Apakah kamu pernah melihat lowongan pekerjaan dengan ketentuan "Melampirkan Portofolio"? Kalau pernah, jangan kamu anggap sama dengan CV atau Curicullum Vitae, ya. CV dan portofolio adalah dua hal yang sangat berbeda, meskipun sama-sama sering digunakan sebagai dokumen pelengkap dalam melamar pekerjaan.
Portofolio sendiri merupakan dokumen terstruktur dan rapi yang berisi hasil karyamu atau aktivitasmu. Contohnya, jika kamu pernah mempunyai pengalaman menjadi desainer grafis, maka isi portofoliomu ialah hasil karya grafismu.
Tujuan dari adanya portofolio sendiri ialah sebagai gambaran perkembangan kemampuamu dalam mencapai tujuan tertentu. Di era serba digital ini, banyak situs daring yang bisa digunakan sebagai medium untuk mendokumentasikan hasil portofolimu itu, contohnya seperti Dribbble, Behance dan lainnya.
Nah, lalu bagaimana cara membuat portofolio? Kamu tinggal membuat portofolio sesuai dengan struktur yang sistematis, yang terdiri dari daftar isi, melampirkan data diri, memberitahu keahlianmu, serta yang paling penting adalah menyertakan hasil karyamu. Sebagai nilai tambah, kamu juga bisa melampirkan testimoni dari klien, rekan kerja, atau atasanmu.
Masih bingung dengan portofolio? Yuk, mending langsung simak saja contoh portofolio lengkap dan cara membuatnya berikut.
1. Portofolio untuk social media specialist
Kalau kamu sedang bergelut di bidang content Marketing—khususnya, media sosial, maka kamu bisa sontek portofolio ini. Portofolio dengan desain majalah ini memberikan gambaran bahwa portofolio yang bagus ialah yang bisa menjelaskan ranah pekerjaan dari karya yang dihasilkan.
2. Portofolio untuk marketer
Di contoh portofolio ini, kamu akan menjumpai bagian informasi dari sang pemiliki, baik itu nama, asal universitas, hingga sedikit deskripsi mengenai dirinya. Selanjutnya, ia juga melampirkan beberapa pengalaman kerjanya. Sebagai penguat dari kinerja yang memuaskan, ia melampirkan beberapa testimoni dari rekan kerjanya. Tak ketinggalan, ia turut melampirkan kontak informasi yang sangat memudahkan recruiter atau klien untuk menghubunginya.
3. Portofolio jurnalis
Portofolio jurnalis yang satu ini dipublikasikan secara digital, melalui blog, dengan menampilkan beberapa hasil tulisannya. Dengan adanya tulisan-tulisan tersebut, calon klien bisa melihat dan menilai bagaimana kemampuannya dalam menulis. Di blognya tersebut, ia juga menyediakan beberapa menu yang sangat berguna bagi klien atau recruiter untuk mengenal lebih jauh mengenai dirinya.
Itulah beberapa contoh protofolio yang baik dan benar sehingga bisa kamu jadikan inspirasi, untuk kamu lampirkan pada lamaran kerjamu. Selamat berkreasi, ya!