Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Relapse Artinya Apa dalam Hubungan Percintaan?

Fase yang tidak ingin diulangi oleh siapa pun

Wahyu Fitri Utami

Putus cinta merupakan salah satu pengalaman emosional yang paling berat dalam hidup seseorang. Dalam proses penyembuhan dari patah hati, banyak orang yang mengalami fase yang disebut sebagai relapse.

Relapse artinya berkaitan dengan kondisi di mana seseorang kembali merasakan kesedihan, kekecewaan, atau bahkan mencoba menghubungi mantan pasangan meskipun sudah berusaha untuk move on.

Fase relapse ini sering kali membuat orang merasa seperti tidak ada kemajuan dalam proses pemulihan mereka. Ingin tahu lebih jauh terkait dengan relapse dalam sebuah hubungan percintaan? Yuk, kenali pengertian, penyebab, dan cara mengatasinya yang sudah Popbela rangkum di bawah ini.

Apa itu relapse dalam putus cinta?

pexels.com/RDNE Stock project

Relapse dalam konteks putus cinta sebenarnya merujuk pada kondisi di mana seseorang yang sedang berusaha untuk move on, namun kembali terjebak dalam perasaan atau kebiasaan yang mengarah pada luka lama. Misalnya, setelah merasa sedikit pulih, seseorang mungkin bisa saja merasa ingin menghubungi mantan pasangan, kembali merasa kesepian, atau bahkan terobsesi dengan kenangan masa lalu. Hal inilah yang bisa menghambat proses penyembuhan dan memperpanjang rasa sakit hati.

Fase relapse bisa terjadi kapan saja, bahkan setelah seseorang merasa sudah mulai berdamai dengan perasaan mereka. Meskipun begitu, fase ini merupakan hal yang normal dan wajar dalam proses pemulihan, tetapi penting bagi kamu untuk mengenali tanda-tanda relapse agar bisa segera diatasi.

Penyebab terjadinya fase relapse

pexels.com/RDNE Stock project

Sebenarnya banyak alasan yang menjadi penyebab munculnya fase relapse. Setelah bertahun-tahun menjalani hubungan, perasaan yang dalam bisa menimbulkan keterikatan emosional yang kuat. Ketika hubungan tersebut berakhir, orang sering kali akan merasa hampa dan memiliki dorongan kuat untuk kembali pada kebiasaan lama, meskipun ia sadar bahwa hubungannya sudah tidak sehat. 

Rasa cinta yang kuat dan kenangan indah biasanya membuat seseorang merasa sulit untuk menerima kenyataan bahwa hubungan itu sudah berakhir. Perasaan rindu yang muncul juga bisa memicu keinginan untuk kembali menjalin komunikasi atau berharap adanya perubahan dari hubungan yang sudah usai.

Selain itu, perasaan kesepian akan menghampiri orang-orang yang sedang putus cinta.
Tanpa dukungan sosial yang memadai, seseorang bisa lebih rentan terhadap relapse. Apalagi jika seseorang tidak merasa diterima atau didukung oleh teman, keluarga, atau lingkungan sekitar, mereka mungkin merasa lebih mudah terjebak dalam perasaan negatif dan kembali terhubung dengan mantan pasangan.

Cara mengatasi relapse dalam hubungan

pexels.com/RDNE Stock project

Menghadapi fase relapse bukanlah hal yang mudah, namun dengan langkah yang tepat, proses penyembuhan bisa lebih cepat dan efektif. Berikut beberapa cara yang dapat membantumu mengatasi fase relapse dan melanjutkan perjalanan untuk sembuh dari putus cinta:

1. Mencoba menerima kenyataan
Salah satu langkah pertama dalam mengatasi relapse ialah dengan menerima kenyataan bahwa hubunganmu sudah berakhir. Pahamilah bahwa perpisahan merupakan bagian dari hidup yang wajar, meskipun sulit, dan hal ini menjadi kunci untuk kamu bisa melangkah maju. Menerima kenyataan tidak berarti kamu melupakan perasaan atau kenangan indah, tetapi lebih pada menghormati bahwa hubungan tersebut sudah selesai dan sudah waktunya untuk fokus pada diri sendiri.

2. Berhenti menyalahkan diri sendiri
Saat putus cinta, perasaan menyalahkan diri sendiri apakah tidak cukup baik atau tidak mampu menjaga hubungan tersebut sering kali muncul. Namun, penting untuk diingat bahwa hubungan adalah dua arah dan perpisahan terjadi karena berbagai faktor yang tidak hanya melibatkan satu pihak. Cobalah berhenti menyalahkan diri sendiri dan beri ruang untuk menerima diri apa adanya.

3. Melakukan self care
Meskipun lumayan sakit, namun jangan sampai kamu lupa merawat dirimu, Bela. Cobalah untuk mengalihkan perhatianmu dengan kegiatan yang positif seperti olahraga, meditasi, atau melakukan hobi yang menyenangkan. Self care tidak hanya mencakup perawatan fisik, namun juga perawatan emosional. Luangkan waktu pula untuk diri sendiri dengan menikmati momen kesendirian dan beri dirimu kesempatan merasa bahagia tanpa bergantung pada orang lain.

4. Menemukan support system
Mengelilingi diri dengan teman-teman dan keluarga yang mendukung sangatlah penting. Teman-teman yang dapat diajak berbicara dan memberi perspektif positif akan membantu kamu untuk pulih lebih cepat. Jangan ragu untuk berbagi perasaan dengan orang yang kamu percayai. Dukungan sosial yang kuat dapat mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi rasa kesepian, lho.

5. Mengurangi penggunaan sosial media
Menggunakan media sosial setelah putus cinta ternyata bisa memperburuk keadaan. Misalnya saja, kamu malah melihat postingan mantan pasangan atau kenangan bersama bisa memicu perasaan kesedihan dan menambah rasa rindu. Cobalah untuk mengurangi waktu di media sosial atau bahkan melakukan social media detox sementara waktu agar bisa fokus pada diri sendiri tanpa gangguan dari dunia maya.

6. Berkonsultasi ke psikiater atau terapis

Jika kamu merasa kesulitan untuk mengatasi perasaan atau fase relapse, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Psikiater atau terapis dapat membantumu dalam mengidentifikasi dan menemukan cara yang lebih efektif untuk mengelola emosi dan stres. Terapi bisa menjadi cara yang sangat bermanfaat dalam memahami dan memproses perasaan pasca putus cinta.

Relapse artinya berkaitan dengan kondisi seseorang yang terjebak dalam ingatan menginginkan hubungan yang sudah usai dapat hidup kembali. Fase relapse dalam putus cinta sebenarnya hal yang normal, tetapi bisa menjadi tantangan besar dalam perjalanan pemulihan emosional. Ingatlah bahwa penyembuhan adalah proses dan kamu berhak untuk merasa bahagia lagi, ya.

IDN Channels

Latest from Dating