Kekerasan dalam hubungan percintaan (atau pernikahan), selalu diidentikkan dengan tindakan yang melukai fisik dan pelakunya adalah sang pria. Padahal, kekerasan dapat berupa ucapan maupun perlakuan yang terlihat tak menyakiti tubuh. Serta, pelakunya bisa saja wanita, Bela. Boleh jadi, kita pernah melakukan bentuk kekerasan pada pasangan, namun nggak menyadarinya. Boleh jadi, kita pernah menjadi pelaku kekerasan dalam hubungan sekarang atau sebelumnya. Tindakan kekerasan pada pasangan dapat membawa hubungan menjadi abusive relationship. Berikut ini adalah ragam bentuk kekerasan yang mungkin pernah kita lakukan. Cermati baik-baik, yuk!
1. Mempermalukan pasangan
Jika kamu pernah berteriak pada pasangan karena kesalahannya di depan umum, mengungkit keburukan atau kelemahan pasangan, memanggilnya dengan sebutan yang buruk, dan mengolok-oloknya karena ia membuat kesalahan, tandanya kamu pernah menjadi pelaku kekerasan dalam hubunganmu.
2. Mengekang kehidupan pasangan
Bentuk kekerasan dalam hubungan dapat berupa rasa posesif pada pasangan. Mulai dari melarangnya bermain atau bertemu teman-temannya, menuntutnya untuk selalu menghabiskan waktu bersamamu, memarahinya kala ia lupa menghubungi, memeriksa dan mengambil alih kepemilikan handphone-nya, serta meminta password untuk semua akun miliknya. Kamu pernah, Bela?
3. Memaksa pasangan menuruti kemauanmu
Sikap memaksa pasangan untuk selalu memilihmu sebagai prioritasnya, menuntut pasangan untuk selalu mengistimewakanmu, meminta pasangan untuk menghabiskan uangnya untukmu, memukul pasangan karena melakukan sesuatu yang nggak kamu suka, bahkan memaksa pasangan untuk bercinta saat ia nggak ingin, adalah bentuk kekerasan yang dapat dilakukan wanita.
4. Mengancam pasangan
Mungkin kamu pernah mengancam pasangan, namun nggak sadar telah melakukannya. Beberapa contohnya seperti menangis agar pasangan menuruti hal yang kamu inginkan, menuduhnya berselingkuh setiap kali ia pergi tanpa mengajak dirimu, bersikap emosional dan membesar-besarkan masalah, mengancam putus jika ia nggak menurutimu, sampai memukulnya ketika kamu marah.
Awal mula abusive relationship nggak selalu dengan pukulan atau menyerang fisik. Kata-kata yang dapat melukai perasaan pasangan sudah termasuk sebagai bentuk kekerasan karena dapat meninggalkan trauma mental. Jangan sampai kita termasuk ke dalam pelaku kekerasan dalam hubungan, ya Bela!