Orang yang menjalani hubungan toxic biasanya sulit untuk menyadarinya. Namun, beda ceritanya dengan orang-orang di sekitar yang melihatnya dari sudut pandang berbeda. Bagi Bela yang pernah mengalami hal ini, pasti tahu bagaimana rasanya melihat teman yang memiliki hubungan toxic dengan pasangannya.
Pertanyaannya: Apa yang harus kamu lakukan sebagai teman? Diam saja atau mencoba untuk menyadarkannya?
Daripada salah bertindak, lebih baik dengarkan saran dari para ahli tentang apa yang harus dilakukan, cara mendekati saat membuka omongan, dan cara mendukung teman sambil menghormati keputusan mereka.
1. Jika ada pelecehan, lakukan pendekatan aktif
Ingat, ya. Pelecehan tidak hanya fisik, tapi juga emosional atau verbal. Jika alasanmu untuk tidak menyukai pasangan teman adalah karena kamu melihat atau mencurigai adanya pelecehan dalam hubungan, penting untuk tidak mengambil pendekatan pasif.
Menurut terapis pernikahan dan keluarga Tiana Leeds, "Ketahuilah bahwa temanmu mungkin malu karena berada dalam hubungan yang toxic, jadi tunjukkan kepadanya dengan cara yang tidak menghakimi. Biarkan dia tahu kalau kamu melihat apa yang dialaminya dan kalau dia tidak pantas dilecehkan."
Si teman mungkin perlu waktu untuk menerima kenyataan tentang apa yang terjadi dan mengambil langkah untuk mengakhiri hubungan. Jadi, beritahu dia kalau kamu siap untuk berbicara atau membantu kapan pun dibutuhkan.
2. Jelaskan mengapa kamu tak suka dengan pasangannya yang toxic
Jika tidak ada pelecehan tapi kamu tidak menyukai si pasangan teman ini, psikolog klinis Perpetua Neo menyarankan dengan jujur terlebih dahulu kepada diri sendiri. Kadang, kita menaruh standar kita mengenai pasangan kepada teman. Meskipun maksudnya baik, tetapi si teman ini mungkin nggak memiliki standar yang sama.
"Sering kali, selera kita pada pasangan mungkin sangat berbeda dari selera teman kita. Jadi, apa yang mengganggu kita tentang pasangan teman mungkin tidak menjadi masalah bagi mereka," kata Tiana.
3. Mulai pembicaraan dengan hati-hati
Meski bermaksud baik, pembicaraan mengenai hal ini nggak akan mudah dan berpotensi menyebabkan keretakan dalam pertemanan. Selain itu, jika pasangannya manipulatif atau kasar, si teman ini malah mengisolasi dirinya dan menyebabkan jarak di antara kalian.
“Cobalah untuk membicarakannya dengan cara yang penuh kasih dan objektif, disertai dengan contoh yang jelas. Ini dapat membantu untuk mengingatkan teman bahwa hanya kamu tahu apa yang terbaik untuknya dan kamu akan selalu ada untuknya tidak peduli dengan siapa dia berkencan," Tiana menjelaskan.
4. Tetap fokus pada kondisi teman dan perasaannya
Tidak ada seorang pun yang ingin merasa diserang oleh temannya, terutama dalam urusan hubungannya dengan pasangan. Perpetua menyarankan untuk tetap fokus pada kondisi teman dan bagaimana perilaku pasangannya mempengaruhi dirinya. Jika dia membicarakan sesuatu yang buruk yang dilakukan pasangannya, kamu bisa menanyakan pendapatnya tentang perilaku tersebut dan bagaimananya.
Jangan memaksakan pendapatmu secara agresif kepada teman. Jika memang ingin menyatakan pendapat, kamu bisa bertanya, "Apa kamu ingin tahu bagaimana perasaan aku tentang perilaku seperti ini?". Jika diperbolehkan, barulah ungkapkan pendapatmu padanya.
5. Hindari membuat teman merasa tertekan
Meskipun rasanya sangat geregetan, cobalah untuk bersabar dengan teman saat dirinya mencoba mencari tahu apa yang terbaik untuknya. Tetaplah bersikap lembut dan suportif kepadanya.
Seperti yang dikatakan Tiana, "Semakin keras dan sering kamu mengungkitnya, semakin besar kemungkinan persahabatan itu rusak. Kamu juga dapat membuat teman tidak nyaman membicarakan tentang hubungannya kepadamu. Jadi, semakin kamu bersikap sabar, semakin besar kemungkinan teman untuk tetap terbuka dan jujur denganmu.”
6. Terima kalau kamu tak memiliki kendali atau kuasa atas hubungannya
Seberapa muak atau kesal dirimu dengan hubungan toxic yang dijalani teman, kamu tetap harus menerima kenyataan bahwa hanya temanmu ini yang dapat mengetahui apa yang benar-benar terbaik untuknya.
Bahkan jika teman mengungkapkan setiap keluhan kecil yang dia miliki terhadap pasangannya, mungkin ada banyak momen baik yang nggak dibagikan sehingga kamu nggak mengetahuinya.
Menurut Tiana, saat kamu menyadari bahwa apa yang diketahui mengenai hubungan toxic si teman dan pasangannya itu sangat terbatas, maka kamu lebih bisa untuk tidak memaksakan kehendak kepadanya. Lagipula, bukan tugasmu untuk memilih pasangan teman, tetapi hanya mendukungnya saat senang dan susah.
Jadi, jangan biarkan kekesalanmu terhadap hubungannya yang toxic sampai merusak hubungan pertemanan yang sudah dijalin selama ini. Karena bukan tidak mungkin, teman justru sangat mengharapkan kehadiranmu saat nanti dirinya sudah menyadari, bahwa dirinya selama ini memiliki pasangan yang tidak tepat untuknya.