Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Alasan Manusia Suka Ciuman, Ini 5 Fakta Berdasarkan Sains & Sejarah

Sudah dipraktikkan sejak ribuan tahun yang lalu

Andhina Wulandari Effendi

Alasan manusia berciuman bisa berkaitan dengan bagaimana kita, sebagai manusia, mengadopsi perilaku tersebut. Contohnya saja, saat kita mengonsumsi gula, ada hormon kimia yang dikenal sebagai dopamin, yang memberikan perasaan senang, dilepaskan di otak kita. Sama dengan ciuman yang juga mengaktivasi hormon tersebut di otak.

Namun tentu saja, alasan manusia suka ciuman lebih kompleks daripada itu. Untuk memahaminya, berikut ini adalah fakta yang membuat manusia suka berciuman berdasarkan sains dan sejarah.

1. Ciuman sudah dikenal selama ribuan tahun

Sapiens.org

Bagaimana awal mula ciuman memang masih diragukan, tapi praktik tersebut telah didokumentasikan setidaknya selama 3.500 tahun. Antropolog Vaughn Bryant, seperti dilansir laman The Knot, menelusuri dokumentasi paling awal tentang perilaku romantis manusia, yaitu teks Weda Sanskerta dari Mahabharata, sekitar tahun 1500 SM. Dia juga mengacu pada Kama Sutra, yang merupakan panduan tertua tentang jenis ciuman.

2. Ciuman awalnya terjadi secara tak sengaja

Pexels.com/David Selbert

Masih menurut Vaughn Bryant, ciuman pertama yang dilakukan oleh manusia terjadi secara tak sengaja. Antara tahun 1000 hingga 1200 SM di India, ada pasangan yang saling berpelukan dan saling menyentuh hidung, ketika tak sengaja bibir mereka saling menyentuh. Dari situlah ciuman dikenal sebagai salah satu cara untuk menunjukkan rasa kasih sayang.

Namun, ada juga peneliti lainnya yang mengatakan bahwa awal mula ciuman terjadi karena alasan biologis, ketika manusia melihat binatang berinteraksi, seperti ketika burung memberi makan dengan menggunakan paruh atau mulutnya. Menurut Bryant, pada zaman itu ciuman masih belum umum dan baru menyebar ke wilayah Eropa ketika Alexander Agung menguasai daerah Punjabi di India pada 326 SM.

3. Ciuman diduga menjadi penyebab penyebaran virus

Pexels.com/Tan Danh

Ada pula catatan sejarah yang menyebutkan bahwa ciuman berkontribusi langsung pada penyebaran penyakit, seperti virus herpes tipe satu. Kaisar Romawi Tiberius bahkan berusaha melarang praktik tersebut, tapi sayangnya tidak berhasil. 

4. Ciuman sempat dihindari di masa pandemi COVID-19

Katerina Holmes/Pexels

Praktik ciuman, bahkan sentuhan pada umumnya, sempat dihindari di masa pandemi COVID-19. Banyak orang-orang yang memiliki online dating atau berkencan secara daring untuk memenuhi kebutuhan afeksi tanpa harus bersentuhan. 

Namun ternyata, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa kurangnya sentuhan dengan orang-orang terdekat, bisa itu berupa ciuman, pelukan, atau belaian dari orang terkasih, baik keluarga maupun teman, dapat meningkatkan kecemasan dan rasa kesepian.

5. Ciuman punya peranan penting dalam kesehatan mental dan fisik

pexels.com/Lucas Fonseca

Intinya, sentuhan fisik merupakan sebuah aspek yang diperlukan dalam hubungan, yang bisa membuat seseorang merasa dekat. Sebuah pelukan sederhana, misalnya, yang dilakukan kepada teman, keluarga, atau orang-orang terdekat, memiliki banyak manfaat kesehatan.

Sejumlah penelitian juga menyebutkan bahwa sentuhan antara manusia memiliki dampak positif terhadap kesehatan mental dan fisik, dari sejak kecil hingga tumbuh dewasa. Sentuhan fisik melepaskan oksitosin dalam tubuh, yang merupakan hormon kuat yang bertindak sebagai neurotransmitter di otak. Oksitosin memberikan efek anti-stres pada tubuh, termasuk di antaranya menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kortisol, serta mendorong pertumbuhan dan penyembuhan.

IDN Channels

Latest from Sex