Ini Pengertian, Jenis dan Penyebab Inflasi Beserta Dampaknya

kondisi paling dihindari negara

Ini Pengertian, Jenis dan Penyebab Inflasi Beserta Dampaknya

Semenjak pandemi Covid-19, kata-kata inflasi semakin sering terdengar. Bahkan akhir-akhir ini pun kata inflasi semakin akrab. Salah satunya ketika Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa inflasi pada bulan Mei 2021 lebih tinggi dari inflasi bulan April 2021. Inflasi di bulan Mei yakni sebesar 0,32% secara bulanan (mom) sedangkan April lalu yang sebesar 0,13% mom.

Inflasi menjadi hal yang paling dihindari oleh semua negara. Mereka terus menekan laju inflasi agar tidak memengaruhi pertumbuhan ekonomi di negaranya. Dampak paling menakutkan yang timbulkan oleh inflasi sendiri adalah terjadi krisis ekonomi.

Lantas apa itu inflasi? Simak penjelasan inflasi beserta dengan jenis dan dampaknya berikut ini, ya!

Pengertian inflasi

Ini Pengertian, Jenis dan Penyebab Inflasi Beserta Dampaknya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang kertas beredar. Kondisi ini menyebabkan naiknya harga barang-barang.

Sedangkan menurut Jasa Otoritas Keuangan (OJK), inflasi adalah keadaan perekonomian yang ditandai oleh kenaikan harga secara cepat sehingga berdampak pada menurunnya daya beli. Kondisi ekonomi ini juga sering pula diikuti dengan menurunnya tingkat tabungan ataupun investasi karena adanya peningkatan dari konsumsi masyarakat dan hanya sedikit untuk tabungan jangka panjang.

Kemudian dikutip dari laman resmi Bank Indonesia (BI), inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

Secara singkat dan sederhananya, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan meluas serta terus-menerus. Hal ini cenderung menurunkan nilai uang.

Penyebab inflasi

Banyak faktor yang menyebabkan inflasi. Berdasar dari laman Kementrian Keuangan (Kemenkeu), ada setidaknya 6 faktor penyebab inflasi. Berikut rangkumannya:

  1. Tarikan permintaan (demand full inflation), ini adalah kondisi inflasi yang disebabkan karena tingginya daya beli masyarakat berupa permintaan dan daya tarik terhadap suatu barang. Biasanya dipicu dari membanjirnya likuiditas di pasar. Permintaan meningkat, berdampak harga barang meningkat. Diikuti harga faktor produksi yang bisa meningkat.
  2. Desakan tekanan (produksi) atau distribusi (cost push inflation), inflasi yang terjadi saat dorongan kenaikan biaya produksi yang terus-menerus naik. Faktor yang memengaruhinya bisa dari biaya faktor produksi terus meningkat, kelangkaan produksi, atau kelangkaan distribusi.
  3. Inflasi Campuran (Mixed Inflation), Ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan bisa berakibat terjadinya Inflasi. Contoh di saat sebuah barang produk/jasa permintaannya meningkat, lalu ketersediaannya menjadi berkurang dan tidak ada. Sementara produk atau jasa pengganti, langka.
  4. Peredaran uang kartal yang tak terkendali.
  5. Kekacauan politik dan ekonomi, kondisi ini pernah terjadi di Indonesia tepatnya pada tahun 1997 sampai tahun 1998.
  6. Tuntunan kenaikan upah.

Jenis-jenis inflasi

Dikutip dari Kementrian Keuangan, jenis inflasi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu asal timbulnya inflasi, cakupan pengaruh kenaikan harga terhadap inflasi, dan parah tidaknya inflasi. Berikut adalah jenis-jenis inflasi yang dikutip dari beberapa sumber:

Jenis Inflasi berdasarkan sifat/parah tidaknya:

1. Inflasi Rendah atau Ringan (Creeping Inflation)

Jenis Inflasi Rendah adalah yang kurang dari 10% per tahun. Inflasi jenis ini dibutuhkan dalam perekonomian karena bisa memproduksi produsen untuk lebih banyak memproduksi barang atau jasa.

2. Inflasi Menengah atau Sedang (Galloping Inflation)

Inflasi jenis ini memiliki besar 10-30 % per tahunnya. Tanda terjadinya Inflasi jenis ini adanya kenaikan harga-harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi dua digit. Contohnya seperti 15%, 20%, dan 30%.

3. Inflasi Berat (High Inflation)

Seperti nama jenis inflasi ini. Inflasi berat besarannya juga besar, yakni 30-100 % per tahun. Contoh Inflasi berat yang telah terjadi seperti pada pertengahan dekade 1960-an. Saat itu di Indonesia Inflasi mencapai 600%.

4. Inflasi Sangat Tinggi atau Tidak Terkendali (Hyperinflation)

Inflasi ini ditandai dengan kenaikan harga terjadi dengan sangat drastis. Hingga mencapai  empat digit atau di atas 100 %. Di situasi seperti ini masyarakat tidak akan ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya sangat turun. Maka lebih baik ditukar dengan barang.

Jenis Inflasi berdasarkan asalnya

1. Inflasi dari dalam negeri (Domestic Inflation)

Jenis Inflasi ini terjadi terlihat dari anggaran belanja negara. Timbulnya akibat dari defisit dalam pembiayaan dan belanja negara. Contohnya adalah defisit anggaran dan bencana alam. Untuk mengatasi jenis ini Inflasi adalah dengan melakukan kebijakan ekonomi berupa mencetak uang baru.

2. Inflasi dari luar negeri (Imported Inflation)

Jenis inflasi ini adalah yang terjadi ketika suatu negara bermitra dengan negara lain, lalu negara yang diajak bermitra mengalami Inflasi yang tinggi. Saat ada kenaikan harga di luar negeri atau negara yang menjadi mitra, baik langsung maupun tidak langsung juga bisa berdampak pada kenaikan biaya produksi dalam negeri.

Kenaikan biaya secara bersamaan biasanya juga diikuti kenaikan harga-harga barang. Contohnya adalah kenaikan harga minyak dunia, biaya produksi luar negeri, serta tarif impor yang tinggi.

Jenis Inflasi berdasar cakupan pengaruh kenaikan harga

  1. Inflasi tertutup, yaitu kenaikan harga beberapa barang tertentu.
  2. Inflasi terbuka, yaitu kenaikan harga secara keseluruhan.
  3. Inflasi tak terkendali, yaitu inflasi yang sangat hebat dan terjadi kenaikan harga secara terus-menerus.

Dampak inflasi

Dampak inflasi dapat dirasakan oleh negara maupun masyarakat. Berikut dampak-dampak yang ditimbulkan oleh inflasi.

1. Bagi pemilik pendapatan

Dampak bagi pemilik pendapatan tetap seperti PNS dirugikan karena menyebabkan daya beli mereka menurun. Bagi pemilik pendapatan tidak tetap seperti para pengusaha dapat diuntungkan karena mereka dapat menjual produk-produk mereka dengan harga yang mengikuti tingkat inflasi sehingga tingkat pendapatan mereka tetap atau bahkan naik.

2. Bagi penabung

Bagi penabung, inflasi sangat dirugikan karena nilai uang menurun.

3. Bagi debitur dan kreditur

Bagi debitur, inflasi menguntungkan karena saat pembayaran utang nilai uang lebih rendah dibanding saat meminjam uang. Bagi kreditur sebaliknya, kondisi ini merugikan karena nilai uang tersebut lebih rendah dibandingkan saat peminjamannya.

4. Bagi produsen

Bagi perusahaan besar, inflasi dapat menguntungkan apabila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Sedangkan bagi pengusaha kecil, naiknya biaya produksi dapat merugikan sehingga kebanyakan dari mereka enggan untuk meneruskan produksinya.

5. Bagi perekonomian nasional ada 4 dampak yang dirasakan, antara lain:

  • Mendorong tingkat bunga sehingga cenderung menurunkan tingkat investasi.
  • Mendorong penanamna modal yang bersifat spekulatif.
  • Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi pada masa yang akan datang.
  • Merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved