Bermodalkan keberanian dan menyisihkan uang tabungan hasil bekerja, saya berhasil mengarungi kota impian saya sejak masih remaja, Seoul, Korea Selatan, sendirian.
Saya memang sudah terpapar kultur dan budaya Korea sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, saat pertama kalinya menonton drama Autumn in My Heart yang dibintangi Song Seung-hoon dan Song Hye-kyo di salah satu televisi swasta. Sehingga, kenyataan kalau saya menjajal sendiri kota Seoul pada bulan Mei 2019, tepat di musim semi, musim yang paling saya senangi, memang seperti mimpi di siang bolong.
Salah satu alasan mengapa saya memilih untuk pergi sendiri untuk perjalanan 6 hari dan 5 malam saya di Seoul, adalah karena tak banyak dari teman-teman saya yang bisa meluangkan hari libur sebanyak itu. Ditambah lagi alasan pribadi, kalau saya benar-benar ingin menikmati liburan ini untuk kebutuhan inner peace atau ketenangan batin setelah lelah bekerja.
Berikut tips yang saya rangkum sebelum, saat dan sesudah perjalanan solo traveling saya di Seoul, Korea Selatan dengan hanya bermodalkan Rp8 juta.
1. Cari tahu sebanyak mungkin
Sebelum benar-benar memutuskan untuk bepergian ke Seoul, saya benar-benar mencari tahu alternatif biaya termurah untuk sampai ke negeri para oppa tersebut. Saya mulai berinisiatif mencari promo penerbangan murah melalui salah satu situs resmi penerbangan low budget, dan akhirnya saya menemukan angka Rp 3,3 juta untuk tiket pulang pergi.
Karena komunikasi juga sangat penting ketika berada di luar negeri, saya memutuskan untuk mencari tahu terlebih dahulu opsi sewa router wi-fi paling murah. Dengan mencari tahu lebih banyak melalui search engine Google, saya menemukan harga terbaik yakni Rp210ribu untuk penyewaan router wifi untuk 6 hari dengan menggunakan opsi pembayaran kartu debit berlogo visa.
2. Memilih Guest House murah di pusat kota
Karena saya pergi sendiri, pilihan saya jatuh ke guest house dengan pertimbangan akan bertemu banyak orang dan sarapan gratis. Benar saja, saya memilih opsi guest house murah di area Hongdae, dan untungnya salah satu staff-nya berasal dari Indonesia.
Dengan menginap di Guest House, saya banyak bertemu orang-orang dari berbagai negara dan bercerita tentang banyak hal. Memilih guest house di tengah kota juga sangat memudahkan perjalanan saya. Beberapa kali di siang bolong saya mampir ke guest house karena lelah dan tidur siang sebentar.
3. Gunakan Transportasi Umum
Selama perjalanan di Seoul, hampir tidak pernah saya menyentuh taksi. Selama 6 hari melancong, saya hanya mengandalkan Naver Map yang saya unduh sebelum keberangkatan saya ke Korea.
Naver Map menyediakan opsi transportasi umum mulai dari subway hingga bus kecil yang bisa ditemukan hingga di pinggiran kota. Beruntungnya, transportasi di Seoul dan pinggirannya terbilang sangat terjangkau dari segi harga untuk ukuran kota besar dan berhenti tepat di tempat tujuan yang sudah saya rencanakan sebelumnya.
4. Makan di tempat orang lokal
Saya berusaha untuk tidak sering-sering makan di sekitaran wilayah turis seperti Gangnam atau Myeongdong, sebagai gantinya saya berusaha menjangkau pasar orang lokal yang terkenal dengan makanan khas dan autentiknya. Namun bukan berarti saya tidak makan fancy.
Di hari pertama kedatangan saya ke Seoul, saya langsung bergegas menuju Gwangjang Market untuk menyantap makan naengmyeon atau mie dingin dan beberapa jajanan tradisional yang ada di sana.
Saya juga pergi ke Incheon untuk mengunjungi China Town dan Songwol-dong Fairytale Village untuk menyantap jjangmyeon autentiknya. Oh iya, saya juga sempat menyantap bulgogi dan BBQ grill di daerah City Hall dan Chicken Yangnyeom dan Buldak Ramyeon di Seven Eleven dekat dengan tempat saya menginap.
Sebagai penggemar café shop lucu saya juga menyempatkan diri menyambangi Holly’s Caffe di Central Park Songdo, Incheon yang terkenal dengan desain rumah tradisional Koreanya dan melipir ke café shop Thanks Nature di daerah Hongdae, di mana saya bisa berinteraksi dengan dua dombanya yang lucu-lucu.
5. Jangan terlalu banyak belanja
Salah satu alasan mengapa saya bisa hanya menghabiskan uang Rp8 juta selama di Seoul adalah saya tidak terlalu banyak belanja, bahkan untuk oleh-oleh pun saya hanya menghabiskan beberapa ratus ribu rupiah saja.
Saya hanya membeli barang yang memang sudah dititipkan keluarga dan teman baik saya sebelum pergi ke Korea, seperti masker, alat kosmetik dan tote bag. Diusahakan, barang yang dititipkan juga tidak terlalu berat hingga tidak memberatkan saya selama perjalanan.
Selebihnya, saya hanya membelanjakan uang untuk barang pibadi seperti baju dan jaket dan kaos kaki yang saya beli di underground station Gangnam, Myeongdong dan outlet di Hongdae. Beberapa memang saya butuhkan saat saya berada di sana karena ternyata di malam dan pagi hari di bulan Mei, udaranya masih terasa dingin. Karena saya memang memprioritaskan perjalanan ini untuk healing pribadi, saya tak banyak memikirkan apa yang harus saya beli selama di sana.
Itulah tips solo traveling ke Korea dengan modal Rp8 juta sesuai dengan pengalaman saya, Bela. Tertarik ke Korea Selatan dalam waktu dekat?