Kamu menemukan sosok yang sangat menakjubkan dan terasa begitu pas di hati? Jangan terlalu cepat mengambil langkah, ya. Apabila ternyata, si dia belum lama ini mengalami perpisahan yang buruk dari hubungan yang sebelumnya. Kamu perlu memperhatikan beberapa hal di bawah ini untuk melindungi diri sendiri. Karena faktanya, nggak semua orang yang baru saja putus cinta siap untuk hubungan yang baru, lho.
Menyimpan luka lama seorang diri dan berharap dalam hati bahwa orang lain dapat menyembuhkan bukanlah solusi dari permasalahan ini. Justru, kamu dan pasangan harus saling terbuka serta jujur dalam berkomunikasi. Sehingga, harapan satu sama lain akan hubungan dapat tersampaikan dengan baik. Dalam hubungan, kamu berhak untuk merasa dihargai dan diterima sepenuhnya, Bela.
1. Apabila si dia terus membicarakan hal negatif tentang mantannya, mungkin pasangan kamu belum 100% move on
Jika pasangan kamu terus membicarakan mantannya pada beberapa kesempatan. Itu artinya, si dia masih menempati banyak ruang di pikiran pasangan kamu. Hal ini adalah salah satu pertanda yang cukup serius!
Apalagi, ketika pasangan kamu kerap membicarakan hal-hal buruk tentang masa lalunya. Barangkali si dia belum benar-benar selesai dengan hubungannya terdahulu. Padahal, untuk menjalani cinta yang baru, seseorang perlu move on dari masa lalu agar dapat saling membahagiakan pasangannya saat ini.
2. Memutuskan masuk ke hubungan baru secara cepat mungkin jadi pertanda ada masalah yang belum terselesaikan
Biasanya, seseorang yang baru saja mengalami putus cinta akan lebih berhati-hati untuk melangkah dan kembali berhubungan dengan orang lain. Bahkan, beberapa yang lain benar-benar menghindari komitmen hingga akhirnya dapat sembuh dari luka hati.
Namun, apabila secara tiba-tiba mereka terlalu bersemangat untuk menjalin hubungan yang serius dengan orang lain. Mungkin, ini adalah salah satu pertanda yang harus kamu waspadai pula. Jangan-jangan, cinta yang baru ini hanyalah bagian dari rebound alias pelarian.
3. Kode atau sinyal campuran dapat menunjukkan adanya motif tersembunyi
Dalam hal ini, pola perilaku pasangan yang tidak konsisten menjadi kunci. Mungkin, si dia dapat menjadi orang yang paling lembut dan romantis di awal hubungan. Namun, apabila seiring berjalannya waktu kehangatannya mulai memudar. Inilah yang harus kamu pertanyakan padanya, Bela.
Bisa jadi, segala hal yang ia lakukan untukmu adalah caranya untuk memperbaiki kesalahannya di masa lalu. Hal tersebut memang bagus. Tetapi, akan lebih baik jika motifnya bertindak romantis dan hangat kepadamu adalah ketulusannya untuk benar-benar membuatmu merasa istimewa, bukan?
4. Cemas akan perpisahan menunjukkan bahwa si dia masih punya luka yang harus disembuhkan
Hubungan yang didasarkan oleh niat untuk rebound alias pelarian, biasanya, memicu gaya kelekatan yang cenderung mengarah pada kecemasan. Perilaku yang muncul pun kerap kali ditandai oleh adanya rasa takut akan pengabaian dari pasangan. Untuk itu, lakukan pengamatan terhadap tingkah laku si dia, ya. Apabila beberapa tanda tersebut ada pada dirinya. Maka, besar kemungkinannya bahwa ia memang belum siap untuk cinta yang baru.
5. Menyatakan ekspektasi satu sama lain dengan jelas dapat mencegah luka hati
Untuk membangun hubungan yang sehat, kamu dan pasangan perlu berdiskusi tentang ekspektasi terhadap satu sama lain. Jangan sampai, apa yang kamu inginkan dari pasangan tidak diketahui dengan jelas olehnya. Begitu pula sebaliknya. Karena, hal tersebut justru akan memunculkan perasaan negatif dalam diri. Alih-alih menjadi tempat saling mengerti dan memahami, hubungan bakal menjadi ladang untuk saling melukai.
6. Sabar adalah kunci untuk membangun hubungan jangka panjang yang sehat
Seperti yang dikatakan oleh hampir kebanyakan orang. Kesabaran merupakan kunci dari segala hal. Nggak terkecuali dalam hubungan yang kamu jalani bersama seseorang yang baru saja putus cinta. Ketika sabar kamu terapkan bersama si dia, perasaan frustrasi akan lebih sulit untuk menghampiri.
Satu lagi yang nggak kalah penting, perasaan sabar dapat membuat pasangan kamu merasa nyaman untuk tumbuh bersama. Sehingga, meski kemajuan dalam hubungan bergerak lambat, kamu dan si dia tak akan menganggapnya sebagai suatu beban atau kutukan.
So, simpan drama dan kekacauan internal dalam dirimu, ya. Beri pasanganmu ruang sekaligus waktu untuk menyembuhkan diri! Dengan begitu, hubungan baru yang kamu jalani bersamanya akan bergerak ke arah yang lebih baik meski perlahan.