Tahun Baru, semangat baru. Mungkin ini yang kamu rasakan setelah melewati libur yang cukup panjang. Berbicara masalah karier, nampaknya memberi suntikan harapan baru untuk mencapai prestasi baru. Seiring berkembangnya zaman, nyatanya pola kerja juga ikut berkembang. Mengikuti arus milenial yang baru, begini trend kehidupan kerja yang akan kamu rasakan.
Pemimpin terbuka untuk membangun interaksi ringan
No more boundaries. Kini kamu bisa melihat banyak pemimpin yang menerima kritik dan saran meski itu dari bawahannya. Ide-ide segar yang bisa kita berikan pada bos, membuat banyak bos yang bersikap lebih humble untuk berbicara dengan bawahannya. Nggak sekaku dulu, kita sudah bisa lho membicarakan hal umum di luar pekerjaan.
Kemampuan dan talenta yang semakin berkembang
Pendidikan tentu penting untuk membentuk pola pikir seseorang dan menghadapi tantangan di dunia kerja. Semakin banyak ilmu yang dimiliki, maka semakin siap pula seseorang untuk memiliki tanggung jawab lebih dari pekerjaan. Bukan saja pendidikan formal, kini sudah banyak orang yang sadar pentingnya keahlian lain yang jarang dimiliki. Nggak perlu menghabiskan banyak biaya untuk les, kini sudah banyak kursus online yang bisa dilakukan secara gratis!
Perusahaan fokus memilih keahlian
Saat ini banyak perusahaan yang memiliki posisi kosong untuk beberapa jabatan penting. Hal ini terjadi karena kurangnya sumber daya dengan kemampuan spesifik yang dibutuhkan. Bila kamu tertantang untuk memiliki banyak kemampuan, jangan lupa juga bahwa kamu harus memiliki keahlian penting yang paling ditonjolkan. Sebisa mungkin, dapatkan ilmu yang saling mendukung dan berkaitan satu sama lain.
Memanfaatkan teknologi menjadi bagian perusahaan
Bukan hanya sekedar gadget canggih, perusahaan kini mulai mempertimbangkan penggunaan asisten berbasi teknologi sebagai efektivitas perusahaan yang dapat digantikan. Misalnya saja penggunaan chatbot dimana ada fungsi balasan automotatis yang saat ini semakin masif untuk digunakan.
Memprioritaskan kesehatan
Dulu, banyak perusahaan yang menjadikan karyawannya sebagai robot dengan tenaga ekstra. Akibatnya, gaji yang diterima karyawan hanya digunakan untuk membayar kesehatan, hiburan, dan hiburan untuk memperbaiki kesehatan fisik dan mental yang buruk. Kini, kesejahteraan karyawan mulai menjadi perhatian dan menjadi prioritas yang nggak kalah penting untuk meningkatkan produktivitas.
Memberi kompensasi yang sesuai
Fenomena kutu loncat nyatanya bukan hanya karena karyawan yang mudah bosan. Terkadang, perusahaan dengan tingkat kesejahteraan yang rendah cenderung mengalami tingkat turn over yang tinggi. Bukan hanya gaji yang bersaing, tunjangan lembur, makan,kesehatan hingga kepastian jenjang karir juga menjadi bahan pertimbangan untuk terus bertahan di perusahaan yang sama.