Mendengar nama toko kopi TUKU tentunya sudah tak asing lagi apalagi saat orang nomor satu di Indonesia, yakni Jokowi serta keluarga berkunjung ke TUKU. Banyak orang yang bertanya, "siapa sih pemilik toko kopi tersebut?" serta "Apasih yang membedakan kopi TUKU dengan yang lainnya?"
Menjawab rasa penasaran masyarakat, ini jawaban cukup singkat dari sang pemilik TUKU "Visi utama saya mendirikan toko kopi TUKU karena saya ingin meningkatkan konsumsi kopi masyarakat Indonesia," Ucap Andanu Prasetyo, pria dibalik TUKU. Menurutnya, pada saat itu kebanyakan masyarakat hanya menikmati kopi instan.
Di hari Rabu yang cerah, tepatnya di kawasan Cipete, Jakarta Selatan saya berkesempatan untuk melakukan wawancara secara eksklusif dengan Tyo (Sapaan akrabnya). Dirinya banyak bercerita seputar keputusannya memilih bisnis kopi dengan riset awal yang membutukan waktu selama 5 tahun, cara ia mempertahankan kualitas kopi TUKU ditengah persaingan yang sangat ketat, hingga tips buat para millenials yang ingin membangun usaha.
Cerita awal lahirnya "Toko Kopi TUKU"
Pria lulusan universitas Prasetya Mulia tersebut sudah memulai bisnis sejak tahun 2005. Berawal dari bisnis distro baju namun hingga membuka sebuah restoran yang diberi nama "Toodz House" di tahun 2010. Merasa tak puas dengan bisnis tersebut, Tyo pun memutuskan untuk mendirikan toko kopi TUKU.
"Awalnya kan 2015 nih itu nggak ada rencana buat kopi sih. Cuma saya tahu setelah 5 tahun menjalankan usaha, rasanya perlu diversivikasi. Nah, kebetulan saat lagi mikir diversivikasi dapat lah tempat di seberang usahaku pertama (Toodz House). Tanpa berpikir panjang langsung di sewa lokasi tersebut. Menurutku, yang cocok dengan tempat ini tuh coffee shop. Since, saya pribadi punya ambisi terhadap dunia kopi tapi belum ada wadahnya karena selama ini saya terjun di f&b (food and beverages) kenalnya kopi duluan tapi bikinya cafe malah ke makanan. Oleh karena itu, this time pengen deh mencoba do something yang bisa memberikan impact gitu lho. Lalu, akhirnya di cari sebuah konsep yang bisa meningkatkan konsumsi kopi di Indonesia dan mengedukasi pasar".
Nama TUKU sendiri diambil dari bahasa Jawa yang memiliki arti "membeli". Tyo ungkapkan 2 alasan utama memilih nama tersebut, "sebenarnya alasannya cuma mencari nama yang simpel dan mudah di ingat," Ujarnya. Sedangkan alasan yang kedua adalah ia berharap makna "membeli" dapat membuat banyak orang tertarik untuk mengonsumsi kopi miliknya.
Pesan Jokowi saat hadiri TUKU
Netizen sempat dihebohkan dengan kunjungan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo bersama keluarga ke toko kopi Tuku pada hari Minggu, 2 Juli 2017 lalu. Sebuah kehormatan besar baginya kedatangan keluarga Jokowi, "Karena bapak dan ibu terkesan santai dan nggak heboh sehingga saya dan kerabat di TUKU tak merasa takut atau deg-degan," TUKU yang hits dengan menu "Kopi Susu Tetangga" menjadi pilihan Jokowi. Saat sedang berbincang-bincang santai, Jokowi memberikan pesan kepadanya agar dapat membawa kopi Indonesia ke ranah Internasional. "Saya merasa langsung termotivasi dengan pesan bapak".
Cara Tyo pertahankan kualitas kopi miliknya
Saat ini bisnis kopi kekinian sudah cukup menjamur di Indonesia, khususnya Jakarta. Tak sedikit orang tertarik untuk mengonsumsi kopi susu. Persaingan yang ketat nggak membuat Tyo merasa cemas dengan bisnis yang telah dirinya jalankan selama 3 tahun tersebut.
"Hmm salah satu cara saya mempertahankan kualitas adalah sering-sering ngobrol dengan tetangga (para konsumennya), kita selalu buat hubungan sedekat mungkin sehingga selalu dapat update kalau ada yang kurang dari produk kita. Selain itu, saya juga tidak bergerak terlalu massive supaya bisa menjaga konsistensi tersebut. So, bagaimana caranya kita harus berkembang namun tetap harus menjaga kualitas yang ada".
Terkait pesan dari Jokowi seperti yang dijelaskan di atas, pria dengan kepribadian ramah tersebut berencana untuk membuka gerai kopinya hingga ke luar negeri. "Insya Allah bisa terlaksana di tahun 2019 mendatang ya.. Wilayahnya masih yang dekat-dekat aja di Asia."
3 kunci utama menjadi seorang entrepreneur
Kesuksesan yang dirasakan hingga sekarang membutuhkan perjalanan yang cukup panjang. Berbagai kendala telah ia hadapi, di akhir sesi wawancara Tyo membagikan 3 tips untuk kamu yang ingin terjun kedalam dunia bisnis. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah 'mengenali diri sendiri' terlebih dahulu, "seberapa entrepreneur kita dan seberapa besar profit yang kita targetkan.
Kedua, pentingnya mengetahui target market. Menurutnya, kita harus memikirkan kedepannya apakah produk yang kita tawarkan dibutuhkan para konsumen atau tidak.
Tips yang terakhir, "Jangan buat sesuatu yang lagi 'viral' dan jadikanlah viral hanya sebagai bonus. Biarkan produk kita sendiri yang berbicara dan membuktikan bagus atau tidak. Akhirnya kalau kita fokus ke situ insya allah bisnis yang kita kelola akan lebih sustain sih."
Photo credit:
Photographer: Andre Wiredja
Makeup & Hair: Jilly Loren, Sari
Stylist: Wilsen Willim
Fashion Editor: Michael Richards
Asst. Stylist: Ranti Kusuma, Soraya Aini
Wardrobe & Accessories: Wilsen Willim, Imaji Studio, RACCOONANDBABIES
Location: NPM Studio