Banyak orang percaya bahwa perempuan cenderung lebih emosional setelah berhubungan seks dibandingkan dengan para lelaki. Ini karena dalam hubungan pernikahan, perempuan dianggap lebih ekspresif dan terbuka daripada laki-laki. Seperti halnya ketika sedang sedih dan kecewa, mereka akan terlihat murung atau menangis.
Sedangkan laki-laki tampak lebih stabil dan tak terlalu terlihat dengan kentara perubahan emosinya, bahkan pasca bercinta sekalipun! Namun, apakah anggapan tersebut benar adanya? Simak penjelasan selengkapnya versi Popbela berikut.
Perempuan lebih emosional memang dapat dibuktikan secara ilmiah
Anggapan di luar sana yang menyatakan bahwa perempuan lebih emosional dibandingkan dengan para laki-laki memang benar adanya dan dapat dibuktikan secara ilmiah, lho. Berdasarkan sebuah penelitian yang dipublikasikan di Sage Journals, perempuan dikatakan lebih banyak menggunakan ekspresi wajah guna menunjukkan perasaannya--termasuk sesaat setelah berhubungan seks dengan pasangan!
Perempuan dikatakan akan lebih banyak tersenyum dan sumringah jika hasrat seksualnya dapat terpuaskan. Sedangkan, jika perempuan kurang menikmati sesi bercintanya dengan pasangan, besar kemungkinannya ia akan menangis dan menunjukkan ekspresi wajah kecewa.
Tetapi, hal yang sama dinilai tidak terjadi pada kebanyakan laki-laki! Laki-laki dianggap lebih mampu mengontrol emosinya, agar tak terlalu terlihat dengan kentara perubahan suasana hatinya.
Penyebab perempuan cenderung lebih emosional
Ternyata, ada alasan biologis di balik fakta bahwa perempuan cenderung lebih emosional setelah berhubungan seks ketimbang laki-laki! Hal ini berkaitan dengan hormon oksitosin yang akan dilepaskan selama aktivitas seks berlangsung sampai saat orgasme.
Hormon itu apabila bertemu dengan hormon esterogen dalam diri perempuan efeknya akan meningkatkan perasaan emosional. Misalnya, seperti jadi lebih terhubung dengan pasangan atau lebih sering tersenyum, serta menunjukkan ekspresi wajah senang ketika hasrat seksualnya terpuaskan.
Meski begitu, anggapan bahwa perempuan lebih emosional daripada laki-laki juga turut mendapatkan pengaruh dari faktor-faktor lainnya, seperti norma-norma di masyarakat. Banyak orang percaya bahwa perempuan menangis itu wajar, sementara pada laki-laki berlaku sebaliknya. Sehingga, mayoritas lelaki tumbuh dengan keyakinan kuat untuk tak menangis walau permasalahan yang dihadapinya terlampau berat.
Sebaliknya, perasaan laki-laki mudah menurun dan redup
Berlainan dengan perempuan, reaksi hormon oksitosin ketika bertemu dengan hormon testosteron yang dihasilkan oleh tubuh laki-laki justru dapat membuat perasaan mereka perlahan-lahan menurun hingga redup.
Jadi, nggak mengherankan jika kebanyakan laki-laki cenderung kurang ekspresif dalam mengutarakan perasaannya, terutama setelah berhubungan seks. Sebagai alternatif, ambil inisiatif untuk mengajaknya bincang-bincang santai usai bangun dari tidur, ya.
Laki-laki juga bisa emosional setelah berhubungan seks
Walaupun nggak menunjukkan perasaannya secara gamblang seperti perempuan, laki-laki dapat pula terlihat emosional setelah berhubungan intim dengan pasangan, lho. Melansir Journal of Sex & Marital Therapy, bahkan laki-laki bisa mengalami trauma dan menangis pasca terlibat dalam aktivitas seksual yang buruk.
Jadi, enyahkan dengan segera pemikiran bahwa para lelaki tak pernah melibatkan sisi emosionalnya sama sekali, ya. Percayalah, mereka pandai menyembunyikan segala sesuatunya dengan rapi untuk disimpan seorang diri!
Cara agar tidak emosi berlebihan setelah bercinta
Hal terpenting yang perlu kamu ingat dan tanamkan terus menerus dalam diri adalah, laki-laki dan perempuan itu jelas berbeda. Oleh karenanya, alih-alih menjadikan perbedaan tersebut sebagai penghalang dalam hubungan pernikahan kamu, berbesar hatilah untuk menerima dan mengerti. Ada kalanya, kamu perlu mengalah dan nggak mengedepankan emosi semata, Bela.
Di samping itu, kamu dan pasangan harus memiliki keinginan yang sama untuk mengutamakan komunikasi di atas segalanya. Kamu bisa memulainya dengan membiasakan diri untuk terbuka dalam mengutarakan perasaanmu setelah berhubungan seksual sembari mendorongnya untuk melakukan hal yang sama.
Dengan begitu, takkan ada konflik terpendam yang berpotensi menghancurkan rumah tanggamu secara perlahan. Namun, apabila kamu dan pasangan tak kunjung menemukan titik terang, jangan ragu untuk segera membuat janji temu dengan psikolog atau konselor pernikahan, ya!