Allah SWT merupakan Dzat Yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, Allah SWT memiliki sifat-sifat wajib yang memang hanya Allah yang memilikinya. Karena sifat-sifat wajib tersebut, Allah SWT tidaklah mungkin memiliki sifat-sifat mustahil. Sifat mustahil ini yang secara akal tidak mungkin dipunyai oleh Allah SWT karena kebesaran-Nya.
Berikut ini terdapat 20 sifat mustahil bagi Allah SWT yang perlu diketahui oleh umat Islam.
1. Adam
Allah SWT memiliki sifat wujud yang berarti zat yang pasti ada. Oleh karena itu, mustahil jika Allah SWT memiliki sifat adam atau yang berarti tiada. Hal ini tercantum dalam surat berikut ini.
إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ يُغْشِى ٱلَّيْلَ ٱلنَّهَارَ يَطْلُبُهُۥ حَثِيثًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ وَٱلنُّجُومَ مُسَخَّرَٰتٍۭ بِأَمْرِهِۦٓ ۗ أَلَا لَهُ ٱلْخَلْقُ وَٱلْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Artinya: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al-A'raf: 54)
2. Hudust
Allah SWT memiliki sifat qidam, yang berarti terdahulu. Allah SWT sudah ada sejak dulu, bahkan sebelum dunia ini ada. Oleh karenanya, mustahil bagi Allah SWT memiliki sifat hudust. Pengertian Hudust adalah permulaan atau ada yang mendahului. Sifat mustahil ini tercantum dalam surat berikut.
هُوَ ٱلْأَوَّلُ وَٱلْءَاخِرُ وَٱلظَّٰهِرُ وَٱلْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Artinya: "Dia-lah Yang Maha awal yang sebelumNya tidak ada sesuatu, Maha akhir yang sesudah-Nya tidak ada sesuatu, Maha Zhahir yang di atas-Nya tidak ada sesuatu, Maha batin yang tidak ada sesuatu pun yang lebih tidak terjangkau dari-Nya. Tidak ada sesuatu pun di bumi dan di langit yang samar bagi Allah. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Hadid: 3)
3. Fana
Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Semua makhluk di dunia akan mengalaminya, kecuali Allah SWT. Oleh karena itu, Allah SWT memiliki sifat baqa yang artinya kekal. Allah SWT tidak memiliki sifat fana yang artinya sementara, binasa, atau tidak kekal. Hal ini tertuang dalam surat berikut.
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ (٢٦) وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالإكْرَامِ (٢٧
Artinya: “Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman: 26-27)
وَلَا تَدْعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ ۘ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ كُلُّ شَىْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُۥ ۚ لَهُ ٱلْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Artinya: “Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan apa pun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Qashash: 88)
4. Mumatsalatu Lilhawaditsi
Kebalikan dari sifat Allah SWT mukholafatul lilhawaditsi, yang berarti berbeda dengan makhluknya. Mustahil bagi Allah SWT memiliki sifat mumatsalatu lilhawaditsi. Sifat Mumatsalatu lilhawaditsi berarti menyerupai makhluknya.
وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ
Artinya: “Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas: 4)
5. Ihtiyaju Lighairihi
Allah SWT merupakan Zat Yang Maha segalanya. Dia adalah zat yang dapat berdiri sendiri tanpa membutuhkan bantuan siapa pun. Mustahil baginya bergantung pada makhluk lain karena Dia adalah yang berkuasa atas semua hal yang ada di dunia. Maka dari itu, mustahil jika Allah SWT memiliki sifat ihtiyaju lighairihi.
وَقُلِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ شَرِيكٌ فِى ٱلْمُلْكِ وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ وَلِىٌّ مِّنَ ٱلذُّلِّ ۖ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًۢا
Artinya: “Dan katakanlah: ‘Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.’” (QS. Al-Isra: 111)
إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ
Artinya: "Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (QS. Al-Ankabut: 6)
6. Ta'adud
Allah SWT merupakan Tuhan yang esa, yakni hanya Dia satu-satunya yang patut kita sembah. Maka dari itu, mustahil bagi Allah SWT memiliki sifat ta'adud atau berjumlah lebih dari satu. Keesaan Allah SWT dapat kita temukan dalam ayat Alquran berikut ini.
قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ. ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ
Artinya: Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia." (QS. Al-Ikhlas: 1-4)
7. Ajzun
Allah SWT adalah zat yang Maha Kuasa. Atas kekuasaannya, Dia mampu melakukan segala sesuatu yang bahkan di luar akal sehat manusia. Sangat mustahil jika Allah SWT memiliki sifat ajzun atau lemah. Sebab, Allah SWT dengan mudah melakukan apa pun atas kuasa yang dimiliki-Nya.
يَكَادُ ٱلْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَٰرَهُمْ ۖ كُلَّمَآ أَضَآءَ لَهُم مَّشَوْا۟ فِيهِ وَإِذَآ أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا۟ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَٰرِهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Artinya: "Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu."
8. Karahah
Allah SWT tidaklah mungkin memiliki sifat karahah atau yang berarti terpaksa, tidak atas kehendak sendiri. Padahal, seperti kita yakini, Allah SWT dapat melakukan apa pun sesuai dengan kehendak-Nya. Jika Allah SWT sudah berkehendak, maka tak ada yang dapat mencegahnya.
خَٰلِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ إِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ
Artinya: "Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki." (QS. Hud: 107)
إِنَّمَآ أَمْرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيْـًٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
Artinya: "Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia." (QS. Yasin: 82)
9. Jahlun
Jahlun merupakan kebalikan dari sifat 'ilmun. Allah SWT tidak mungkin memiliki sifat jahlun atau bodoh. Tentunya Allah SWT Maha Mengetahui apa saja yang ada di bumi, baik yang tampak maupun tidak tampak dalam penglihatan manusia.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِۦ نَفْسُهُۥ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ ٱلْوَرِيدِ
Artinya: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." (QS. Qaf: 16)
10. Maut
Tidak seperti manusia, Allah SWT akan kekal dan tidak dapat mati. Jelas saja sangat mustahil jika Allah SWT memiliki sifat maut atau dapat mati. Sebab, Allah SWT bersifat kekal. Hal ini tertuang dalam ayat Alquran sebagai berikut.
يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (QS. Al-Baqarah: 255)
وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱلْحَىِّ ٱلَّذِى لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِۦ ۚ وَكَفَىٰ بِهِۦ بِذُنُوبِ عِبَادِهِۦ خَبِيرًا
Artinya: "Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya." (QS. Al-Furqan: 58)
11. Shamamun
Allah SWT Maha Mendengar semua hal yang ada di dunia ini. Baik itu yang kita ucapkan, maupun perkataan yang hanya kita bisikan dalam hati. Allah SWT mendengar semua itu. Oleh sebab itu, mustahil bagi Allah SWT memiliki sifat shamamun yang berarti tuli atau tidak mendengar.
Sifat mustahil shamamun ini tertuang dalam Alquran Surat Asy-Syura ayat 11 dan Surat Al-Maidah ayat 76 yang berbunyi sebagai berikut.
فَاطِرُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا وَمِنَ ٱلْأَنْعَٰمِ أَزْوَٰجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
Artinya: “(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat." (QS. Asy-Syura: 11)
قُلْ أَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا ۚ وَٱللَّهُ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
Artinya: "Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?" Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Maidah: 76)
12. Ama
Selain Maha Mendengar segala sesuatu, Allah SWT juga Maha Melihat. Allah SWT dapat melihat semua hal, baik yang terpampang secara kasat mata, maupun yang disembunyikan. Sehingga, Allah SWT mustahil memiliki sifat ama atau buta. Tak ada satu hal kecil pun yang luput dari penglihatan Allah SWT.
Sifat mustahil ama pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-Hujurat ayat 18 dan Surat Al-Baqarah ayat 265 yang berbunyi sebagai berikut.
إِنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ غَيْبَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَٱللَّهُ بَصِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya: "Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hujurat: 18)
وَمَثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمُ ٱبْتِغَآءَ مَرْضَاتِ ٱللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِّنْ أَنفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍۭ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَـَٔاتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِن لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Artinya: "Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat." (QS. Al-Baqarah: 265)
13. Bakamun
Allah SWT tidaklah bisu. Dia selalu berfirman yang firmannya menjadi tuntunan dan pegangan hidup manusia di dunia. Jadi, Allah SWT mustahil memiliki sifat bakamun yang artinya bisu.
Sifat mustahil bakamun pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-A’raf ayat 143 dan Surat An-Nisa ayat 164 yang berbunyi sebagai berikut.
وَلَمَّا جَآءَ مُوسَىٰ لِمِيقَٰتِنَا وَكَلَّمَهُۥ رَبُّهُۥ قَالَ رَبِّ أَرِنِىٓ أَنظُرْ إِلَيْكَ ۚ
Artinya: "Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya." (QS. Al-A'raf: 143)
وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنَٰهُمْ عَلَيْكَ مِن قَبْلُ وَرُسُلًا لَّمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۚ وَكَلَّمَ ٱللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا
Artinya: "Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung." (QS. An-Nisa: 164)
14. Kaunuhu Ajiza
Kaunuhu ajizan memiliki arti lemah yang merupakan kebalikan dari sifat qadiran yang berarti kuasa. Allah SWT tidaklah lemah, sebab hanya Dia-lah yang berkuasa atas segala urusan di dunia ini.
Sifat mustahil kaunuhu ajizan pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 20 yang berbunyi sebagai berikut.
يَكَادُ ٱلْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَٰرَهُمْ ۖ كُلَّمَآ أَضَآءَ لَهُم مَّشَوْا۟ فِيهِ وَإِذَآ أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا۟ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَٰرِهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Artinya: "Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah: 20)
15. Kaunuhu mukrihan
Allah SWT dapat melakukan apa saja sesuai dengan kehendaknya. Jika Allah SWT sudah berkehendak, maka tak ada yang dapat menghentikannya. Adalah mustahil jika Allah SWT memiliki sifat kaunuhu mukrihan yang berarti terpaksa atau tidak atas kehendak sendiri.
Sifat mustahil kaunuhu mukrihan pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Hud ayat 107 yang berbunyi sebagai berikut.
خَٰلِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ إِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ
Artinya: "Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki." (QS. Hud: 107)
16. Kaunuhu jahilan
Allah SWT memiliki sifat yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Pengetahuannya amatlah luas, sehingga tiada yang menandinginya. Sangat mustahil jika Allah SWT memiliki sifat kaunuhu jahilan yang artinya bodoh.
Sifat mustahil kaunuhu jahilan pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat An-Nisa ayat 176 yang berbunyi sebagai berikut.
يَسْتَفْتُونَكَ قُلِ ٱللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِى ٱلْكَلَٰلَةِ ۚ إِنِ ٱمْرُؤٌا۟ هَلَكَ لَيْسَ لَهُۥ وَلَدٌ وَلَهُۥٓ أُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَ ۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ إِن لَّمْ يَكُن لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَإِن كَانَتَا ٱثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا ٱلثُّلُثَانِ مِمَّا تَرَكَ ۚ وَإِن كَانُوٓا۟ إِخْوَةً رِّجَالًا وَنِسَآءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ ٱلْأُنثَيَيْنِ ۗ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ أَن تَضِلُّوا۟ ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌۢ
Artinya: "Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. An-Nisa: 176)
17. Kaunuhu mayitan
Allah SWT tidak pernah tidur, lelah, atau mati. Oleh karenanya, sangat tidak mungkin jika Allah SWT memiliki sifat kaunuhu mayitan yang artinya dalam keadaan mati. Allah SWT akan kekal dan tidak akan mati.
Sifat mustahil kaunuhu mayitan pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-Furqan ayat 58 yang berbunyi sebagai berikut.
وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱلْحَىِّ ٱلَّذِى لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِۦ ۚ وَكَفَىٰ بِهِۦ بِذُنُوبِ عِبَادِهِۦ خَبِيرًا
Artinya: "Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya." (QS. Al-Furqan: 58)
18. Kaunuhu Ashamma
Pendengaran Allah SWT sangatlah tidak terbatas. Allah SWT dapat mendengar segala suara, baik yang diucapkan, maupun yang terbisik dalam hati. Allah SWT tidak mungkin memiliki sifat kaunuhu ashamma atau yang berarti dalam keadaan tuli, sebab Allah SWT Maha Mendengar.
Sifat mustahil kaunuhu ashamma pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 256 dan yang berbunyi sebagai berikut.
آ إِكْرَاهَ فِى ٱلدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشْدُ مِنَ ٱلْغَىِّ ۚ فَمَن يَكْفُرْ بِٱلطَّٰغُوتِ وَيُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسْتَمْسَكَ بِٱلْعُرْوَةِ ٱلْوُثْقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَا ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Artinya: "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 256)
19. Kaunuhu Ama
Apa yang kita perlihatkan secara kasat mata atau pun yang kita simpan rapat-rapat, Allah SWT pasti mengetahuinya. Sebab, Allah SWT Maha Melihat segala sesuatu. Allah SWT tidak mungkin memiliki sifat kaunuhu ama atau yang berarti dalam keadaan buta.
Sifat mustahil kaunuhu ama pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-Hujurat ayat 18 yang berbunyi sebagai berikut.
إِنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ غَيْبَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَٱللَّهُ بَصِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya: "Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hujurat: 18)
20. Kaunuhu Abkam
Allah SWT tidak bisu. Melalui perkataannya yang disampaikan dalam firman dan tertulis di dalam Alquran, menjadi pedoman dan pegangan hidup untuk manusia di dunia.
Sifat mustahil kaunuhu abkam pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat An-Nisa ayat 164 yang berbunyi sebagai berikut.
وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنَٰهُمْ عَلَيْكَ مِن قَبْلُ وَرُسُلًا لَّمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۚ وَكَلَّمَ ٱللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا
Artinya: "Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung." (QS. An-Nisa: 164)
Itulah tadi sifat mustahil bagi Allah SWT yang patut kita ketahui. Semoga hal ini dapat menambah keimanan kita terhadap Allah SWT.