Budaya Tionghoa memiliki banyak prosesi dalam acara pernikahan. Beberapa yang terkenal adalah prosesi Sangjit dan Tea Pai. Namun, ada satu lagi juga yang sering dilakukan, salah satunya oleh influencer, Jessica Jane dan Erwin Phang, yakni Tingjing.
Meski sekilas mirip Sangjit, keduanya sangat berbeda, lho. Bisa dikatakan kalau Tingjing itu sebuah lamaran formal, sedangkan Sangjit berupa acara pertunangan dan pemberian seserahan. Nah, biar nggak keliru, yuk intip 5 perbedaan Tingjing dan Sangjit dalam pernikahan adat Tionghoa.
1. Arti Tingjing dan Sangjit
Dalam konteks tradisi pernikahan Tionghoa, Tingjing (听jing) mengacu pada "kunjungan formal" atau “upacara minum teh” di mana keluarga mempelai laki-laki mengunjungi keluarga mempelai perempuan. Ini adalah langkah penting dalam persiapan pernikahan, melambangkan penyatuan dua keluarga.
Sementara itu, Sangjit (送嫁) adalah upacara pertunangan, yang sering kali melibatkan pertukaran kado dan pemberkatan. Sangjit artinya “upacara pertunangan” atau "mengantar pengantin perempuan". Ini adalah tradisi yang dihormati yang melambangkan awal dari babak baru bagi pasangan dan keluarga mereka.
2. Tujuan Tingjing dan Sangjit
Tujuan Tingjing adalah keluarga mempelai laki-laki secara resmi mengunjungi keluarga mempelai perempuan untuk meminang dan menunjukkan rasa hormat. Di sisi lain, tujuan Sangjit adalah sebagai perayaan yang menandai pertunangan resmi dan penyatuan dua keluarga.
Jika Tingjing merupakan lamaran, Sangjit lebih fokus pada pemberian seserahan. Sangjit juga merupakan acara pertunangan yang lebih resmi. Pemberian seserahan dilakukan untuk memastikan bahwa perempuan yang dipinang akan dirawat oleh pihak laki-laki dengan baik.
3. Ritual Tingjing dan Sangjit
Terkait ritual, Tingjing biasanya lebih sederhana dibanding Sangjit. Dalam Tingjing, keluarga mempelai laki-laki membawa hadiah dan keluarga mempelai perempuan menjamu mereka untuk minum teh dan makan. Di Sangjit, ritualnya termasuk pertukaran hadiah, pemberkatan, dan sering kali pesta besar.
Deretan ritual Tingjing, meliputi:
- Keluarga pengantin laki-laki datang ke rumah pihak perempuan dengan membawa hampers. Acara akan dibuka dengan sambutan tuan rumah dan dibalas dengan maksud dan tujuan keluarga dari pihak pria yang datang, yaitu untuk melamar.
-
Selanjutnya prosesi kalungan, di mana hubungan diikat dengan memakaikan kalung pada calon pengantin perempuan. Biasanya ibu dari pihak laki-laki atau perempuan yang dituakan dari pihak laki-laki akan memakaikan kalung tersebut sebagai bentuk merestui.
-
Setelah kalungan, acara dilanjutkan dengan penetapan tanggal pernikahan.
-
Ditutup dengan makan bersama dan memberikan oleh-oleh dari tuan rumah kepada pihak laki-laki
Deretan ritual Sangjit, antara lain:
- Pihak laki-laki akan datang ke rumah pihak perempuan membawa berbagai seserahan dalam nampan. Perwakilan pihak perempuan akan menunggu dan menyambut sekaligus menjadi penerima baki seserahan yang dibawa oleh pihak laki-laki.
- Selanjutnya, baki akan diserahkan satu demi satu, dengan urutan barang-barang yang diberikan kepada orang tua diserahkan terlebih dahulu, baru disusul oleh barang yang akan diberikan kepada calon mempelai perempuan.
- Lalu, kedua keluarga akan saling berkenalan
- Setelah penyambutan, penghormatan, dan perkenalan dengan keluarga satu sama lain, acara dilanjutkan dengan makan bersama.
- Terakhir, pihak perempuan akan memberikan oleh-oleh atau seserahan balik untuk pihak laki-laki. Selain itu, mereka juga akan memberikan angpao sebagai bentuk doa supaya mereka yang membawa baki mendapatkan jodoh atau bisa menyusul untuk menikah dengan pasangannya.
4. Hantaran yang dibawa
Kedua prosesi ini sama-sama membawa hantaran kepada pihak satu sama lain. Di acara Tingjing, pihak laki-laki yang datang akan membawa seperangkat hampers dalam baki yang jumlahnya biasanya genap untuk melambangkan hidup berpasangan. Tapi, umumnya angka empat dilewati karena dianggap memiliki arti yang negatif dalam bahasa Mandarin.
Isi dari baki ini ada berbagai macam, seperti buah-buahan, kue, anggur, dan satu hal yang harus dibawa ialah kue bulan. Pada prosesi ini biasanya hantaran bersifat ringan karena yag lebih berat akan dibawa ketika upacara Sangjit.
Ketika Sangjit berlangsung, biasanya warna merah akan mendominasi karena dipercaya sebagai warna yang mampu membawa kebahagiaan dan kegembiraan. Selain pada pakaian, baki untuk seserahan juga memiliki warna serupa. Baki ini biasanya memiliki jumlah genap, seperti 6, 8, dan 12.
Isi dari baki Sangjit yang wajib ada, yaitu:
- Pakaian atau kain, khususnya yang berwarna merah yang melambangkan bahwa pihak laki-laki akan memenuhi kebutuhan sandang pihak perempuan.
- Set perawatan tubuh dan makeup, ini dibawa dengan harapan supaya kedua belah pihak bisa selalu merawat diri dan sehingga selalu enak dipandang dan menarik. Selain perlengkapan tersebut, ada juga cermin yang memiliki makna bahwa agar kedua belah pihak bisa melakukan refleksi satu sama lain.
- Perhiasan, sebagai lambang keberuntungan dan kebahagiaan.
- Buah-buahan, jumlahnya juga harus genap, seperti 8, 10. 12, 16, dst dan paling umum adalah buah apel dan jeruk. Buah-buahan yang diberikan melambangkan rezeki yang melimpah dan kebahagiaan.
- Uang susu dan uang pesta, ini adalah uang yang diberikan oleh orang tua pihak laki-laki kepada orang tua pihak perempuan. Uang ini digunakan sebagai tanda terima kasih karena sudah membesarkan anak dengan baik. Jika uang susu diambil seluruhnya oleh keluarga pihak perempuan, artinya orang tua akan menyerahkan anaknya tanpa ikut campur lagi. Uang pesta diberikan sebagai modal untuk pesta pernikahan.
- Dua pasang lilin, memiliki gambar liong atau naga, dan hong atau burung phoenix sebagai simbol penerangan dan perlindungan dari segala hal negatif yang mungkin akan terjadi selama pernikahan.
- Kue dan manisan, seperti beberapa jenis kue khas Tiongkok yang bertekstur lengket, misalnya kue keranjang, kue mangkuk, dan kue wijen. Filosofi dari kue ini adalah harapan akan rezeki, kebahagiaan, dan keharmonisan dalam kehidupan pernikahan.
- Anggur merah atau sampanye, diberikan berjumlah dua botol sebagai lambang keharmonisan
Selain hantaran dari pihak laki-laki, pihak perempuan juga akan memberikan hantaran atau balikan. Baki hantaran dapat berisi:
- Barang-barang kebutuhan calon pengantin laki-laki, seperti baju, perlengkapan mandi, hingga parfum.
- Sebagian angpau uang pesta jika pihak keluarga perempuan ingin biaya pernikahan ditanggung oleh pihak laki-laki.
- Sebagian isi seserahan makanan kaleng, buah-buahan, dan kue yang sudah diberikan.
- Sepasang lilin merah yang memiliki gambar naga dari seserahan yang diberikan.
- Dua botol sirup berwarna merah.
5. Waktu pelaksanaan
Tingjing biasanya dilakukan di rumah calon pengantin perempuan atau pun di tempat dengan luas yang mencukupi, seperti di restoran. Tingjing biasanya dilaksanakan kurang dari 1 tahun dari hari pernikahan. Waktu pelaksanaannya pun biasanya berdasarkan perhitungan tanggal dan jam yang baik, misal jam 10 pagi atau sore hari.
Sangjit dilakukan setelah Tingjing. Biasanya dilakukan mendekati pernikahan, bisa pula seminggu sebelum acara pesta pernikahan digelar dengan mengambil waktu yang baik sekitar pagi hingga menjelang siang hari atau pun juga bisa dilaksanakan pada sore menjelang malam.
Itu dia perbedaan Tingjing dan Sangjit dalam tradisi pernikahan adat Tionghoa. Jangan bingung lagi, ya!