal. Setelah kejadian itu, May berubah dan tidak ingin bicara lagi kepada siapapun, termasuk kepada ayahnya (Lukman Sardi).
Delapan tahun May menyimpan trauma tersebut. Bahkan tak jarang ia berteriak histeris dan menyilet lengannya jika sang ayah mengajaknya bicara. Namun, perlahan May bangkit dan mengalihkan rasa traumanya itu ke atas ring tinju.
3. The Raid (2011)
Berbicara soal film Indonesia terbaik, kita tidak boleh melupakan The Raid. Film besutan sutradara Gareth Evans ini menjadi batu loncatan film Indonesia di kancah dunia.
Meraih banyak penghargaan, lewat film ini pula, produser dan sutradara kenamaan dunia mulai melirik para aktor Indonesia. Sebut saja Joe Taslim, Iko Uwais dan Yayan Ruhian yang langsung melebarkan sayapnya ke industri perfilman Hollywood pasca terlibat dalam The Raid.
The Raid bercerita tentang Rama (Iko Uwais) dan Jaka (Joe Taslim), anggota kelompok polisi elit yang ditugaskan untuk menggerebek sebuah apartemen berlantai 30 yang menjadi markas penjahat terbesar, Tama Riyadi (Ray Sahetapi). Tidak mudah untuk menaklukan Tama karena ia telah memasang para anteknya di setiap lantai.
Tidak cukup, Tama pun menjanjikan pembebasan biaya sewa bagi penghuni apartemen yang mau ikut melawan Rama, Jaka dan kelompoknya. Kini, lawan Rama dan Jaka bukan hanya Tama, tapi juga seluruh penghuni apartemen yang rela melakukan apa saja demi keuntungan.
4. Laskar Pelangi (2008)
Pada tahun 2008, film Laskar Pelangi begitu mencuri perhatian pencinta film Indonesia. Sebab, saat itu, sang sutradara dan produser, Riri Riza dan Mira Lesmana memilih untuk berkolaborasi dengan anak-anak Belitung asli sebagai aktor utamanya, sehingga membuat film ini sangat terasa nyata.
Dipadu dengan musik-musik soundtrack begitu indah, film yang diadaptasi dari novel karya Andrea Hirata ini juga sempat ditayangkan di berbagai festival film internasional. Beberapa di antaranya adalah Hong Kong International Film Festival 2009, Asian Film Awards 2009 dan International Festival of Film for Children and Young Adults, Iran 2009.
Laskar Pelangi bercerita tentang perjuangan anak-anak Gantong, Belitung untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Bersama-sama, mereka menjadi murid terakhir dan harapan bagi SD Muhammadiyah Gantong yang akan ditutup jika tidak mampu memiliki sepuluh orang murid. Akhirnya, sepuluh murid SD Muhammadiyah Gantong ini bertemu dan belajar satu sama lain demi mengejar impian dan cita-cita mereka.
5. Ave Maryam (2018)
Pertama kali tayang di Hanoi International Film Festival 2018, Ave Maryam sempat menimbulkan kontroversi saat akan tayang di Indonesia. Film yang disutradarai oleh Joko Anwar ini mengangkat tema agama yang cukup sensitif, yakni hubungan asmara antara biarawati dan pastor.
Maryam (Maudy Koesnaedi) seorang biarawati yang baru saja pindah ke sebuah panti jompo di Girisonta, Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah. Keseharian Maryam di sana adalah membersihkan panti, hingga merawat biarawati tua. Namun, kehidupan Maryam berubah saat seorang pastor muda bernama Yosef (Chicco Jerikho) pindah ke panti tersebut.
Maryam yang awalnya mengangumi Yosef, justru terlibat cinta terlarang. Berdua, mereka kerap pergi diam-diam keluar panti. Bahkan, hubungan mereka terlalu jauh. Maryam dan Yosef pernah bersetubuh hingga membuat keduanya melalaikan tugas di panti.
6. Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)
Satu lagi rekomendasi film Indonesia terbaik yang harus kamu saksikan adalah Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak yang rilis di tahun 2017. Film besutan sutradara Mouly Surya ini berhasil mencuri perhatian dunia setelah tampil di Directors Fortnight Festival Film Cannes 2017. Film ini juga membawa Marsha Timothy meraih penghargaan sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik versi Festival Film Indonesia 2017.
Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak bercerita tentang Marlina (Marsha Timothy) yang harus mengalami begitu banyak kenyataan pahit dalam satu malam. Rumahnya disambangi segerombol preman, ternaknya diambil semua, dan sang ketua meniduri Marlina di depan jasad suaminya.
Tak ingin diam saja, Marlina kemudian membunuh dan memenggal kepala sang ketua. Ia pun membawa potongan kepala itu untuk mencari keadilan. Sayangnya, pertolongan yang ada malah tak sesuai dengan yang diharapkannya.
7. Pengabdi Setan (2017)
Disaksikan oleh lebih dari 4,2 juta penonton, membuat film Pengabdi Setan menjadi film paling laris di tahun 2017. Bahkan saking larisnya, Pengabdi Setan juga dilirik di negara lain dan tayang di beberapa negara, seperti Malaysia, Jepang, hingga Amerika Serikat.
Di Indonesia sendiri, film ini meraih banyak penghargaan. Mulai dari Tata Sinematografi Terbaik Festival Film Indonesia 2017, Sutradara Terpilih Piala Maya 2017, hingga Film Box Office Terbaik Indonesian Box Office Movie Awards 2018.
Pengabdi Setan bercerita tentang Rini (Tara Basro) yang tinggal bersama ibu, ayah, nenek dan ketiga adik laki-lakinya. Ibu Rini sakit dan hanya bisa berbaring di kamar. Teror dimulai saat ibu Rini meninggal dunia. Rini dan keluarganya tak tahu jika sang ibu memiliki perjanjian dengan setan yang sewaktu-waktu meminta tumbal nyawa manusia.
8. Perempuan Tanah Jahanam (2019)
Masih dari besutan Joko Anwar, Perempuan Tanah Jahanam mendapat sambutan luar biasa di berbagai festival film internasional. Film ber-genre horror-thriller ini meraup banyak pujian saat ditayangkan di Sundance Film Festival dan International Film Festival Rotterdam pada Januari 2020.
Perempuan Tanah Jahanam bercerita tentang Maya (Tara Basro) yang memutuskan untuk berkunjung ke kampung halaman orangtuanya. Ditemani Dini (Marissa Anita), Maya melihat rumah peninggalan orangtuanya yang begitu besar.
Saat di kampung tersebut, Maya dan Dini justru mendapatkan teror dari warga sekitar. Menurut informasi, Maya adalah kutukan yang telah kembali ke rumah dan harus segera dihapus.
9. Ada Apa dengan Cinta? (2002)
Rekomendasi film Indonesia terbaik selanjutnya adalah Ada Apa dengan Cinta? yang rilis di tahun 2002. Meski secara cerita dan sinematografi film yang disutradarai Rudi Soedjarwo ini masih terkesan sederhana, namun film ini yang menjadi titik awal bangkitnya industri perfilman Indonesia yang sudah lama mati suri.
Bukan hanya berhasil melambungkan nama Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra, Ada Apa dengan Cinta? memiliki deretan soundtrack yang masih seru untuk didengar hingga saat ini. Tak heran, jika karya Melly Goeslaw dan Anto Hoed ini berhasil mendapat banyak penghargaan di masanya. Mulai dari Lagu Terbaik Anugerah Musik Indonesia 2002, Tata Musik Terbaik Festival Film Indonesia 2002, hingga Musik Terpuji Festival Film Bandung 2002.
Ada Apa dengan Cinta? bercerita tentang kehidupan Cinta (Dian Sastrowardoyo) yang nyaris sempurna. Berprestasi di sekolah, punya sahabat yang baik dan kompak, hingga pacar yang tampan dan jago basket. Tapi, kehidupan Cinta berubah saat posisinya sebagai penulis puisi terbaik tergeser oleh Rangga (Nicholas Saputra). Ia tak terima dan berjanji untuk merebut posisi itu kembali.
10. Habibie & Ainun (2012)
Film Indonesia terbaik lainnya adalah Habibie & Ainun yang rilis di tahun 2012. Film satu ini mengangkat kisah cinta Presiden Republik Indonesia ke-3, B. J. Habibie dan istrinya, Ainun
Lewat film ini, Reza Rahadian berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik Festival Film Indonesia 2013 dan Bunga Citra Lestari meraih penghargaan sebagai Pemeran Utama Wanita Terpuji Festival Film Bandung 2013.
Habibie & Ainun mengisahkan tentang perjalanan cinta Bacharuddin Jusuf Habibie (Reza Rahadian) dan Ainun Habibie (Bunga Citra Lestari). Habibie yang saat itu masih bersekolah di Jerman membawa serta Ainun untuk hidup bersamanya di Jerman setelah menikah.
Kejeniusan Habibie dalam bidang teknologi pesawat akhirnya terdengar hingga ke Indonesia. Presiden Indonesia saat itu, Soeharto memanggilnya pulang untuk membuat industri pesawat sendiri di dalam negeri.
11. Cek Toko Sebelah (2016)
Last but not least, Cek Toko Sebelah layak masuk daftar film Indonesia terbaik berkat arahan, penulisan dan cerita yang dikerjakan dengan sangat baik. Film ini disebut menjadi puncak keberhasilan Ernest Prakasa sebagai seorang sutradara setelah mengarahkan film Ngenest di tahun 2015.
Ide cerita film ini dibuat berdasarkan realitas etnis Tionghoa di Indonesia, saat anak beranjak dewasa. Bahwa ekspektasi dan tolok ukur seseorang itu berdasarkan sekolah dan kuliah yang tinggi, serta mendapat jabatan yang juga tinggi. Mirisnya, ujung-ujungnya bekerja di toko orangtuanya sendiri.
Film yang ditulis oleh Ernest Prakasa dan Jenny Jusuf dengan pengembangan cerita dari Meira Anastasia tersebut sukses memenangkan penghargaan Skenario Asli Terbaik dari Festival Film Indonesia dan rentetan penghargaan lainnya.
12. Penyalin Cahaya (2021)
Penyalin Cahaya, film besutan sutradara Wregas Bhanuteja ini menjadi salah satu film terbaik di tahun 2021 lalu. Film yang pertama kali rilis di Festival Film Internasional Busan, 8 Oktober 2021 ini menyabet berbagai penghargaan dan menjadi film terbaik versi Festival Film Indonesia 2021.
Penyalin Cahaya berkisah tentang Suryani (Shenina Cinnamon). Suatu hari, ia pergi ke sebuah pesta untuk merayakan kemenangan Mata Hari, kelompok teater tempat Suryani bergabung sebagai web designer. Namun, ada yang nggak beres dengan acara tersebut. Suryani pulang dalam keadaan mabuk dan ia mengunggah fotonya di media sosial. Akibatnya, ia kehilangan beasiswa dengan alasan tidak berkelakuan baik.
Suryani sadar kalau dirinya dikerjai oleh orang lain. Ia pun mencoba mencari tahu kebenarannya, meski nama baik dan pendidikan menjadi taruhannya.
13. Yuni (2021)
Sama seperti Penyalin Cahaya, Yuni juga menjadi salah satu film paling bersinar di tahun 2021. Bahkan, Yuni berhasil membawa pulang Platform Prize dari Toronto International Film Festival 2021 dan pemeran utamanya, Arawinda Kirana, berhasil menyabet predikat Pemeran Utama Perempuan Terbaik dari Festival Film Indonesia 2021.
Yuni berkisah tentang perempuan bernama Yuni (Arawinda Kirana) yang tinggal di kota kecil. Walau masih SMA, Yuni telah menerima lamaran dua kali dari dua pria yang berbeda. Karena memiliki cita-cita yang tinggi, Yuni menolak lamaran tersebut dan membuatnya dibicarakan oleh tetangganya satu kampung.
Yuni memiliki keinginan untuk sekolah yang tinggi. Namun, keadaan dan budaya masyarakatnya memaksa Yuni untuk memikirkan ulang keinginan tersebut.
14. KKN di Desa Penari (2022)
KKN di Desa Penari menjadi film paling fenomenal di tahun 2022. Rilis bertepatan dengan momen Lebaran, KKN di Desa Penari berhasil meraup jumlah penonton hingga 9 juta lebih. Jumlah ini diperkirakan terus bertambah karena film besutan sutradara Awi Suryadi tersebut masih tayang di Malaysia.
KKN di Desa Penari bercerita tentang sekelompok mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) di sebuah desa terpencil. Sejak awal kehadiran mereka di desa tersebut, kejadian aneh sudah menghantui. Mulai dari munculnya sosok gelap di kamar mandi, hingga suara gamelan yang entah datangnya dari mana.
15. Ngeri-Ngeri Sedap (2022)
Rekomendasi film indonesia selanjutnya ada film Ngeri-Ngeri Sedap yang rilis di pertengahan tahun 2022. Film besutan sutradara Bene Dion ini begitu mencuri perhatian karena berani mengangkat kisah budaya Medan yang jarang diangkat ke layar lebar.
Ngeri-Ngeri Sedap berkisah tentang pasangan suami-istri Pak Domu (Arswendy Beningswara Nasution) dan Bu Domu (Tika Panggabean) yang rindu dengan kehadiran anak-anak mereka. Sarma E. Purba (Gita Bhebhita Butar-butar) tinggal dengan Bu Domu dan Pak Domu, sementara tiga anak lainnya, Domu (Boris Bokir), Gabe (Lolox) dan Sahat (Indra Jegel) merantau di luar kota.
Karena kerinduan yang tak tertahan, Pak Domu dan Bu Domu memutuskan untuk pura-pura bercerai agar anaknya mau pulang dan menemui mereka. Berhasilkah rencana ini?
16. Ayat-Ayat Cinta (2008)
Pada tahun 2008, Ayat-Ayat Cinta menjadi sebuah film yang begitu hangat dibicarakan. Film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini diangkat dari novel best seller dengan judul yang sama karangan Habiburrahman El Shirazy.
Mengangkat kisah cinta dari sudut pandang Islam, alur Ayat-Ayat Cinta berawal dari seorang mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh kuliah di Kairo, Mesir bernama Fahri (Fedi Nuril). Ia dikenal sebagai sosok yang sopan dan baik hati.
Tanpa disadari, perempuan yang berada di dekatnya pun jatuh hati kepadanya. Mereka adalah Maria (Carissa Putri), Nurul (Melanie Putria), hingga Noura (Zaskia Adya Mecca). Namun, suatu hari Fahri mengiyakan tawaran gurunya untuk taaruf dengan gadis pilihan gurunya, yakni Aisha (Rianti Catwright).
17. Srimulat: Hil yang Mustahal (2022)
Srimulat: Hil yang Mustahal menjadi rekomendasi film Indonesia terbaik yang menyuguhkan cerita komedi yang unik. Baru ditayangkan pada tahun 2022, film ini kini telah masuk dalam nominasi Festival Film Indonesia.
Mengangkat kisah grup lawak paling fenomal di Indonesia, Srimulat merangkum perjalanan mereka dimulai dari salah satu sudut kota Solo. Hampir setiap malam, grup lawak tersebut pentas untuk menghibur kota Solo.
Aris (Bio One), salah satu pemusik Srimulat, berambisi untuk menjadi pelawak yang tampil di atas panggung. Hal itu disadari oleh Teguh, pemilik Srimulat, sampai akhirnya Aris, yang kemudian dikenal dengan nama Gepeng, ikut ke Jakarta untuk memenuhi undangan presiden.
18. Aruna dan Lidahnya (2018)
Berangkat dari novel berjudul sama karya Laksmi Pamuntjak, Aruna dan Lidahnya menjadi salah satu film Indonesia terbaik. Sebab, film produksi Palari Films ini berhasil memenangi beberapa kategori dalam Festival Film Indonesia 2017.
Aruna dan Lidahnya menyajikan tema tentang masakan Indonesia dibalut dengan kisah persahabatan. Aruna (Dian Sastrowardoyo) membutuhkan waktu lama untuk mengatakan "enak" pada suatu makanan.
Bahkan, Bono (Nicholas Saputra) yang menjadi koki pun tidak mampu menaklukkan lidah sahabatnya. Merasa ada yang salah dengan lidah sahabatnya, Bono pun kemudian mengajak Aruna untuk menjelajahi kuliner sambil mencari resep baru.
19. Mencuri Raden Saleh (2022)
Berbeda dari kebanyakan genre film Indonesia, Mencuri Raden Saleh berhasil menyajikan film genre heist yang apik. Karya terbaru Visinema Pictures ini mematahkan argumen negatif tentang genre yang dianggap tidak berkembang di Indonesia.
Mencuri Raden Saleh menceritakan seorang mahasiswa seni bernama Piko (Iqbaal Ramadhan) dan Ucup (Angga Yunanda) yang mendapat tawaran untuk mencuri lukisan fenomenal Raden Saleh, yakni Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro.
Mereka kemudian mengumpulkan teman-temannya, mulai dari kekasih Piko, Sarah (Aghniny Haque), Tuktuk (Ari Irham), Gofar (Umay Shahab), dan Fella (Rachel Amanda). Petualangan untuk mencuri lukisan bersejarah di Istana Negara yang super ketat ini pun dimulai dengan aksi yang tidak selalu berjalan mulus.
20. Keluarga Cemara (2019)
Rekomendasi film Indonesia terbaik yang selanjutnya datang dari genre drama keluarga. Film ini menghadirkan kembali kisah serial TV Keluarga Cemara di era 90-an dengan latar yang lebih menyesuaikan zaman. Saat menonton film ini, kamu akan disajikan dialog penuh haru dan pesan penting tentang arti keluarga.
Keluarga Cemara mengisahkan tentang keluarga Abah (Ringgo Agus Rahman) dan Emak (Nirina Zubir) yang menghadapi masalah keluarga. Mereka yang awalnya kaya raya kemudian harus jatuh miskin karena penipuan.
Kedua anak mereka, Euis (Adhisty Zara) dan Ara (Widuri Puteri) juga harus menghadapi keadaan dan beradaptasi dengan teman-teman yang baru. Dalam kehidupan sederhana tersebut, mereka justru menemukan bahwa harta yang paling berharga adalah keluarga.
21. Imperfect: Karier, Cinta, & Timbangan (2019)
Film Indonesia bergenre komedi romantis karya Ernest Prakasa merupakan adaptasi dari novel ternama berjudul Imperfect: A Journey to Self-Acceptance yang ditulis oleh Meira Anastasia. Di film ini, Ernest mengangkat isu mengenai body shaming yang banyak terjadi di dalam masyarakat.
Film Imperfect: Karier, Cinta, & Timbangan menceritakan kehidupan Rara (Jessica Mila) yang harus menerima diskriminasi karena fisiknya. Meskipun dia sering dipandang sebelah mata, Rara mempunyai kebaikan hati yang jarang dimiliki oleh banyak orang.
Dia sering membantu anak-anak jalanan untuk belajar hingga Dika (Reza Rahardian) jatuh cinta kepadanya. Meski begitu, dia masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat sekitar terutama di lingkungan tempat dia bekerja. Tidak mudah baginya untuk bertahan di tengah situasi tersebut yang membuatnya mempertanyakan jati dirinya.
22. Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang (2023)
Selanjutnya, ada rekomendasi film Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang yang merupakan sekuel dari film Nanti kita Cerita tentang Hari Ini. Film ini mengambil jalan cerita dari sudut pandang Aurora (Sheila Dara) yang merupakan anak tengah atau anak kedua di keluarganya.
Alurnya mengisahkan tentang kehidupan Aurora yang sedang menempuh pendidikan di Kota London, Inggris. Selama dia di sana, Aurora bertemu dengan Jem (Ganindra Bimo) yang juga seorang perantau dari Indonesia. Keduanya menjadi dekat dan memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih.
Menjalin hubungan dengan seseorang ternyata tidak semudah yang dibayangkan Aurora. Dia bahkan harus merelakan pendidikan dan mimpi-mimpinya.
Hubungan Aurora dengan keluarganya menjadi renggang hingga dua bulan lamanya. Hal tersebut membuat Angkasa (Rio Dewanto) dan Awan (Rachel Amanda) menyusulnya ke London.
23. Losmen Bu Broto (2021)
Berangkat dari serial televisi Losmen yang disiarkan di tahun 1980-an, film Losmen Bu Broto menjadi salah satu film bertema keluarga terbaik di tahun 2021. Film ini sempat mendapatkan penghargaan di ajang Jogja-NETPAC Asian Film Festival di tahun yang sama.
Losmen Bu Broto menceritakan keseharian Bapak (Mathias Muchus) dan Ibu Broto (Maudy Koesnaedi) yang mengelola sebuah losmen di Yogyakarta bersama dengan ketiga anaknya. Losmen tersebut dikenal memiliki pelayanan yang baik kepada setiap tamunya. Berkat hal tersebut, penginapan itu menjadi terkenal dan sukses.
Bapak dan Ibu Broto selalu berusaha untuk menjalankan bisnis penginapan tersebut dengan maksimal. Sebagai anak, Mbak Pur (Putri Marino), Jeng Sri (Maudy Ayunda), dan Tarjo (Baskara Mahendra) juga membantu usaha kedua orang tuanya di tengah permasalahan yang mereka hadapi. Untuk mengelola losmen ternyata tidak mudah bagi mereka, sampai keharmonisan keluarga mereka terancam.
24. Ali & Ratu Ratu Queens (2021)
Film Indonesia Ali & Ratu Ratu Queens merupakan film dengan genre drama komedi. Film yang diproduksi oleh Palari Films ini tayang secara resmi di platform Netflix pada tahun 2021. Lucky Kuswandi sebagai sutradaranya berhasil mematahkan stereotip mengenai film yang syuting di luar negeri hanya fokus pada keindahan pemandangannya.
Setelah ayahnya meninggal, Ali (Iqbaal Ramadhan) memutuskan untuk mencari keberadaan ibu kandungnya yang sudah lama meninggalkannya. Dia hanya berbekal informasi bahwa ibunya ada di New York, Amerika Serikat dari ingatan masa kecilnya.
Sesampainya Ali tiba di sana, dia mulai mencari ibunya. Tidak disangka, dia juga bertemu dengan Party (Nirina Zubir), Biyah (Asri Welas), Ance (Tika Panggabean), dan Chinta (Happy Salma) yang juga berasal Indonesia. Mereka juga turut membantu Ali menemukan ibunya. Pencarian Ali bersama dengan ibu-ibu itu pun dimulai dengan banyak cerita-cerita lucu di antara mereka.
25. Waktu Maghrib (2023)
Rekomendasi film Indonesia yang terakhir datang dari film bergenre horor yang berjudul Waktu Maghrib. Film yang disutradarai oleh Sidharta Tata ini berhasil mengangkat mitos yang banyak diceritakan orang tua untuk melarang seseorang terutama anak-anak untuk keluar rumah bahkan bermain saat jam maghrib.
Berlatar di Desa Jatijajar, masih ada banyak mitos yang dipercaya oleh masyarakat. Adi (Ali Fikry), Saman (Bima Sena), dan Ayu (Nafiza Fatia Rani) merupakan anak-anak yang tinggal di desa tersebut. Karena sering bekerja di ladang, mereka jadi sering terlambat sekolah dan dihukum oleh Bu Woro (Aulia Sarah).
Terlanjur kesal dengan sikap gurunya, Adi dan Saman yang sedang bermain bersama menyumpahi gurunya. Tanpa mereka sadari, sumpah tersebut bersamaan dengan azan maghrib.
Beberapa hari kemudian, Bu Woro dikabarkan sudah meninggal dunia secara mengenaskan. Sejak kejadian itu, Adi dan Saman selalu diteror oleh makhluk halus berseragam guru. Lama kelamaan teror itu juga mengancam keselamatan mereka dan seluruh masyarakat.
26. Tilik (2018)
Film Tilik merupakan salah satu film Indonesia terbaik berikutnya yang harus kamu tonton. Film pendek berbahasa Jawa ini bercerita tentang rombongan ibu-ibu yang hendak menjenguk Bu Lurah di rumah sakit. Sepanjang perjalanan mereka ke rumah sakit diwarnai dengan gosip tentang Dian, seorang kembang desa yang diisukan merupakan perempuan tidak beres karena sering menggoda lelaki yang sudah berkeluarga.
Meskipun begitu, film ini sebenarnya mengajarkan kepada khalayak umum untuk tidak mudah menelan informasi secara mentah-mentah tanpa bukti yang akurat. Tak hanya meraih penghargaan kategori Film Pendek Terpilih Piala Maya 2018, Film Tilik juga menjadi Official Selection Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2018 dan Official Selection World Cinema Amsterdam 2019.
27. Dilan 1990 (2018)
Film ini sukses mencuri perhatian khalayak umum, terutama bagi mereka penggemar Iqbaal Ramadhan. Film ini menceritakan tentang Milea (Vanesha Prescilla) yang baru saja pindah ke Bandung bersama keluarganya. Tak disangka-sangka, kepindahannya tersebut justru mempertemukannya dengan Dilan (Iqbaal Ramadhan), seorang pemimpin geng motor populer di sekolah barunya.
Dilan begitu percaya diri bahwa Milea akan menjadi pacarnya dan naik motor bersamanya. Ia bahkan secara misterius mengetahui semua hal tentang Milea, seperti nomor telepon dan alamat rumahnya. Keduanya pun semakin dekat dan mulai menjalin hubungan asmara.
Itulah daftar 27 rekomendasi film Indonesia terbaik yang sayang jika kamu lewatkan. Kamu sudah pernah menonton yang mana saja, Bela?