Primbon sampai saat ini masih menjadi sebuah kepercayaan bagi masyarakat Jawa. Banyak dari mereka menjadikan hal ini sebagai pedoman kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pernikahan.
1. Menikah di bulan Suro dan Muharram
Kedua bulan ini menjadi larangan pengantin menurut primbon Jawa, karena dianggap sebagai waktu keramat untuk membuat hajatan. Dikutip dari kitab primbon, seseorang yang melanggarnya akan ditimpa musibah.
Beberapa hal buruk seperti pertengkaran atau bencana finansial disebut-sebut akan menghampiri pasangan yang menikah di bulan Suro atau Muharram. Maka dari itulah, tak sedikit masyarakat yang mencari hari terbaik untuk sebuah pernikahan.
2. Menyetir sendiri
Larangan pengantin menurut primbon Jawa yang selanjutnya adalah menyetir sendiri. Biasanya setelah lamaran, calon pengantin akan mendapatkan bantuan seseorang untuk menjadi supir ketika berkendara.
Kendaraan apa pun, baik motor atau mobil tetaplah menjadi pantangan. Larangan ini muncul karena banyaknya kasus calon pengantin yang mengalami kecelakaan sebelum menikah.
3. Berlayar di perairan
Melakukan perjalanan di perairan juga termasuk dalam larangan pengantin menurut primbon Jawa. Pasalnya, parah leluhur meyakini bahwa ini akan berbahaya bagi keselamatan orang yang ingin menikah. Jadi kalau tidak mendesak, sebaiknya hindari hal seperti ini.
4. Membunuh hewan
Sering dianggap sepele, membunuh hewan yang menganggu sekalipun rupanya termasuk larangan pengantin menurut primbon Jawa. Meski dilakukan secara tidak sengaja, tapi akan mendapatkan dampak buruk.
Oleh karena itu, para calon pengantin jangan sampai menyiksa hewan pada 15 hari sebelum pernikahan. Sebab, hal ini dipercaya sebagai simbol untuk menjaga keselamatan diri.
5. Tidak boleh bertemu pasangan
Tradisi ini dikenal sebagai pingitan, yaitu ketika calon pengantin lelaki dan perempuan tidak diperbolehkan bertemu sebelum hari pernikahan. Diyakini bahwa cara ini dapat menjaga pesona calon pengantin serta membantu menghindari rasa jenuh dalam pernikahan.
6. Mendaki gunung
Melansir dari laman Web Nikah, berdasarkan kepercayaan masyarakat Jawa bahwa gunung dianggap sebagai tempat yang memiliki energi gaib. Hal ini karena tempat tersebut dihuni oleh makhluk tak kasat mata.
Karena itu, dikhawatirkan calon pengantin yang berkunjung ke sana bisa terpengaruh atau bahkan mengalami gangguan dari sosok gaib, yang dapat berdampak kurang baik menjelang pernikahan mereka.
Itulah tadi pembahasan tentang larangan pengantin menurut Primbon Jawa yang perlu kamu ketahui.