Kalau di Indonesia, berbagai produk kecantikan dan makanan sudah banyak mendapatkan sertifikasi halal, dan aturan ini pun sudah jadi hal yang biasa. Tapi bagaimana kalau negara Eropa juga menerapkan sertifikasi Halal? Sebab, cokelat Toblerone Bern, Switzerland yang baru menerima sertifikasi Halal sejak delapan bulan lalu justru terancam diboikot. Kenapa ya?
Padahal pihak Toblerone sudah memberi pernyataan kalau sertifikasi Halal tak mengubah resep asli Toblerone. Namun, beberapa komentar pedas dan agak rasis muncul di kolom komentar. Berikut detil pro kontranya.
1. Seorang warganet mengatakan kalau Toblerone Switzerland melakukan Islamisasi di Eropa karena menerima sertifikasi Halal. "Islamisasi tak diterima di Jerman juga di Eropa,” tulis juru bicara federal dari partai nasional Jerman, AfD di media sosial.
2. Kubu sayap kanan di Eropa pun sampai mengatakan akan memboikot Toblerone setelah mereka tahu adanya sertifikasi Halal yang tertera pada kemasan.
3. Kabar Toblerone mendapat sertifikasi Halal pun diserang di Twitter. Salah satu pengguna Twitter berkicau, “Aku nggak akan lagi beli Toblerone!! #BOYCOTTTOBLERONE.”
4. Ada pula yang lebih terang-terangan mengatakan, “Duh sayang, aku suka makan. Tapi aku nggak suka makanan Muslim,” ujar seorang pengguna di Facebook.
5. Tapi ada pula yang positif, “Sekarang Toblerone masuk daftarku!"
6. Padahal, Mondelēz yang memproduksi Halal mengonfirmasi bahwa pabrik mereka di Bern memproduksi cokelat dan telah mendapat sertifikasi halal tidak ada yang berubah sama sekali. “Sertifikasi ini hasilnya tidak mengubah resep tradisional Toblerone,” ucapnya kepada CNN Internasional. “Memang proses produksi kami memenuhi kriteria halal secara alami,” tambahnya.
7. Meski beberapa kubu menganggap sertifikasi Halal sebagai langkah Islamisasi, sebetulnya sertifikasi Halal berfungsi untuk menunjukkan kalau makanan yang dijual itu sesuai dengan hukum Islam, yakni tak mengandung alkohol dan babi, juga cara penyembelihan yang tidak membuat hewan tersiksa.
Munculnya pro dan kontra ini membuat Umar al-Qadri dari nonprofit Departemen of Halal Certification memberi pernyataan kepada CNN Internasional. “Banyak perusahaan multinasional yang mempunyai produk bersertifikasi halal karena ingin meningkatkan pendapatannya, apalagi dua miliar Muslim di dunia hanya mengonsumsi makanan halal.”
Umar al-Qadri pun meminta kepada para pihak yang berkomentar negatif untuk melakukan riset dan mencari tahu makna halal. “Protes semacam itu adalah ekspresi Islamophobia. Mereka berasumsi halal itu adalah hal yang negatif, sebetulnya halal itu hal yang sangat positif, standar kualitas makanan yang lebih tinggi bahwa makanan aman dikonsumsi,” tambahnya.