12 Film Korea Tersedih Tentang Pengorbanan Ibu, Bikin Hati Pilu!

Film ini mengambil latar dari tragedi terkelam yang dialami oleh Korea Selatan, yakni tenggelamnya kapal feri Siwol pada 2014 silam. Peristiwa naas yang merenggut 304 nyawa penumpang ini, kebanyakan mengangkut anak-anak SMA dalam perjalana wisata. 

Film dokumenter ini mengajak penonton menyelami kisah pasangan Jung Il dan Soon Nam yang berjuang menerima bahwa anaknya telah tiada karena menjadi salah satu korban dari peristiwa naas tersebut. Bahkan, Soon Nam, karakter ibu yang diperankan oleh Jeon Do Yeon kerap mengalami halusinasi bahwa anaknya masih ada dan membeli busana terbaik untuk anaknya, berharap sang anak masih bisa memakainya nanti.

Keluarga ini juga masih sering merayakan ulang tahun sang anak laki-laki yang telah meninggal dunia itu. Butuh waktu dan perjuangan lebih untuk Jung Il dan Soon Nam bisa menerima kepergiaan sang anak. Sedih banget pas nonton, Bela.

Apalagi, film ini menerima penghargaan bergengsi dari Cannes' Critics Prize, lho. Bagi yang belum menonton, wajib banget buat nonton, nih!

Tidak ada satu pun ibu yang ingin kehilangan anaknya, terlebih kehilangannya diculik ole seorang pengasuh yang dipercaya. Rasanya pasti sakit hati luar biasa, Bela.

Nah, film Missing ini mengangkat kisah perjuangan seorang ibu dalam menemukan anaknya yang diculik. Di tengah usaha pencariannya, Ji Sun (Uhm Ji Won) menemukan fakta tidak terduga dari sang pengasuh anaknya saat ia menelusuri jejak masa lalu sang pengasuh.   

Selain diajak mengetahui perjuangan seorang ibu, film ini juga secara gamblang menggambarkan betapa besarnya kisah kasih seorang ibu saat merawat anak meski disibukkan dengan segala macam aktivitas lainnya. Tidak hanya itu, Ji Sun sampai rela memberikan apa yang dia punya agar bisa bertemu dengan sang anak lagi. Duh, berderai air mata, deh!

Memiliki pasangan saja sudah cukup berat dijalani sebagai seorang ibu, apalagi harus menjadi sosok yang single fighter dalam menjalani peran ibu. Luar biasa pasti energi yang harus dikeluarkan, ya, Bela. 

Film ini bercerita tentang Hyun Sook (Kim Hee Ae) yang merupakan sosok ibu tunggal dengan kedua anaknya yang masih sekolah dan beranjak remaja. Namun, sebuah peristiwa tidak menyenangkan terjadi, sang putri yang berusia 14 tahun mengambil jalan pintas dengan bunuh diri. 

Meski kehilangan sang putri, Hyun Sook berusaha tegar dan meneruskan hidup dengan putri sulungnya. Tetapi, di balik ketegarannya, tersimpan sekelumit rasa bersalah dan kerinduan teramat dalam dari Hyun Suk terhadap sang anak yang sudah tiada itu.  

"Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang jalan". Pepatah itu mungkin ada benarnya saat menonton film Korea yang satu ini, karena film ini menggambarkan tentang kasih sayang seorang ibu yang tidak pernah ada habisnya. 

Berkisah tentang seorang ibu yang menyayangi dan mencintai anak perempuannya bernama Ji Suk yang kerap marah ke ibunya karena berbagai hal. Meski sering mendapat omelan dari sang anak, sang ibu tidak pernah memiliki dendam atau kebencian kepada anaknya. Justru bagi sang ibu, kehadiran Ji Suk sangat berarti di hidupnya. Menonton film ini membuat kita berpikir untuk tidak menyakiti hati para orang tua, terutama ibu. 

Film gubahan dari manga Jepang ini berkisah tentang Hye Won yang memilih untuk kembali ke kampung halamannya, di pedesaan setelah mengalami kegagalan dan kekecewaan besar saat berusaha mengejar mimpi di perkotaan. 

Siapa yang menyangka saat kembali rumah kecilnya itu, ia justru merasakan ketenangan dan kebahagiaan. Meski terlihat bahagia, ada hal yang tidak bisa ia lupakan yakni kepergian sang ibu dari rumah saat Hye Won akan berkuliah di kota, dan itu pula yang membuat ia merindukan sosok sang ibu. 

Melakukan tindakan kriminal terhadap sang suami yang kerap menyiksanya, membuat Jonghye (Yunjim Kim) harus mendekam di penjara saat hamil. Mau tidak mau, ia harus melahirkan di dalam penjara. 

Saat anaknya tumbuh besar dan diberi nama Min Woo. Kenyataan pahit kembali diterima Jonghye ketika ia harus berpisah dengan sang anak. Min Woo harus keluar dari penjara dan memiliki seorang ibu asuh yang baru. 

Pasca kepergian Min Woo, Jonghye kerap menangis dan merasa hari-harinya sangat hampa. Kesedihan mendalam yang dirasakan oleh Jonghye menggambarkan betapa luar biasa besarnya kasih seorang ibu yang terpisah dari sang anak. 

Diangkat dari kisah nyata yang menmenimpa Jang Min Jeong pada 2004 lalu, film ini menggambarkan seorang ibu muda yang diperankan oleh Jeon Do Yeon. Bermula dari kematian dari seorang teman suaminya, yang menggunakan nama sang suami, rumah dan harta benda mereka pun disita, ia harus menjalani hidup tanpa uang. 

Hingga sebuah pekerjaan kurir barang mengantarkan dirinya ke penjara. Ia mendapat tawaran untuk mengantarkan barang yang disangka perhiasaan, ternyata malah barang haram. Karena terdesak keuangan, ia menerima pekerjaan tersebut. Semakin miris, saat ia harus diadili dan ditahan di Prancis tanpa bantuan dari negaranya. 

Selain itu, ia juga harus berjuang menahan rindu dengan anaknya, mencari cara agar bisa kembali ke rumah dan berkumpul dengan sang anak. Dijamin, mewek banget!

Dibintangi oleh D.O 'EXO', film ini diangkat dari kisah nyata di tahun 2007 di mana banyak kasir sebuah supermarket yang terkena PHK. Salah satu yang terkena PHK adalah Sun Hee, seorang ibu yang harus membesarkan kedua anaknya. 

Meski telah bekerja sebagai pegawai kontrak selama lima tahun, ia tidak kunjung diangkat sebagai pegawai tetap. Ketidakadilan dan desas-desus PHK yang kian kencang membuat ia berinisiatif untuk ikut dalam serikat pekerja yang memperjuangan hak mereka. Duh, perjuangan ibu dalam memberikan yang terbaik buat sang anak memang tiada duanya, ya, Bela. 

Kejadian salah tangkap membuat sang putra, DO Joon yang mengalami keterbelakangan mental harus mengalami dugaan pembunuhan seorang pelajar. Namun, naluri seorang ibu mengatakan bahwa putranya tidak bersalah. 

Sayang, data yang dimiliki oleh pihak kepolisian sangat memberatkan sang putra. Perjuangan sang ibu pun dimulai untuk bisa membebaskan sang anak dari penjara atas tuduhan keliru tersebut. 

Bahkan, sang ibu sampai menyewa pengacara termahal, tapi malah tidak mendapat pelayanan yang sesuai harapan. Situasi makin genting ketika sang anak telah menandatangani BAP yang dibuat oleh polisi. 

Dari film ini, terlihat segala macam upaya bakal dikerahkan oleh ibu agar sang anak tidak mengalami kondisi yang tidak mengenakkan. Pengorbanan ibu di kondisi apa pun patut diacungi jempol, Bela.

Menderita kanker stadium akhir dan memiliki seorang putra berkebutuhan khusus membuat Ae Soon mencari cara untuk mempersiapkan perpisahannya dengan sang putra. 

Walau sudah cukup tua, Ae Soon tidak letih untuk mengurus sang putra yang berkebutuhan khusus, bahkan dengan sangat telaten dan sabar ia mengajari sang putra berbagai hal. Tidak hanya berjuang untuk sang anak, namun ia juga berjuang untuk mengurus dirinya sendiri di masa lansia.

Film ini menjadi film Korea tersedih yang menghadirkan detik-detik kepergian Ae Soon meninggalkan In Kyo, sang anak. Penonton pasti nggak bakal berhenti menitikkan air mata, deh!

Sibuk dengan pekerjaanya sebagai seorang perancang busana pengantin, Seo Go Eun yang memiliki seorang anak perempuan sempat abai dengan kondisi putri semata wayangnya itu. Hingga, sebuah penyakit mematikan yang memvonis dirinya, menyadarkan pentingnya menghabiskan waktu bersama sebelum semuanya berakhir dan menyesal. 

Kenyataan pahit itu membuat Go Eun memilih buat menghabiskan waktu sepenuh bersama So Ra, sang anak. Di tengah waktu bersamanya, ia juga berupaya untuk menyembunyikan penyakit kronisnya itu dari sang anak agar anaknya tidak merasa sedih.

Meski pada akhirnya, So Ra pun mengetahui kondisi kritis dari sang ibu. Sebelum meninggalkan So Ra, Go Eun memberikan kado terakhir spesial untuk So Ra agar bisa dipakai di hari pernikahannya kelak, yakni sebuah gaun pengantin buatannya. 

Itulah 12 film Korea tersedih tentang pengorbanan ibu. Dari film-film tersebut banyak banget pelajaran yang bisa diambil, terutama ketangguhan seorang ibu di situasi apa pun. Dari film di atas, mana yang menjadi favorit kamu, Bela?