Surat Al-Waqi'ah merupakan salah satu surat yang dianjurkan untuk dibaca setiap pagi, karena memiliki banyak keutamaan. Dalam Al-Quran, Surat Al-Waqi'ah merupakan surat ke-56 dan terdiri dari 96 ayat.
Beberapa keutamaan dan manfaat Surat Al Waqiah ini adalah mendatangkan rezeki yang berlimpah, memperoleh kekayaan, dijauhkan dari kemiskinan, dan dipermudah tercabutnya roh ketika sakaratul maut.
Berikut ini bacaan surat Al Waqiah lengkap dengan latin, Arab beserta artinya yang dapat kamu gunakan untuk bacaan rutin setiap pagi.
Surat Al-Waqi'ah lengkap dan terjemahannya
إِذَا وَقَعَتِ ٱلْوَاقِعَةُ
Iżā waqa’atil-wāqi’ah
1. Apabila terjadi hari kiamat,
لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ
Laisa liwaq’atihā kāżibah
2. tidak seorang pun dapat berdusta tentang kejadiannya.
خَافِضَةٌ رَّافِعَةٌ
Khāfiḍatur rāfi’ah
3. (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain),
إِذَا رُجَّتِ ٱلْأَرْضُ رَجًّا
Iżā rujjatil-arḍu rajjā
4. apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya,
وَبُسَّتِ ٱلْجِبَالُ بَسًّا
Wa bussatil-jibālu bassā
5. dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya,
فَكَانَتْ هَبَآءً مُّنۢبَثًّا
Fa kānat habā`am mumbaṡṡā
6. maka jadilah ia debu yang beterbangan,
وَكُنتُمْ أَزْوَٰجًا ثَلَٰثَةً
Wa kuntum azwājan ṡalāṡah
7. dan kamu menjadi tiga golongan.
فَأَصْحَٰبُ ٱلْمَيْمَنَةِ مَآ أَصْحَٰبُ ٱلْمَيْمَنَة
Fa aṣ-ḥābul-maimanati mā aṣ-ḥābul-maimanah
8. Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu.
وَأَصْحَٰبُ ٱلْمَشْـَٔمَةِ مَآ أَصْحَٰبُ ٱلْمَشْـَٔمَةِ
Wa aṣ-ḥābul-masy`amati mā aṣ-ḥābul-masy`amah
9. Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu.
وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلسَّٰبِقُو
Was-sābiqụnas-sābiqụn
10. Dan orang-orang yang beriman paling dahulu,
أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلْمُقَرَّبُونَ
Ulā`ikal-muqarrabụn
11. Mereka itulah yang didekatkan kepada Allah.
فِى جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ
Fī jannātin-na’īm
12. Berada dalam jannah kenikmatan.
ثُلَّةٌ مِّنَ ٱلْأَوَّلِين
Sullatum minal-awwalīn
13. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,
وَقَلِيلٌ مِّنَ ٱلْءَاخِرِينَ
Wa qalīlum minal-ākhirīn
14. dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian
عَلَىٰ سُرُرٍ مَّوْضُونَةٍ
‘Alā sururim mauḍụnah
15. mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan permata,
مُّتَّكِـِٔينَ عَلَيْهَا مُتَقَٰبِلِينَ
Muttaki`īna ‘alaihā mutaqābilīn
16. seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan.
يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَٰنٌ مُّخَلَّدُونَ
Yaṭụfu ‘alaihim wildānum mukhalladụn
17. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda,
بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِّن مَّعِينٍ
Bi`akwābiw wa abārīqa wa ka`sim mim ma’īn
18. dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir,
لَّا يُصَدَّعُونَ عَنْهَا وَلَا يُنزِفُونَ
Lā yuṣadda’ụna ‘an-hā wa lā yunzifụn
19. mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk,
وَفَٰكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُونَ
Wa fākihatim mimmā yatakhayyarụn
20. dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih,
وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُونَ
Wa laḥmi ṭairim mimmā yasytahụn
21. dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.
وَحُورٌ عِينٌ
Wa ḥụrun ‘īn
22. Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli,
كَأَمْثَٰلِ ٱللُّؤْلُؤِ ٱلْمَكْنُونِ
Ka`amṡālil-lu`lu`il-maknụn
23. laksana mutiara yang tersimpan baik.
جَزَآءًۢ بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Jazā`am bimā kānụ ya’malụn
24. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.
لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلَا تَأْثِيمًا
Lā yasma’ụna fīhā lagwaw wa lā ta`ṡīmā
25. Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa,
إِلَّا قِيلًا سَلَٰمًا سَلَٰمًا
Illā qīlan salāman salāmā
26. akan tetapi mereka mendengar ucapan salam.
وَأَصْحَٰبُ ٱلْيَمِينِ مَآ أَصْحَٰبُ ٱلْيَمِينِ
Wa aṣ-ḥābul-yamīni mā aṣ-ḥābul-yamīn
27. Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu.
فِى سِدْرٍ مَّخْضُودٍ
Fī sidrim makhḍụd
28. Berada di antara pohon bidara yang tak berduri,
وَطَلْحٍ مَّنضُودٍ
Wa ṭal-ḥim manḍụd
29. dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya),
وَظِلٍّ مَّمْدُودٍ
Wa ẓillim mamdụd
30. dan naungan yang terbentang luas,
وَمَآءٍ مَّسْكُوبٍ
Wa mā`im maskụb
31. dan air yang tercurah,
وَفَٰكِهَةٍ كَثِيرَةٍ
Wa fākihating kaṡīrah
32. dan buah-buahan yang banyak,
لَّا مَقْطُوعَةٍ وَلَا مَمْنُوعَةٍ
Lā maqṭụ’atiw wa lā mamnụ’ah
33. yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya.
وَفُرُشٍ مَّرْفُوعَةٍ
Wa furusyim marfụ’ah
34. dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk.
إِنَّآ أَنشَأْنَٰهُنَّ إِنشَآءً
Innā ansya`nāhunna insyā`ā
35. Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung
فَجَعَلْنَٰهُنَّ أَبْكَارًا
Fa ja’alnāhunna abkārā
36. dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.
عُرُبًا أَتْرَابًا
‘Uruban atrābā
37. penuh cinta lagi sebaya umurnya.
لِّأَصْحَٰبِ ٱلْيَمِينِ
Li`aṣ-ḥābil-yamīn
38. (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan,
ثُلَّةٌ مِّنَ ٱلْأَوَّلِينَ
Sullatum minal-awwalīn
39. (yaitu) segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu.
وَثُلَّةٌ مِّنَ ٱلْءَاخِرِينَ
Wa ṡullatum minal-ākhirīn
40. dan segolongan besar pula dari orang-orang yang kemudian.
وَأَصْحَٰبُ ٱلشِّمَالِ مَآ أَصْحَٰبُ ٱلشِّمَالِ
Wa aṣ-ḥābusy-syimāli mā aṣ-ḥābusy-syimāl
41. Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu?
فِى سَمُومٍ وَحَمِيمٍ
Fī samụmiw wa ḥamīm
42. Dalam (siksaan) angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih,
وَظِلٍّ مِّن يَحْمُومٍ
Wa ẓillim miy yaḥmụm
43. dan dalam naungan asap yang hitam.
لَّا بَارِدٍ وَلَا كَرِيمٍ
Lā bāridiw wa lā karīm
44. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan.
إِنَّهُمْ كَانُوا۟ قَبْلَ ذَٰلِكَ مُتْرَفِينَ
Innahum kānụ qabla żālika mutrafīn
45. Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewahan.
وَكَانُوا۟ يُصِرُّونَ عَلَى ٱلْحِنثِ ٱلْعَظِيمِ
Wa kānụ yuṣirrụna ‘alal-ḥinṡil-‘aẓīm
46. Dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa besar.
وَكَانُوا۟ يَقُولُونَ أَئِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَٰمًا أَءِنَّا لَمَبْعُوثُونَ
Wa kānụ yaqụlụna a iżā mitnā wa kunnā turābaw wa ‘iẓāman a innā lamab’ụṡụn
47. Dan mereka selalu mengatakan: “Apakah bila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami akan benar-benar dibangkitkan kembali?
أَوَءَابَآؤُنَا ٱلْأَوَّلُونَ
A wa ābā`unal-awwalụn
48. apakah bapak-bapak kami yang terdahulu (juga)?”
قُلْ إِنَّ ٱلْأَوَّلِينَ وَٱلْءَاخِرِينَ
Qul innal-awwalīna wal-ākhirīn
49. Katakanlah: “Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian,
لَمَجْمُوعُونَ إِلَىٰ مِيقَٰتِ يَوْمٍ مَّعْلُومٍ
Lamajmụ’ụna ilā mīqāti yaumim ma’lụm
50. benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal.
ثُمَّ إِنَّكُمْ أَيُّهَا ٱلضَّآلُّونَ ٱلْمُكَذِّبُونَ
Summa innakum ayyuhaḍ-ḍāllụnal-mukażżibụn
51. Kemudian sesungguhnya kamu hai orang-orang yang sesat lagi mendustakan,
لَءَاكِلُونَ مِن شَجَرٍ مِّن زَقُّومٍ
La`ākilụna min syajarim min zaqqụm
52. benar-benar akan memakan pohon zaqqum,
فَمَالِـُٔونَ مِنْهَا ٱلْبُطُونَ
Fa māli`ụna min-hal-buṭụn
53. dan akan memenuhi perutmu dengannya.
فَشَٰرِبُونَ عَلَيْهِ مِنَ ٱلْحَمِيمِ
Fa syāribụna ‘alaihi minal-ḥamīm
54. Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas.
فَشَٰرِبُونَ شُرْبَ ٱلْهِيمِ
Fa syāribụna syurbal-hīm
55. Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum.
هَٰذَا نُزُلُهُمْ يَوْمَ ٱلدِّينِ
Hāżā nuzuluhum yaumad-dīn
56. Itulah hidangan untuk mereka pada hari Pembalasan”.
نَحْنُ خَلَقْنَٰكُمْ فَلَوْلَا تُصَدِّقُونَ
Naḥnu khalaqnākum falau lā tuṣaddiqụn
57. Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan?
أَفَرَءَيْتُم مَّا تُمْنُونَ
A fa ra`aitum mā tumnụn
58. Maka, terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan.
ءَأَنتُمْ تَخْلُقُونَهُۥٓ أَمْ نَحْنُ ٱلْخَٰلِقُونَ
A antum takhluqụnahū am naḥnul-khāliqụn
59. Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya?
نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ ٱلْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوقِينَ
Naḥnu qaddarnā bainakumul-mauta wa mā naḥnu bimasbụqīn
60. Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan,
عَلَىٰٓ أَن نُّبَدِّلَ أَمْثَٰلَكُمْ وَنُنشِئَكُمْ فِى مَا لَا تَعْلَمُونَ
‘Alā an nubaddila amṡālakum wa nunsyi`akum fī mā lā ta’lamụn
61. untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.
وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ ٱلنَّشْأَةَ ٱلْأُولَىٰ فَلَوْلَا تَذَكَّرُونَ
Wa laqad ‘alimtumun-nasy`atal-ụlā falau lā tażakkarụn
62. Dan Sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, maka mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang kedua)?
أَفَرَءَيْتُم مَّا تَحْرُثُونَ
A fa ra`aitum mā taḥruṡụn
63. Maka, terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam.
ءَأَنتُمْ تَزْرَعُونَهُۥٓ أَمْ نَحْنُ ٱلزَّٰرِعُونَ
A antum tazra’ụnahū am naḥnuz-zāri’ụn
64. Kamukah yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya?
لَوْ نَشَآءُ لَجَعَلْنَٰهُ حُطَٰمًا فَظَلْتُمْ تَفَكَّهُونَ
Lau nasyā`u laja’alnāhu huṭāman fa ẓaltum tafakkahụn
65. Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia hancur dan kering, maka jadilah kamu heran dan tercengang.
إِنَّا لَمُغْرَمُونَ
Innā lamugramụn
66. (Sambil berkata): “Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian”,
بَلْ نَحْنُ مَحْرُومُونَ
Bal naḥnu mahrụmụn
67. bahkan kami menjadi orang-orang yang tidak mendapat hasil apa-apa.
أَفَرَءَيْتُمُ ٱلْمَآءَ ٱلَّذِى تَشْرَبُونَ
A fa ra`aitumul-mā`allażī tasyrabụn
68. Maka, terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum.
ءَأَنتُمْ أَنزَلْتُمُوهُ مِنَ ٱلْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ ٱلْمُنزِلُونَ
A antum anzaltumụhu minal-muzni am naḥnul-munzilụn
69. Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya?
لَوْ نَشَآءُ جَعَلْنَٰهُ أُجَاجًا فَلَوْلَا تَشْكُرُونَ
Lau nasyā`u ja’alnāhu ujājan falau lā tasykurụn
70. Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?
أَفَرَءَيْتُمُ ٱلنَّارَ ٱلَّتِى تُورُونَ
A fa ra`aitumun-nārallatī tụrụn
71. Maka, terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan menggosok-gosokkan kayu).
ءَأَنتُمْ أَنشَأْتُمْ شَجَرَتَهَآ أَمْ نَحْنُ ٱلْمُنشِـُٔونَ
A antum ansya`tum syajaratahā am naḥnul-munsyi`ụn
72. Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya?
نَحْنُ جَعَلْنَٰهَا تَذْكِرَةً وَمَتَٰعًا لِّلْمُقْوِينَ
Naḥnu ja’alnāhā tażkirataw wa matā’al lil-muqwīn
73. Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir.
فَسَبِّحْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلْعَظِيمِ
Fa sabbiḥ bismi rabbikal-‘aẓīm
74. Maka, bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang Maha Besar.
۞ فَلَآ أُقْسِمُ بِمَوَٰقِعِ ٱلنُّجُومِ
Fa lā uqsimu bimawāqi’in-nujụm
75. Maka, Aku bersumpah dengan masa turunnya bagian-bagian Al-Quran.
وَإِنَّهُۥ لَقَسَمٌ لَّوْ تَعْلَمُونَ عَظِيمٌ
Wa innahụ laqasamul lau ta’lamụna ‘aẓīm
76. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui.
إِنَّهُۥ لَقُرْءَانٌ كَرِيمٌ
Innahụ laqur`ānung karīm
77. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia,
فِى كِتَٰبٍ مَّكْنُونٍ
Fī kitābim maknụn
78. pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),
لَّا يَمَسُّهُۥٓ إِلَّا ٱلْمُطَهَّرُونَ
Lā yamassuhū illal-muṭahharụn
79. tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.
تَنزِيلٌ مِّن رَّبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Tanzīlum mir rabbil-‘ālamīn
80. Diturunkan dari Rabbil ‘alamiin.
أَفَبِهَٰذَا ٱلْحَدِيثِ أَنتُم مُّدْهِنُونَ
A fa bihāżal-ḥadīṡi antum mud-hinụn
81. Maka, apakah kamu menganggap remeh saja Al-Quran ini?
وَتَجْعَلُونَ رِزْقَكُمْ أَنَّكُمْ تُكَذِّبُونَ
Wa taj’alụna rizqakum annakum tukażżibụn
82. Kamu mengganti rezeki (yang Allah berikan) dengan mendustakan Allah.
فَلَوْلَآ إِذَا بَلَغَتِ ٱلْحُلْقُومَ
Falau lā iżā balagatil-ḥulqụm
83. Maka, mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan,
وَأَنتُمْ حِينَئِذٍ تَنظُرُونَ
Wa antum ḥīna`iżin tanẓurụn
84. padahal kamu ketika itu melihat,
وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنكُمْ وَلَٰكِن لَّا تُبْصِرُونَ
Wa naḥnu aqrabu ilaihi mingkum wa lākil lā tubṣirụn
85. dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat,
فَلَوْلَآ إِن كُنتُمْ غَيْرَ مَدِينِينَ
Falau lā ing kuntum gaira madīnīn
86. maka, mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)?
تَرْجِعُونَهَآ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ
Tarji’ụnahā ing kuntum ṣādiqīn
87. Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?
فَأَمَّآ إِن كَانَ مِنَ ٱلْمُقَرَّبِينَ
Fa ammā ing kāna minal-muqarrabīn
88. adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),
فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّتُ نَعِيمٍ
Fa rauḥuw wa raiḥānuw wa jannatu na’īm
89. maka, dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta jannah kenikmatan.
وَأَمَّآ إِن كَانَ مِنْ أَصْحَٰبِ ٱلْيَمِينِ
Wa ammā ing kāna min aṣ-ḥābil-yamīn
90. Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan,
فَسَلَٰمٌ لَّكَ مِنْ أَصْحَٰبِ ٱلْيَمِينِ
Fa salāmul laka min aṣ-ḥābil-yamīn
91. maka, keselamatanlah bagimu karena kamu dari golongan kanan.
وَأَمَّآ إِن كَانَ مِنَ ٱلْمُكَذِّبِينَ ٱلضَّآلِّينَ
Wa ammā ing kāna minal-mukażżibīnaḍ-ḍāllīn
92. Dan adapun jika dia termasuk golongan yang mendustakan lagi sesat,
فَنُزُلٌ مِّنْ حَمِيمٍ
Fa nuzulum min ḥamīm
93. maka dia mendapat hidangan air yang mendidih,
وَتَصْلِيَةُ جَحِيمٍ
Wa taṣliyatu jaḥīm
94. dan dibakar di dalam jahannam.
إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ حَقُّ ٱلْيَقِينِ
Inna hāżā lahuwa ḥaqqul-yaqīn
95. Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar.
فَسَبِّحْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلْعَظِيمِ
Fa sabbiḥ bismi rabbikal-‘aẓīm
96. Maka, bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha Besar.
Waktu yang tepat membaca Surat Al-Waqi'ah
Surat Al-Waqi'ah lengkap dengan latin, Arab dan artinya di atas memiliki banyak keutamaan serta manfaat. Untuk mendapatkan keutamaan itu, beberapa hadis menyebutkan mengenai waktu terbaik membaca surat ini.
- Setiap malam hari
Abdullah bin Mas'ud menurut penjelasan para ulama mufassirin mengatakan bahwa ia mengajarkan amalan yang pernah diajarkan Rasulullah SAW kepadanya. Berikut adalah hadis riwayat Ibnu Mas'ud.
"Dari Ibnu Mas'ud, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda: Barang siapa membaca surat Al-Waqiah setiap malamnya, niscaya tidak akan tertimpa kemiskinan selamanya."
Selain itu, Ibnu Asakir juga menguatkan riwayat tersebut dengan hadis berikut ini.
"Barang siapa yang membaca surat Al-Waqi'ah setiap malam, niscaya tidak akan terkena kemiskinan selamanya."
- Saat salat subuh
Sementara itu, Imam Ahmad meriwayatkan dari Jabir Ibnu Samurah dan mengatakan bahwa Rasulullah SAW dalam salat subuhnya membaca surat Al-Waqi'ah dan surat-surat lainnya.
Jabir bin Samurah rodhiyallahu Anhu berkata: "Salat yang dikerjakan Nabi Muhammad seperti salat yang kalian kerjakan saat ini. Namun terkadang beliau meringankannya. Salat yang beliau kerjakan lebih ringan dari salat kalian. Dalam salat subuh kadang beliau membaca surah Al Waqi’ah dan yang sejenisnya."
Keutamaan dan manfaat membaca Surat Al-Waqi'ah
Sementara itu, keutamaan membaca surat Al-Waqi'ah latin, Arab dan artinya adalah sebagai berikut.
1. Melindungi dari kefakiran atau kemiskinan
Keutamaan membaca surat ke-56 dalam Al-Quran ini yang pertama adalah terhindar dari kefakiran. Keutamaan tersebut terdapat dalam hadis riwayat Ibnu Abbas r.a sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut.
"Barangsiapa yang membaca surat Al Waqi’ah setiap malam maka dia tidak akan jatuh miskin selamanya. Dan barangsiapa setiap malam membaca Surat Al Qiyamah maka dia akan berjumpa dengan Allah di hari kiamat sedangkan wajahnya bersinar layaknya rembulan di malam purnama." (HR. Ahmad)
2. Mendapat limpahan rezeki
Dalam hadis lainnya, surat Al-Waqiah bisa mendatangkan rezeki. Hal tersebut terdapat dalam hadis riwayat Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Surat Al Waqiah adalah surat kekayaan, maka bacalah dan ajarkanlah kepada anak-anakmu." (HR. Ad-Dailamiy)
3. Menghindarkan dari sifat lalai
Surat Al-Waqi'ah di antaranya berisi bahwa Allah SWT yang berkuasa di dunia dan akhirat. Tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan hari Kiamat.
Oleh karena itu, membaca surat ini menghindarkan kita dari sifat lalai karena menambah iman kita kepada-Nya. Ubay bin Ka'ab juga berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda.
”Barang siapa yang membaca surat Al-Waqi’ah, ia akan dicatat tidak tergolong pada orang-orang yang lalai.”
4. Mengetahui keindahan surga-Nya
Ayat di dalam surat Al-Waqi'ah juga menjelaskan mengenai sifat dan keindahan surga. Hal itu di antaranya terdapat dalam ayat 30 yang berbunyi wa dzillim mamduud artinya naungan yang terbentang luas.
5. Mengingat akan kematian
Sebagai salah satu takdir Allah SWT, kematian tidak bisa diprediksi. Maka dari itu, surat ini bisa menjaga kita untuk selalu mengingat kematian dan memperbaiki diri. Sebab, di dalamnya terdapat peringatan tentang kematian, di antaranya dalam ayat 85 berikut yang artinya
"Dan kami lebih dekat kepada kamatian itu namun kalian tidak melihatnya."
Itulah tadi bacaan Surat Al Waqiah lengkap dengan latin, Arab dan artinya. Semoga kita yang rutin membacanya akan selalu mendapat keberkahan dari Allah SWT.