Beberapa waktu lalu Febby Rastanty baru saja menyelesaikan pendidikannya di Universitas Indonesia. Siapa menyangka, di tengah kesibukannya yang padat dengan jadwal syuting yang ketat, Febby dapat menyelesaikan kuliahnya dalam waktu 3,5 tahun dan dengan IPK cum laude.
Memang, kuliah sambil bekerja seperti yang dikerjakan Febby tidaklah mudah, Bela. Banyak yang harus dikorbankan, salah satunya waktu luang. Namun, kini perjuangannya terbayar sudah saat Febby berhasil menyelesaikan skripsi dan wisuda di awal 2018 lalu.
Ditemui di OnThree Senopati, Jakarta Selatan, Febby Rastanty yang juga menjadi POPCreator bulan Mei 2018 ini, ia bercerita tentang bagaimana jatuh bangunnya menyelesaikan kuliah dengan tugas yang menumpuk sambil terus syuting stripping. Selain itu, kepada Popbela, Febby juga membagi pesan untuk kamu yang akan kuliah tahun ini. Seperti apa ya? Keep scrolling Bela!
Hai Febby, selamat ya untuk kelulusannya di bulan Februari lalu! By the way, boleh ceritain nggak sih bagaimana perjuangan kamu sampai bisa kuliah di Universitas Indonesia (UI)?
Perjalanan di UI memang lumayan panjang. Dari SMP aku memang pengen banget kuliah di UI. Jadi ya, bagaimana pun caranya aku harus kuliah di UI. Bukan UI aja sih, aku memang ingin kuliah di perguruan tinggi negeri. Harus PTN tapi aku nggak berani juga untuk kuliah di luar kota. Kebetulan, sebagian besar sepupuku kuliah di UI dan alhamdulillah mereka punya karier yang bagus. Untuk Febby yang waktu itu masih kecil, melihat mereka yang keren seperti itu jadi terinspirasi dan memotivasi tersendiri untuk bisa seperti mereka. Aku mikirnya, oke aku harus masuk UI.
Kemudian aku ikut les ini itu. Tapi, sempet nggak lolos di tahun pertama. Waktu SMA, aku kan jurusannya IPA dan saat SMA aku juga sibuk syuting sana sini jadi nilainya nggak terkontrol. Kadang naik, kadang turun. Soalnya dulu masih syuting stripping Putih Abu-Abu, jadi kadang pernah dari lokasi syuting langsung ke sekolah. Capek banget. Dan mungkin karena itu ya nilaiku naik turun.
Makanya karena nilaiku yang berantakan itu, aku nggak dapat SNMPTN. Lalu aku ikut SBMPTN dan SIMAK UI tapi belum berhasil. Dari pengalaman ikut seleksi itu, aku juga ikut persiapan PPKB, yaitu seleksi UI khusus untuk jalur paralel. Tapi, paralel itu kalau di jurusan hukum sudah fix jadwal kuliah jam 2 siang sampai jam 7 malam dan nggak bisa diubah. Jarang banget paralel itu di kelas pagi. Beda dengan jurusan lain. Mungkin karena jurusan lain itu orangnya nggak terlalu banyak, kelasnya digabung dengan jurusan reguler. Jadi, mereka bisa tuh dapet kelas pagi. Beda sama jurusanku. Karena jurusan huku satu angkatan itu banyak banget, ada sekitar 400 orang, nggak mungkin kan kalau kelasnya digabung. Makanya aku nggak ambil paralel karena syuting kan. Biasanya syuting itu baru mulai siang hari. Orang tuaku bahkan sampai datang ke kampus untuk minta izin, boleh nggak bayarannya paralel tapi jam kuliahnya tetap reguler. Tapi, nggak bisa karena nomor mahasiswanya aja beda kan? Jadi itu aku lepas dulu dan alhamdulillah di tahun berikutnya aku lolos lewat seleksi SBMPTN.
Kenapa pilih jurusan hukum untuk kuliah kamu?
Untuk jurusan kuliah sendiri, dari kecil entah kenapa, aku tertarik aja sama bidang hukum. Misalnya kalau nonton berita dan ada berita terbaru dari dunia hukum, aku tertarik banget. Kebetulan juga, ada satu sepupuku yang kuliah di Fakultas Hukum UI, setelah lulus jadi pengacara yang cukup sukses. Bisa dibilang, dia salah satu role model dan motivasi aku untuk kuliah di UI. Harus UI, harus FH UI.
Dan akhirnya kamu sukses dan masuk jurusan sesuai keinginan kamu. Punya target khusus nggak sih saat kamu kuliah?
Melihat perjuangan aku sendiri untuk masuk UI sampai sebegini kerasnya, aku jadi mikir masa sih mau males-malesan? Masa mau dapet nilai yang pas-pasan? Akhirnya setelah kuliah aku merasa aku harus punya nilai yang bagus dan berprestasi di UI. Aku juga merasa berdosa aja sama ribuan orang yang mau masuk UI tapi nggak diterima. Sementara aku, udah dapet kesempatan untuk kuliah di sini harus memanfaatkan sebaik-baiknya dengan mendapatkan nilai yang bagus. Dari awal aku memang sudah punya target, Febby gimana pun caranya harus lulus cumlaude. Karena target itu pula, seolah semua badan dan pikiran aku jadi fokus untuk kejar target itu.
Dari seluruh mata kuliah yang kamu dapetin, yang mana yang menurut kamu paling susah?
Apa ya? Ada satu mata kuliah yang menurut aku aneh banget. Soalnya di mata kuliah itu ngomongin soal filosofi hukum itu. Kayak kenapa sih hukum itu ada? Apa sih sebenarnya hukum? Aneh banget deh pokoknya.
Dari semua semester, di semester berapa yang menurut kamu paling berat?
Di semester 6 dan 7. Karena kalau di jurusan hukum itu ada satu mata kuliah yang namanya praktek pidana dan praktek perdata. Jadi kita seolah ada di suatu peradilan gitu. Itu lumayan berat karena harus latihan sampai pagi. Sementara aku juga harus syuting dan mata kuliah yang lain juga masih berjalan. Itu lumayan berat. Kalau di semester terakhir itu ada juga yang praktek gitu. Karena dibarengin sama skripsi jadi ya lumayan berat.
Setelah lulus ini, apakah ada keinginan untuk berkarier yang sesuai dengan jurusan kuliah?
Untuk saat ini aku masih mau fokus berkarier di dunia hiburan. Tapi, aku masih punya mimpi untuk menjadi pengacara. Jadi suatu saat aku akan kejar mimpiku untuk menjadi pengacara.
Pernah bandel nggak sih waktu kuliah atau waktu sekolah dulu?
Kalau aku bandelnya dalam hal bolos, itu sering karena aku kan syuting juga. Tapi kalau aku bosan di kelas ya biasanya pura-pura sakit terus ke UKS biar bisa bobo-bobo atau gosip. Pas kuliah nggak pernah bolos sih. Karena sayang sama absennya. Kalau SMA nggak masuk dan absennya banyak ya paling ditegur guru aja. Tapi kalau kuliah agak sayang buat bolos.
Ada pesan nggak sih untuk teman-teman yang tahun ini akan masuk kuliah?
Harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Karena kuliah itu sebenarnya lebih bebas soalnya kita kan yang ngatur jadwalnya, mau ambil mata kuliah sebanyak apapun, itu terserah kita. Mau masuk kuliah atau nggak juga terserah kita, dosen nggak peduli, palingan kita yang nggak bisa ikut ujian. Jadi kita harus persiapin diri untuk bisa lebih mandiri dan peduli sama diri sendiri.