Saat kita sudah cukup lama menjalin hubungan istimewa dengan seseorang, tanpa sadar kita sering berusaha menoleransi terlalu banyak hal. Hanya karena telah terbiasa bersama pasangan, kita jadi kurang berhati-hati bahwa mungkin sebagian dari yang selama ini berusaha kita toleransi malah bisa menjadi petaka saat melangkah ke jenjang yang lebih serius, rumah tangga.
Nah, sebelum terlambat dan menyesal, inilah 9 alarm yang membuatmu perlu mempertimbangkan lagi kelanjutan hubunganmu dengan si dia.
1. Lebih sering menyalahkan ketimbang mendukung
Bahkan saat kamu jelas-jelas melakukan kesalahan, menyalahkanmu bukanlah tindakan yang arif. Kamu hanya akan merasa makin buruk karenanya. Apalagi kalau sebenarnya kamu tidak bersalah. Tentu kamu tidak bisa dong, selamanya disalahkan atas hal-hal yang bahkan tidak kamu lakukan.
Jika kamu melakukan kesalahan yang tidak kamu sadari, pasangan yang baik cukup memberitahumu letak kesalahanmu dan bagaimana seharusnya. Ia akan selalu mendukungmu menjadi lebih baik lagi tanpa perlu merontokkan mentalmu dengan menyalahkan.
2. Cemburu yang tidak sehat
Cemburu itu wajar dalam setiap hubungan. Hanya saja, kamu harus mengerti betul cemburu seperti apa yang normal dan mana yang sudah berlebihan dan justru berbahaya kalau dilanjutkan.
Kecemburuan yang timbul seharusnya tidak sampai mengganggu pengembangan dirimu. Kalau hanya karena cemburu, si dia melarangmu ini itu sampai kamu tidak bisa mengembangkan diri, bahkan bergaul pun sulit sekali, mungkin kamu harus berpikir ulang apakah akan meneruskan hubunganmu dengan si dia atau lebih baik tidak.
Meski si dia istimewa bagimu, duniamu bukan hanya berisi dirinya saja. Sama seperti semua orang, kamu berhak untuk menikmati luasnya dunia, banyaknya pengalaman, meningkatkan pendidikan dan karier, serta menambah networking.
3. Tuntutan yang tidak masuk akal
Contohnya, si dia menuntutmu untuk berpenampilan ini-itu yang sebenarnya kamu sendiri sangat tidak nyaman. Mungkin dia memintamu mengenakan busana tertentu atau mengubah warna rambut. Mungkin juga lebih dari itu, seperti mengubah ukuran bagian tubuh tertentu.
Menuruti tuntutan-tuntutan seperti itu bukan tanpa risiko. Kamu tumbuh dengan nilai-nilai tertentu yang seharusnya dia hargai. Belum lagi mengubah warna rambut atau ukuran bagian tubuh tertentu. Kalau kamu ada alergi, masalah kesehatan yang serius bisa muncul. Tuntutan lain yang tidak masuk akal adalah hubungan seks di luar nikah sebagai bukti cinta. Itu dangkal sekali dan kamu sangat berhak untuk bilang 'tidak'.
Sampai kapan pun, tubuhmu tetaplah tubuhmu. Hubunganmu dengan si dia tak lantas berarti tubuhmu berganti kepemilikan menjadi miliknya. Kalau di awal si dia sudah bilang cinta sama kamu, seharusnya dia sudah menerima kamu apa adanya, bukan malah jadi mengada-ada di kemudian hari.
4. Pemaksaan kehendak
Dalam urusan apa pun, pendapatmu selalu diabaikan. Bahkan jika ia sempat menanyakan pendapatmu tentang sesuatu, dari perkara kecil sampai besar yang menyangkut kepentingan kalian berdua, ujung-ujungnya hanya pendapatnya sendiri yang digunakan.
Pendapatmu tidak dipedulikan, namun setiap ada masalah gara-gara mengikuti pendapatnya, kamu juga harus ikut turun tangan, bahkan mungkin kamu yang harus menyelesaikannya sendirian sementara dia hanya sibuk mencari pembenaran.
Di jenjang yang lebih serius seperti rumah tangga, begitu banyak hal harus bisa didiskusikan dengan kepala dingin. Tentu saja, hanya mengikuti pendapat satu orang bisa-bisa justru menjerumuskan satu keluarga ke dalam masalah pelik. Kalau si dia berkeras ikut investasi yang ternyata bodong misalnya, kan repot.
Itulah kenapa sejak sekarang kalian harus bisa bertukar pendapat dan mencari jalan tengah jika pendapat kalian sedang bertolak belakang. Bukan justru yang satu selalu berambisi mengalahkan pendapat yang lain.
5. Kekerasan fisik dan psikis
Bukan hanya kekerasan fisik yang membuatmu harus mempertimbangkan kembali kelanjutan hubunganmu dengan si dia. Kekerasan psikis juga harus kamu hentikan sedini mungkin. Barangkali dia senang mempermalukan kamu di depan orang banyak, merendahkan kamu, menyebutmu dengan sebutan-sebutan yang tidak pantas, dan sebagainya.
Kalau dia sungguh-sungguh mencintaimu, dia tidak akan melakukan itu. Alasannya simpel, menyakitimu secara fisik maupun psikis sama dengan menyakiti dirinya sendiri bahkan terasa lebih pedih. Lagi pula, sulit mengharapkan watak seseorang yang telah dewasa berubah. Pun jika ia bisa melakukan kekerasan padamu, sangat mungkin ia juga akan melakukan hal yang sama pada anak-anak kalian nanti jika kalian menikah. Daripada bertaruh terlalu besar, mundur jauh lebih baik.
6. Mengungkit-ungkit masa lalu
Semua orang punya masa lalu dan masa lalu tidak bisa diubah. Kamu hidup hari ini untuk mengusahakan masa depan yang lebih baik. Jadi, untuk apa ia mengungkit-ungkit masa lalumu yang mungkin kurang baik? Apakah ia merasa jauh lebih baik daripada kamu?
Seperti di poin 3, kalau dia sudah berani bilang cinta padamu, dia seharusnya sudah siap menerima kamu apa adanya termasuk bagaimana pun masa lalumu. Kamu tidak butuh orang yang terus mengungkit-ungkit sisi gelap masa lalumu dan membuatmu merasa diteror. Yang kamu butuhkan sebagai pasanganmu sampai maut memisahkan adalah seseorang yang bisa membantumu mengambil hikmah dari bagaimana pun masa lalumu, lalu bersamamu menatap jauh ke depan demi kehidupan kalian yang lebih baik.
7. Kerap memutus komunikasi secara sepihak
Bagian dari emosi manusia adalah marah. Tetapi dalam hubungan yang baik, marah haruslah hanya tentang hal-hal yang sangat prinsip atau dengan kata lain jangan sering marah-marah. Bukan hanya itu, bagaimana cara dia berkomunikasi denganmu saat marah atau ada masalah apa pun di antara kalian juga penting menjadi bahan evaluasi lanjut atau tidaknya hubungan kalian.
Jika setiap marah atau ada masalah, si dia lantas tidak bisa kamu hubungi, menghilang, atau tidak mengangkat teleponmu dan tidak membalas pesanmu padahal kamu benar-benar mengkhawatirkannya dan merasa sangat perlu memastikan keadaannya, itu sangat kekanak-kanakan. Marah atau masalah apa pun yang sedang terjadi di antara kalian adalah satu hal. Tetapi, menghargai kepedulianmu akan keadaannya adalah hal lain yang harus terus dia lakukan sebagai pasanganmu.
8. Menjadikanmu pelampiasan dari masalah pribadinya
Dia jengkel dengan orang lain, tetapi kamu yang kena semprot. Meski sebagai pasangan, kalian harus saling meringankan beban, menjadikanmu pelampiasan dari masalah pribadinya bukanlah bagian dari itu. Menjadi sepasang kekasih tidak serta-merta menghapus status kamu dan dia sebagai dua orang yang mandiri.
Jadi, kalau dia ada masalah dengan si A, ya selesaikan dengan si A. Bukan justru kamu yang kena getahnya, dijadikan pelampiasan. Dalam keadaan memiliki masalah pribadi, pasangan yang baik hanya datang padamu untuk meminta saran darimu. Bukan justru datang padamu untuk menjadikanmu bulan-bulanan. Katanya cinta, masa begitu?
9. Kamu setia, tetapi dia tidak
Dalam suatu hubungan, apa yang bisa diharapkan dari ketidaksetiaan? Tidak ada. Dan untuk jenjang seserius rumah tangga, kamu tidak bisa membangun dan mempertahankannya seorang diri. Kamu dan si dia harus sama-sama berkomitmen kuat untuk selalu bersetia dalam senang maupun susah, dalam sehat maupun sakit, dalam kaya maupun miskin.
Tidak ada kesetiaan berarti tidak ada yang layak untuk dipertahankan lagi. Itu hanya akan menguras emosimu, membuang-buang waktu dan energimu. Kamu terlalu berharga untuk seseorang yang tidak menganggapmu berharga. Jangan merendahkan dirimu sendiri.
Nah, itulah 9 tanda hubunganmu dengan si dia perlu dipertimbangkan lagi sebelum lanjut ke jenjang yang lebih serius. Kamu mungkin khawatir ketegasan bersikap di awal ini akan membuatmu terlambat menikah.
Disclaimer: Artikel ini sudah diterbitkan di laman IDN Times dengan judul "9 Tanda Hubunganmu dengan si Dia Perlu Dipertimbangkan Lagi"