Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

10 Kontroversi yang Membuat Paris Dianggap Sebagai Olimpiade Terburuk

Mulai dari isu lingkungan hingga kemanusiaan

Niken Ari Prayitno

Kurang dari satu minggu lagi Olimpiade Paris 2024 akan berakhir. Selama kurang lebih dua minggu ini banyak rekor dan sejarah baru di dunia olahraga tercipta. Perayaan demi perayaan pun dilakukan oleh masing-masing negara yang berhasil meraih medali. Termasuk Indonesia yang berhasil mendapat medali perunggu pertama dari cabang olahraga bulutangkis.

Di balik semua gegap gempita meriahnya pesta olahraga tersebut, tersimpan kontroversi yang membuat dunia tercengang. Bahkan, kontroversi yang terjadi di sana membuat Olimpiade Paris menjadi yang terburuk sepanjang sejarah. 

Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini sepuluh kontroversi yang membuat Paris menjadi penyelenggara Olimpiade terburuk. Apa saja?

1. Parodi lukisan 'Perjamuan Terakhir'

TVPWorld.com

Kontroversi dimulai dari upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 yang digelar pada 26 Juli 2024. Pada upacara tersebut, pihak penyelenggara menampilkan satu adegan yang dinilai merupakan parodi dari lukisan 'Perjamuan Terakhir' karya Leonardo Da Vinci. Seperti diketahui, lukisan tersebut terinspirasi dari kisah perjamuan makan terakhir yang dilakukan oleh Yesus dan 12 muridnya sebelum peristiwa penyaliban. 

Banyak pihak merasa kecewa dengan hal ini. Meski penyelenggara mengatakan bahwa parodi tersebut ditujukan sebagai bentuk perayaan, tetap saja memparodikan Yesus dan 12 muridnya dengan tokoh waria, drag queen, dan penari telanjang dianggap sebagai bentuk penghinaan.

Atas kejadian ini, melansir dari CNN, pihak Vatikan mengatakan bahwa mereka merasa sedih tas bentuk penghinaan terhadap umat Kristen. Pihak penyelenggara juga diketahui telah meminta maaf secara resmi dan mengatakan tidak ada maksud untuk menghina kelompok dan agama mana pun.

2. Salah menyebut nama negara Korea Selatan

Hindustantimes.com

Masih dari upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024, kontroversi tak berhenti sampai pada parodi lukisan 'Perjamuan Terakhir' saja. Saat parade atlet yang melewati Sungai Seine, pihak penyelenggara juga sempat salah menyebut nama negara Korea Selatan.

Bukannya menyebut "South Korea" atau Korea Selatan, mereka malah menyebut negara tersebut dengan nama "Democratic People's Republic of Korea" atau Republik Demokrasi Rakyat Korea. Nama tersebut merupakan nama resmi untuk negara Korea Utara.

Padahal Korea Selatan dan Korea Utara adalah dua negara yang masih berseteru hingga saat ini. Maka dari itu, penyebutan nama yang salah tentu menjadi masalah besar untuk kedua negara tersebut.

Karena insiden ini, Wakil Menteri Olahraga Korea Selatan, Jang Miran langsung menemui International Olympic Comitee (IOC) untuk membahas masalah tersebut lebih lanjut. Pihak IOC pun langsung meminta maaf atas kesalahan penyebutan nama tersebut.

3. Memasang bendera Olimpiade terbalik

Mirror.co.uk

Kontroversi selanjutnya juga masih dari upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024. Pada acara tersebut, penyelenggara lagi-lagi melakukan kesalahan yang cukup fatal. Yaitu, memasang bendera Olimpiade terbalik hingga bendera dikibarkan. 

Seperti diketahui, logo olimpiade memiliki lima cincin dengan warna yang berbeda-beda, dengan tiga cincin di atas dan menumpuk dua cincin di bawahnya. Sayangnya, pada saat upacara pembukaan, penyelenggara memasangnya terbalik dengan dua cincin di bagian atas.

Sepertinya pihak pengibar bendera tidak mengetahui kesalahan tersebut. Sebab, bendera masih terus terbalik hingga dikibarkan di atas tiang.

4. Usaha membersihkan Sungai Seine yang dinilai sia-sia

TheNewYorkTimes.com

Sungai Seine menjadi salah satu lokasi utama digelarnya Olimpiade Paris 2024. Mulai dari upacara pembukaan, hingga cabang olahraga triathlon berlokasi di sini. Sayangnya, sungai ini sangat tercemar dan bahkan sangat tidak layak untuk berenang karena begitu tingginya jumlah polutan di dalamnya.

Sejak tahun 2015, pemerintah Prancis telah menggelontorkan dana hingga 1,4 miliar Euro atau setara dengan Rp24,74 triliun untuk membersihkan sungai tersebut. Namun, usaha itu seolah sia-sia karena Sungai Seine tak kunjung bersih. Air hujan yang membanjiri saluran air bawah tanah akan meluap dan tertampung di sungai ini. Sehingga, air yang tercemar kembali mengotori sungai.

Meski seperti belum layak dan masih mengandung polutan, cabang olahraga triathlon tetap diadakan di Sungai Seine. Akibatnya, banyak atlet yang mengalami muntah-muntah pasca menyelesaikan renang di sini.

5. Salah memutar lagu kebangsaan Sudan

Deadline.com

Pihak penyelenggara Olimpiade Paris 2024 kembali menjadi bulan-bulanan setelah salah memutar lagu kebangsaan Sudan Selatan. Setelah kemenangannya pada pertandingan melawan Puerto Rico dengan skor 97-90.

Saat merayakan kemenangannya, penonton dan para atlet dibuat bingung. Sebab, pihak penyelenggara malah memutar lagu kebangsaan Afrika Selatan. Lagu sempat diputar selama 20 detik dan penonton pun menyoraki komite karena dianggap lalai.

Sebelum akhirnya lagu kebangsaan Sudan Selatan diputar, para atlet menyanyikannya sendiri sambil menyilangkan satu tangan di depan dada. Hal ini kemudian disambut tepuk tangan penonton dan atlet dari Puerto Rico sebagai bentuk solidaritas mereka.

6. Kurang bisa mengantisipasi cuaca

Mirror.co.uk

Meski memasuki musim panas, ada beberapa hari di Paris yang masih diguyur hujan. Bahkan, hujan terkadang datang tak terprediksi. Namun, pihak penyelenggara Olimpiade Paris seolah tidak mempertimbangkan hal tersebut. 

Upacara pembukaan yang dilakukan di luar ruangan di tepi Sungai Seine seolah menjadi mimpi buruk. Banyak pihak yang tidak siap dan beberapa pengunjung menjadi kurang nyaman akibat guyuran hujan yang tak kunjung mereda.

Beberapa media mengkritik, seharusnya pemerintah Paris sudah bisa memprediksi soal cuaca dan mengantisipasinya. Misalnya, menyediakan tenda untuk berteduh, atau menyediakan tempat berteduh jikalau cuaca buruk terjadi.

7. Kamar atlet yang kurang nyaman

Instagram.com/Pubity

Musim panas di Paris mencapai 20-30 derajat Celcius. Namun, hal ini tidak diimbangi dengan infrastruktur yang memadai. Salah satunya, tidak menyediakan pendingin udara di kamar para atlet. Akibatnya, kamar mereka menjadi begitu panas dan tak nyaman.

Karena hal ini pula, atlet Italia peraih medali emas dari cabang olahraga renang Thomas Ceccon tertangkap kamera sedang tidur di bawah pohon di sebuah taman. Menurut sebuah sumber, apa yang dilakukan Thomas Ceccon merupakan bentuk protes karena kamar yang mereka tempati sangat panas dan tidak nyaman.

8. Atlet asal Prancis dilarang menggunakan hijab

France24.com

Kebijakan sekularisme pemerintah Prancis dipertanyakan oleh para aktivis yang menentang keputusan Komite Olimpiade dan Olahraga Nasional Prancis yang melarang atlet Prancis memakai simbol agama, termasuk hijab, selama Olimpiade. Larangan ini hanya berlaku untuk anggota tim Prancis dan tidak mempengaruhi delegasi lain di ajang tersebut.

Sounkamba Sylla, anggota tim estafet 4 × 400 m putri Prancis, mengaku dilarang mengikuti upacara pembukaan karena mengenakan hijab. Dikabarkan bahwa Sylla setuju untuk mengenakan topi sebagai kompromi. Petinju Australia yang juga seorang Muslim, Tina Rahimi, mengecam sikap tim Prancis terhadap simbol agama. Padahal menurutnya, hijab tidak memengaruhi performanya di arena nanti.

9. Keamanan yang tidak terjaga

Danads.com

Meski tengah mengadakan hajatan besar, sepertinya hal ini tidak diimbangi dengan tingkat keamanan. Banyaknya turis yang hadir, seolah menjadi sasaran empuk orang-orang tak bertanggung jawab di sana.

Merangkum dari berbagai sumber, kejadian kriminalitas bukan hanya menimpa para pengunjung. Bahkan media yang meliput dan atlet juga menjadi korban kejahatan perampok di sana. Misalnya, dua staf dari Nine Network Australia mengalami cedera akibat percobaan perampokan saat berjalan menuju akomodasi mereka di Le Bourget. Serta, Juara BMX Olimpiade Logan Martin mengalami pencurian peralatan dan dompet dari van tim di Brussels, tempat tim Australia berlatih sebelum menuju Paris, meskipun sepedanya tidak ada di dalam van saat kejadian.

10. Double standard soal keikutsertaan Rusia dan Israel

Hindustantimes.com

Keikutsertaan Israel menambah panjang daftar kontroversi yang terjadi di Olimpiade Paris 2024. Karena hal ini, IOC dianggap double standard karena telah mengizinkan Israel turut berpartisipasi untuk bertanding.

Pada November 2023, Rusia menuduh IOC memiliki standar ganda karena tidak memberi sanksi kepada Israel atas tindakan militernya di Gaza, sementara Palestina juga merupakan anggota IOC. IOC menanggapi bahwa rekomendasi yang diadopsi terhadap Rusia dan Belarus adalah akibat pelanggaran Truce Olimpiade yang berlaku saat itu, pelanggaran Piagam Olimpiade oleh Rusia setelah aneksasi empat dewan Olimpiade Ukraina, dan dua pelanggaran sebelumnya oleh Rusia pada tahun 2008 dan 2014.

Itulah tadi daftar kontroversi yang membuat Olimpiade Paris 2024 menjadi yang terburuk. Ada lagi kontroversi lainnya menurutmuol, Bela? 

IDN Channels

Latest from News