Jatuh cinta merupakan perasaan manusiawi yang pasti pernah dirasakan oleh semua orang. Namun, adakalanya perasaan cinta itu justru disalahartikan menjadi sekadar nafsu belaka. Contohnya, ketika seseorang meminta pembuktian cinta dengan cara meminta pasangannya berhubungan seks sebelum menikah.
Saat jatuh cinta, kita memang cenderung ingin semakin dekat dengan pasangan. Namun, berhubungan seks sebelum menikah tentu memiliki risiko besar dan harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Selain itu, rendahnya pendidikan seks membuat banyak anak muda menjadi generasi yang rentan terhadap infeksi menular seksual serta kehamilan yang tidak direncanakan.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh DKT Indonesia pada tahun 2019 dengan melibatkan 500 responden anak muda berusia 15–24 tahun di tujuh kota besar Indonesia, diketahui bahwa 70% dari mereka sudah pernah melakukan kontak fisik, mulai dari berpegangan tangan dan berpelukan. Sementara 19% dari mereka mengaku pernah melakukan hubungan seksual. Melihat fenomena tersebut, Fiesta Condoms berkolaborasi dengan Berani Berencana dan Podkesmas Asia Network menyelenggarakan webinar dengan tema “Apa Perlu Bercinta, Biar Cinta?”. Ingin tahu jawabannya? Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
1. Kenali pasangan lebih dekat
Cinta dan nafsu memang dua hal yang sulit dibedakan. Ketika seseorang jatuh cinta, pasti selalu ada dorongan seksual yang membuat kedua pasangan ingin semakin dekat satu sama lain. Zola Yoana, Certified Matchmaker & Relationship Science-Based Coach dalam webinar Fiesta Condoms menjelaskan, agar tak terjebak dalam hubungan yang dilandasi oleh nafsu, hal pertama yang perlu dilakukan ialah kenali pasanganmu lebih dekat sebelum melangkah terlalu jauh.
“Apabila kamu mulai menjalin hubungan, lebih baik pertama kenali orangnya secara lebih dekat, dimulai dengan cari tahu life value dan kesamaan visi misi kehidupan kamu sejalan atau tidak, baru pengenalan tentang seksual compabitility terakhir,” ujar Zola Yoana.
2. Bercinta butuh persetujuan dari kedua belah pihak
Berhubungan seks sebelum menikah tentu memiliki risiko yang sangat besar. Sebab, tidak ada jaminan bahwa pasangan itu akan langgeng selamanya meskipun sudah pernah tidur bersama. Bahkan, banyak ditemukan kasus seseorang terjebak dalam toxic relationship, di mana ia terpaksa menuruti keinginan pasangannya untuk berhubungan seks karena terlalu cinta dan takut ditinggalkan. Padahal, bercinta seharusnya dilakukan dengan tanggung jawab dan persetujuan dari kedua belah pihak.
“Masih banyak anak muda Indonesia yang belum mengerti pentingnya kesehatan reproduksi dalam sebuah relationship, serta belum bisa membedakan antara cinta dan nafsu sehingga beberapa dari mereka seringkali terjebak dalam hubungan yang toxic. Untuk itu, kami ingin memberikan insight guna mengatasi problema relationship bagi kaum Gen-Z melalui webinar ini,” ungkap Brand Manager Fiesta Condoms, David Dwi Santoso.
3. Harus sadar akan konsekuensinya
Setiap tindakan tentu memiliki risiko, terutama ketika seseorang ingin melakukan hubungan seks sebelum menikah. Zoya Amirin, M.Psi., FIAS. selaku Clinical Sexologist yang menjadi narasumber dalam webinar ini menjelaskan bahwa bercinta harus dilakukan dengan kesadaran penuh akan konsekuensinya.
“Poin pentingnya adalah bahwa apa pun tindakan yang dilakukan, kamu harus melakukannya karena pilihan, tindakan yang kamu buat sendiri dengan kesadaran penuh akan konsekuensinya. Dengan cara ini, kamu akan lebih mampu membangun tanggung jawab pribadi. Dan jangan pernah melakukan hubungan seksual sebelum siap secara emosi atau fisik,” tutur Zoya Amirin.
4. Gunakan kondom
Anak muda merupakan salah satu generasi yang berisiko tinggi dan rentan terhadap infeksi menular seksual serta kehamilan yang tidak direncanakan. Untuk itu, Zoya Amirin berpesan untuk selalu mempraktikkan safe sex dengan menggunakan alat kontrasepsi saat bercinta.
“Kalau pun memang memutuskan untuk sexually active, selalu praktikkan safe sex ketika melakukan hubungan seksual dengan menggunakan kondom sebagai satu-satunya kontrasepsi yang juga melindungi kamu dari infeksi menular seksual,” ucapnya.
5. Cinta yang sehat tidak dibuktikan dengan hubungan seks
Cinta dan nafsu adalah dua hal yang berbeda. Bagaimana pun, cinta yang sehat bukan dibuktikan dengan bercinta. Menurut Robert J Sternberg, ada tiga komponen yang bermain ketika seseorang jatuh cinta, yakni intimacy, passion, dan commitment. Jika ketiganya tidak selaras, maka sulit bagi seseorang mendapatkan cinta yang sehat.
“Dengan adanya webinar ini, kita ingin menginspirasi generasi muda bahwa ternyata cinta tidak perlu dibuktikan dengan bercinta. Selain itu, merupakan hak dan tanggung jawab dari masing-masing pihak untuk menjaga kesehatan seksual reproduksi dengan memilih perilaku seks aman dan sehat di mana salah satunya dengan penggunaan kondom,” tutup Brand Manager Fiesta Condoms, David Dwi Santoso.