Hubungan orang tua dan anak terkadang bisa cukup rumit. Misalnya, saat orang tua nggak mampu untuk mengelola emosi saat menghadapi masa-masa sulit, anak kerap kali jadi pelampiasan amarah mereka. Tak ayal, anak pun bisa jadi bertindak defensif dan bereaksi dengan agresif. Akibatnya, hubungan antara orang tua dan anak berpotensi merenggang.
Sebagai seorang anak, tentu bukan salahmu ketika kedua orang tuamu memarahi atau membentakmu tanpa alasan yang jelas. Kendati demikian, sebagai seorang anak, kamu perlu belajar cara untuk menahan emosi kepada orang tua agar tidak menuai konflik berkepanjangan.
Tentunya, menahan di sini bukan berarti mengacuhkan perasaan dan membiarkan orang tuamu bersikap kasar, akan tetapi mengajarimu cara agar kamu tidak menumpahkan emosi pada orang tua secara destruktif.
Yuk, langsung simak ulasan selengkapnya berikut ini.
1. Melakukan pernapasan dalam
Cara menahan emosi kepada orang tua yang pertama adalah dengan mulai menyadari napas dan melakukan pernapasan dalam.
Faktanya, menyadari napas dapat berpengaruh secara positif terhadap bagaimana kamu bereaksi terhadap sebuah situasi, sehingga mampu mengatur emosimu dengan lebih baik. Sebab, ketika kamu mulai memperlambat dan memperdalam napas, tubuhmu otomatis akan menjadi rileks yang dapat membuatmu berpikir lebih jernih dan merespons situasi dengan lebih bijak.
Jadi, saat situasi mulai memanas, cobalah untuk sejenak menyadari napas dan tarik napas melalui hidung dan keluarkan melalui mulut dengan lembut dan teratur. Apabila memungkinkan, kamu bisa menarik dan kemudian membuang napas masing-masing selama 5 hitungan sampai kamu merasa lebih rileks.
2. Salurkan emosi dengan menulis jurnal dan berolahraga
Menyalurkan emosi dengan menulis jurnal dan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, nyatanya bisa membantumu untuk menahan emosi kepada orang tua.
Jadi, mulailah meluangkan waktu sejenak dari orang tuamu dan uraikan perasaanmu. Tanyakan pada dirimu mengapa kamu merasa emosional kepada orangtuamu. Dengan mengungkapkan perasaan lewat kata-kata, dapat membantumu lebih mudah mengendalikan emosi dan menghilangkan perasaan negatif yang muncul.
Selain itu, menyalurkan emosi lewat olahraga dapat membantumu melepaskan ketegangan yang kamu rasakan akibat konflik dengan orang tuamu dengan cara yang lebih sehat. Nggak perlu memaksakan diri untuk melakukan olahraga yang terlalu intens kok, Bela, cukup dengan berjalan-jalan atau berlari di lapangan juga sudah sangat membantu.
3. Komunikasikan perasaanmu dengan jelas
Setelah kamu dan orang tuamu sudah sedikit lebih tenang, kamu bisa mulai mengungkapkan perasaanmu dengan nada yang jelas dan penuh hormat. Semakin baik kamu menjelaskan pikiran dan perasaanmu saat kejadian terjadi, semakin besar kecenderungan orang tuamu untuk memahami.
Pastikan untuk menggunakan kata "Aku..." sebelum memulai pembicaraan. Seperti, "Aku merasa nggak nyaman saat Ibu/Ayah membentakku tadi," "Aku merasa sedih waktu Ayah/Ibu menunjukkan jari ke arahku, aku jadi merasa tersudut," atau "Aku merasa bahwa dimarahi oleh Ayah/Ibu membuatku takut."
4. Beri jarak untuk sementara waktu
Nyatanya, menjauhkan diri sementara waktu dari sikap orang tua yang membuatmu emosional adalah cara terbaik agar kamu nggak bereaksi secara agresif. Maka, ketika mereka memarahi atau meneriakimu, jauhkan diri dari situasi tersebut untuk sementara waktu. Ingatkan diri bahwa reaksi agresif yang ditunjukkan oleh orang tuamu itu kemungkinan besar berasal dari tumpukkan masalah pribadi yang mereka pendam.
Daripada memasukkan kata-kata menyakitkan orang tuamu ke dalam hati, sadari kalau mereka sedang mengalami kesulitan dan sayangnya orang tuamu belum mampu mengelola emosinya dengan baik. Dengan begitu, maka akan jauh lebih mudah untuk menilai reaksi mereka dengan welas asih, alih-alih ikut terpancing emosi.
Kemudian, saat situasi mulai membaik, kamu boleh, kok, menyampaikan batasan kepada mereka, seperti memberi tahu orang tuamu kalau kamu nggak suka diperlakukan seperti itu dan meminta mereka untuk tidak melakukan hal tersebut di masa depan.
5. Validasi perasaan orang tuamu
Selanjutnya, belajarlah untuk memvalidasi perasaan kedua orang tuamu. Mungkin akan cukup sulit di awal mengingat kamulah yang menjadi korban atas ketidakmampuan mereka dalam mengelola emosi. Namun, saat kamu sudah melakukan poin-poin sebelumnya dengan baik, maka akan jauh lebih mudah bagimu untuk mengakui perasaan mereka.
Ingatlah bahwa memvalidasi perasaan orang tua bukan berarti membenarkan sikapnya yang merugikan kamu lho, Bela. Akan tetapi, ini menunjukkan kalau kamu peduli dengan perasaan kedua orang tuamu.
6. Belajar untuk memaafkan mereka
Cara menahan emosi kepada orang tua yang terakhir adalah dengan belajar memaafkan mereka.
Memaafkan bukan berarti melupakan kejadian yang membuatmu sakit hati atas sikap orang tuamu, tetapi membantumu untuk membebaskan diri dari amarah yang dapat berakibat negatif pada kehidupanmu. Kamu juga nggak perlu merasa terburu-buru untuk memaafkan orang tuamu, sebab memaafkan juga membutuhkan proses yang panjang.
Tetapi, kamu bisa memulainya dengan memvalidasi perasaanmu dan kemudian melihat keadaan orang tuamu dari sudut pandang yang penuh kasih. Selanjutnya, doakan diri sendiri untuk mendapatkan kemudahan memaafkan orang tuamu dan doakan juga mereka agar Tuhan segera mengangkat kesulitan dan beban yang mereka pikul selama ini.
Jadi itulah 6 cara menahan emosi kepada orang tua yang perlu kamu ketahui. Semoga artikelnya bermanfaat untukmu ya, Bela!