Masjid merupakan sebuah tempat suci bagi umat Islam yang digunakan untuk melakukan ibadah salat, menjadi pusat kegiatan sosial kemasyarakatan, serta pusat pendidikan agama.
Masjid bisa merupakan ruangan sederhana di gedung atau rumah, hingga bangunan megastruktur yang rumit. Alquran tidak menetapkan desain atau bagaimana masjid harus terlihat, hanya saja itu adalah ruang yang bersih, dan bagi jamaah untuk menghadap kiblat, arah yang semua muslim tuju.
Masjid awalnya memiliki desain yang sederhana dan biasanya tidak memiliki kubah atau menara yang merupakan ciri umum masjid saat ini. Muadzin–orang yang mengumandangkan adzan, akan berdiri di atas atap yang rata untuk mengingatkan orang-orang tentang waktu salat.
Kubah dan menara memang menjadi ciri khas dari tempat ibadah bagi kaum muslim. Tapi tahukah kamu kenapa masjid memiliki kubah? Adanya kubah pada bangunan masjid bertujuan untuk memungkinkan udara bersirkulasi, terutama di negara-negara panas, dan dibangun di atas ruang salat untuk memungkinkan suara seorang imam terdengar lebih keras–pada saat itu belum ada pengeras suara.
Namun, seiring berkembangnya zaman bangunan masjid di desain sedemikian rupa, mencerminkan budaya tempat masjid didirikan. Ada yang menampilkan desain tradisional dan unik, seperti beberapa masjid dengan desain yang unik di bawah ini!
1. Masjid Raya Sumatra Barat, Indonesia
Bangunan masjid di Indonesia memiliki beragam bentuk, hal tersebut terjadi karena pengaruh dari bangsa maupun agama lain, contohnya, Masjid Menara Kudus. Keunikan tersebut terlihat dari bangunan menara yang ada di sebelah tenggara masjid, yang tersusun dari batu bata merah menyerupai Bale Kulkul. Bukti pengaruh kebudayaan Hindu yang melekat di Kudus pada saat itu.
Ternyata bukan hanya pengaruh dari kebudayaan lain, desain masjid juga biasanya lahir mengikuti ciri khas yang muncul di suatu daerah. Layaknya Masjid Raya Sumatra Barat yang tidak memiliki kubah, tapi memiliki atap yang sekilas mirip atap Rumah Gadang.
Memang memiliki kemiripan, tetapi Rizal Muslimin yang merupakan perancang dari masjid tersebut mengatakan bahwa desain atap Masjid Raya Sumatra Barat itu terinspirasi dari kain yang dipegang oleh kaum Quraisy untuk menempatkan Hajar Aswad di Ka'bah.
Barulah desain atap tersebut dipadukan dengan ukiran tradisional minang dan kaligrafi Islam untuk menghiasi fasad masjid. Membuka pintunya pada tahun 2014, masjid ini memungkinkan hingga 20.000 jamaah untuk berkumpul dan berdoa di tiga lantainya.
2. Masjid Putra, Malaysia
Sama halnya dengan Indonesia, persebaran Islam di Negri Jiran juga dipengaruhi oleh pengenalan Islam melalui kedatangan pedagang muslim. Hal tersebut tercerminkan pada salah satu masjid bernama Masjid Putra. Terletak 40 km dari Kuala Lumpur, Masjid Putra telah menggabungkan detail Malaysia, Persia, dan Arab sekaligus.
Arsitektur Safawi Iran tercermin dalam menara utama 116 meter, yang tersusun dari menara lima tingkat yang lebih kecil–mewakili lima rukun Islam. Masjid Sheikh Omar Baghdad adalah inspirasi lain yang dikutip untuk struktur marmer, dengan kubah utama berdiameter 36 meter, delapan yang lebih kecil, dan ruang solat pusat yang didukung oleh 12 pilar.
Terbuat dari granit berwarna merah muda berada di pinggir Danau Putrajaya, masjid ini telah menjadi tempat wisata yang populer. Tapi itu bukan satu-satunya masjid merah muda di dunia.
3. Masjid Iqbal Ud Daula (Masjid Spanyol), India
Iqbal Ud Daula, adalah putra seorang pangeran yang berkuasa mendirikan masjid pada tahun 1900, dan merampungkannya sejak kematian ayahnya pada tahun 1902. Terletak di kota bersejarah Hyderabad di India–pernah menjadi persimpangan jalan bagi para pelancong dari Asia Tengah, Afrika Utara, dan Arab, berdiri Masjid Spanyol.
Terkenal dengan nama Masjid Spanyol, perancangnya memang terinspirasi dari bangunan gereja-gereja yang pernah dikunjungi Daula kala pelesiran di Spanyol. Tercerminkan dari desain menara yang runcing.
Selain itu masjid yang didominasi interior putih keabu-abuan ini juga memiliki jendela bergaya Prancis. Di pintu masuk masjid terdapat serambi tempat para jamaah melepas sepatu mereka sebelum masuk. Masjid Spanyol menyediakan tempat ibadah bagi komunitas Muslim Secunderabad, dan mampu menampung 3000 jamaah sekaligus.
4. Masjid Sancaklar, Turki
Sangat kontras dengan masjid-masjid besar Ottoman yang terkenal di Turki saat ini, Masjid Sancaklar menyatu, hampir tersembunyi, di dalam permukaan bumi. Masjid Sancaklar ini dibangun menyerupai ruangan di dalam gua sederhana. Berkat karyanya ini, perancang Turki, Emre Arolat berhasil memenangkan Bangunan Religius Terbaik di Festival Arsitektur Dunia 2013.
Emre pun mengungkapkan alasan di balik desain bangunan Masjid Sancaklar, “Kesederhanaan memungkinkan hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan.” Firma arsitektur mengatakan ruang solat yang tersembunyi mewakili "dunia batin utama, bebas dari semua beban budaya" dan bahwa hilangnya bangunan ke lereng melambangkan menyingkirkan semua keterlibatan temporal dan budaya.
Dari kejauhan, satu-satunya tanda keberadaan masjid adalah sebongkah batu yang melambangkan menara. Ruang salat sendiri dibangun di lereng sebuah bukit, dengan celah yang diukir di dinding kiblat untuk memungkinkan cahaya matahari masuk secara halus dari arah Ka'bah. Untuk memasuki masjid, jamaah harus berjalan di sepanjang tangga menuruni bukit.
5. Masjid Faisal, Pakistan
Masjid Faisal, di Pakistan dirancang oleh arsitek Turki bernama Vedat Dalokay, dan didanai oleh Raja Faisal dari Arab Saudi, tempat ibadah ini konon terinspirasi dari tenda Badui, atap miring geometrisnya menjadi landmark negara tersebut.
Di dalamnya, terdapat mozaik dan kaligrafi dari seniman Pakistan dan Turki menghiasi dinding. Rampung pada tahun 1986, doa pertama diadakan dua tahun setelahnya. Dengan 74.000 jamaah yang ditampung di dalam masjid dan halamannya, kapasitasnya dapat diperluas untuk menampung 200.000 orang ketika lahan di sekitarnya juga digunakan.
6. Masjid Kruszyniany, Polandia
Sebuah masjid kayu sederhana yang dicat hijau untuk mencerminkan hutan di sekitarnya dapat ditemukan di desa Polandia Kruszyniany, dekat perbatasan Belarus. Masjid itu bernama Masjid Kruszyniany.
Menyerap tradisi lokal, masjid ini menyerupai gereja kayu di dekatnya dalam desain eksteriornya. Struktur bangunan berbentuk persegi panjang ini terbuat dari pinus, dihiasi dengan ayat-ayat Alquran di dalamnya.
Masjid ini diperkenalkan pada tahun 1717 meskipun tanggal pasti pembangunannya tidak diketahui. Sebuah plakat batu di pintu masuk jamaah perempuan menyatakan bahwa bangunan itu direnovasi pada tahun 1846.
Masjid ini adalah salah satu dari hanya tiga masjid yang dibangun khusus di negara ini–di Polandia 0,1 persen dari populasi adalah muslim–dan dikatakan sebagai masjid Lipka Tatar** tertua di negeri itu.
** Lipka Tatar adalah orang Turki muslim dari Golden Horde, yang diberikan tanah (sekarang sebagian besar di Polandia, Lithuania dan Belarus) dan kebebasan beragama oleh Persemakmuran Polandia-Lithuania sebagai imbalan atas dinas militer melawan Kekaisaran Ottoman. Setelah Perang Dunia II, muslim dari Belarus juga menetap di desa tersebut.
7. Masjid Agung Djenne, Mali, Afrika Selatan
Struktur megah masjid ini pertama kali dibangun pada abad ke-13 oleh Raja Koy Konboro, penguasa Djenne ke-26 dan raja muslim pertama di kota itu. Masjid Agung Djenne menjadi bangunan bata lumpur terbesar di dunia. Tingginya hampir 20 meter dan dibangun di atas platform sepanjang 91 meter untuk menyelamatkannya dari banjir Sungai Niger.
Sempat mengalami kerusakan, masjid berbata lumpur ini dibangun kembali pada abad ke-19. Lalu, di tahun 1988 bangunan tersebut ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia oleh UNESCO.
Memiliki 90 tiang kayu penopang atap dan dinding, dengan atap yang memiliki bukaan–dapat ditutup dan dibuka. Dengan kapasitas penuh, aula masjid dapat menampung sebanyak 3.000 jemaah.
8. Masjid Niujie, Tiongkok
Penyebaran agama Islam di Tiongkok juga dibawa oleh para pedagang Arab dan Persia. Masjid pertamanya, Masjid Huaisheng (Masjid Mercusuar) di Guangzhou, berdiri sejak tahun 627 M.
Sedangkan, Masjid Niujie adalah yang tertua di Beijing. Namanya berarti Masjid Jalan Sapi, diambil dari lokasinya yang dekat dengan jalan tukang daging di distrik Xuanwu Beijing.
Masjid Niujie mengikuti arsitektur istana kayu tradisional Tiongkok, tetapi di dalamnya terdapat campuran pengaruh Islam dan Han Tiongkok, dengan kaligrafi Alquran dan panel kayu merah Tiongkok yang dihiasi dengan desain emas.
Fitur unik dari masjid ini adalah Menara Pengamatan Bulan setinggi 10 meter, berbentuk heksagonal dan di atasnya terdapat atap emas. Digunakan oleh imam untuk mengikuti siklus bulan dan menentukan bulan-bulan Islam, yang paling penting adalah menentukan awal Ramadan.
9. Masjid Amir Syakib Arslan, Lebanon
Sebuah masjid yang terbuat dari susunan batu berdiri kokoh di tanah Lebanon. Masjid Amir Shakib Arslan telah menjadi simbol ibadah non-denominasi (Muslim yang menganut ajaran Islam yang tidak terbatas pada denominasi (aliran) tertentu) di Lebanon setelah didesain ulang dan direnovasi pada tahun 2016. Terletak di desa Mukhtara.
Pelat baja artistik telah ditambahkan di depan pintu masuk menyambung menara bercat putih di belakangnya. Pelat ini didesain sangat unik yang dilihat tergantung dari sudut pandang, seseorang dapat melihat kata Insan (bahasa Arab untuk manusia) di pintu masuk masjid, dan Allah di puncak menara.
Fitur menonjol lainnya adalah karpet masjid. Dirancang secara unik dengan pola gelombang suara, yakni gambaran gelombang salinan azan masjid.
Perancang karpet, Lawrence Abu Hamdan, mengatakan: "Saat-saat dalam gelombang suara di mana banyak nama untuk 'Tuhan' muncul, sebagian untuk menghindari kemungkinan pengunjung menginjak kata tetapi juga untuk berbicara tentang ketidakhadiran Tuhan saat ini. itu sangat mendasar bagi interpretasi esoteris Islam.”
Nggak semua masjid memiliki kubah berbentuk setengah lingkaran, dan menara-menara tinggi menjulang. Keadaan masjid di atas tetap memberikan kesan tersendiri. Jadi ingin segera mengunjungi masjid-masjid tersebut, deh. Dari ke-9 masjid di atas mana yang menurutmu paling unik Bela?