Hari Paskah, yang tahun ini jatuh pada tanggal 17 April 2022, merupakan hari yang dirayakan umat Kristen sebagai hari kebangkitan Yesus Kristus, juruselamat mereka. Menurut Alkitab, peristiwa kebangkitan Yesus terjadi tiga hari pasca Yesus disalibkan dan meninggal.
Hari Paskah biasanya dimulai umat Kristen dengan Prapaskah dahulu—sebuah periode puasa, doa, dan pengorbanan selama 40 hari sebelum hari Paskah—dan diakhiri dengan Pekan Suci, yang mencakup hari Kamis Putih, Jumat Agung, dan Minggu Paskah.
Melansir dari berbagai sumber, berikut adalah sejarah, makna, dan simbolisme Hari Paskah menurut umat Kristen.
Sejarah Hari Paskah
Hari Paskah merupakan hari memperingati kematian dan kebangkitan Yesus Kristus di Yerusalem, 2.000 tahun yang lalu.
Menurut Alkitab, Yesus ditangkap oleh orang Romawi, karena ia mengaku sebagai 'Anak Allah,' dan dipandang sebagai ancaman bagi kekaisaran. Ia dijatuhi hukuman mati dengan penyaliban oleh Pontius Pilatus, otoritas Romawi di provinsi Yudea dari 26 hingga 36 Masehi.
Yesus telah disalibkan pada hari Jumat, yang ditandai sebagai hari raya Jumat Agung (Jumat sebelum Paskah), dan bangkit dari kematian pada hari Minggu berikutnya. Bagi umat Kristen, kebangkitan Yesus adalah dasar dari iman mereka, sehingga menjadi fondasi di mana agama Kristen dibangun.
Kitab Kisah Para Rasul yang tertulis di Alkitab mencatat perkataan Petrus, salah satu pengikut terdekat Yesus dan saksi mata kebangkitan Yesus.
Petrus memberi tahu orang banyak, "Kamu menyerahkan dia untuk dibunuh dan kamu tidak mengakuinya di hadapan Pilatus .... Kamu membunuh pencipta kehidupan, tetapi Tuhan membangkitkan dia dari kematian. Kami adalah saksinya."
Hari Paskah ditetapkan sebagai hari Minggu
Karena kebangkitan Yesus terjadi pada hari Minggu, maka umat Kristen memilih hari Minggu sebagai hari untuk mereka berkumpul, berdoa bersama, dan menyembah Tuhan. Minggu sebagai hari Paskah, juga ditetapkan sebagai hari tahunan untuk merayakan kebangkitan Yesus.
Gereja umat Kristen memang memilih Hari Paskah, sebagai hari untuk memuji Tuhan atas upayanya dalam membangkitkan Yesus dari kematian, dan untuk mengingat pengorbanan para martir Kristen—yaitu orang percaya yang lebih memilih dihukum mati dibandingkan melepaskan iman mereka.
Berbagai gereja akan memulai perayaan hari Paskah pada malam hari menjelang hari Paskah, tepatnya sehari sebelumnya (Sabtu Suci), dalam kebaktian keagamaan yang disebut sebagai Malam Paskah.
Mengapa disebut sebagai 'Paskah'?
Melansir History.com, St. Bede the Venerable, penulis abad ke-6 dari Historia ecclesiastica gentis Anglorum (“Ecclesiastical History of the English People”), menyatakan bahwa kata bahasa Inggris "Easter" berasal dari Eostre, atau Eostrae, yang artinya dewi musim semi dan kesuburan bernama Anglo-Saxon.
Sejarawan lain juga berpendapat bahwa "Paskah" berasal dari in albis, sebuah istilah dari bahasa Latin yang artinya "fajar", yang menjadi pendahulu bahasa Inggris.
Kelinci dan telur sebagai simbol Hari Paskah
Simbol yang paling menonjol dari hari Paskah adalah kelinci Paskah. Menurut sejarawan, kelinci Paskah diperkenalkan pertama kali ke negara Amerika oleh seorang imigran Jerman yang bercerita tentang seekor kelinci bertelur pada tahun 1700.
Kelinci, menurut berbagai budaya, dikenal sebagai hewan prokreator, sehingga dikaitkan dengan kelahiran dan pembaharuan pada hari Paskah.
Selain kelinci, telur yang juga menjadi simbol hari Paskah mewakili kebangkitan Yesus. Menghias telur telah menjadi tradisi dari perayaan Paskah, yang telah dilakukan setidaknya sejak abad ke-13, menurut beberapa sumber.
Orang-orang akan melukis dan menghias telurnya, untuk menandai akhir periode penebusan dosa dan puasa, kemudian memakannya pada hari Paskah.
Itulah sejarah, makna, dan simbolisme Hari Paskah, menurut umat Kristen. Hari Paskah yang ditetapkan sebagai hari raya keagamaan, sekarang ditandai dengan penjualan kartu ucapan, permen (seperti telur cokelat dan kelinci Paskah cokelat), dan berbagai hadiah yang cukup tinggi, lho!