Berbicara soal kucing, memang tak pernah ada habisnya. Banyak tingkah manja dan imutnya yang membuat hati kita meleleh. Apalagi kalau masih berusia belia atau masih dalam fase anak-anak. Sebelum tumbuh menjadi bos besar yang semena-mena, makhluk mungil ini sungguh menggemaskan bagai boneka.
Sayangnya, anak kucing belum punya imunitas tubuh yang kuat dan rentan terkena penyakit. Diare merupakan salah satu penyakit umum yang sering menjangkit anak kucing. Biasanya diare ditandai dengan tinja yang encer dan dehidrasi parah.
Lantas, apa saja penyebab diare pada anak kucing? Melansir The Spruce Pets, berikut adalah informasi lengkapnya.
1. Perubahan pola dan jenis makanan
Anak kucing memiliki pencernaan yang sensitif. Sedari lahir hanya meminum ASI, maka tak heran jika anak kucing mengalami diare apabila langsung diberikan makanan padat. Biasanya hal ini terjadi saat mereka baru belajar memakan dry food atau pakan kering.
Oleh karena itu, berilah makanan baru sedikit demi sedikit kepada anak kucing. Supaya, pencernaan mereka dapat beradaptasi terhadap perubahan pola makan seiring berjalannya waktu
2. Meminum air mentah
Air mentah mengandung banyak bakteri dan kuman penyebab penyakit. Mikroorganisme ini meliputi bakteri E.Coli yang bisa menyebabkan diare dan infeksi saluran kemih. Karena itu, lebih baik berikan air galon atau air yang sudah direbus kepada anak kucing supaya mereka tetap sehat.
3. Meminum susu
Kucing memiliki intoleransi laktosa yang cukup tinggi. Walau kini telah banyak susu khusus kucing yang dijual di pasaran, namun tak semua anak kucing mampu mencerna zat laktosa yang terkandung dalam susu. Pencernaan kucing yang tak mampu memproses susu dapat menyebabkan diare.
4. Stres
Stres juga dapat menyebabkan anak kucing diare. Banyak hal yang memicu stres pada anak kucing. Misalnya karena perubahan lingkungan, ketakutan, pergantian pemilik, dan merasa terancam.
Keadaan ini membuat mereka menjadi tak nafsu makan, sehingga sistem kekebalan tubuhnya pun akan menurun. Akan hal itu, anak kucing lebih mudah terjangkit penyakit, salah satunya diare.
5. Efek samping obat
Anak kucing yang sedang menjalani perawatan dengan obat-obatan juga rentan terkena diare. Beberapa jenis obat seperti antibiotik dan pereda nyeri punya efek samping yang dapat mempengaruhi pencernaan.
Apabila anak kucingmu mengalami demikian, segera hubungi dokter hewan agar mereka bisa mendapatkan perawatan terbaik.
6. Parasit usus
Pola makan yang tak sehat dan tak higienis dapat memicu telur cacing dan penyebaran bakteri. Dari sinilah, parasit akan menetap serta mengiritasi saluran usus anak kucing. Hal inilah yang menyebabkan kucing diare dan mengeluarkan cacing serta telur parasit dari tinjanya.
Sebagai pencegahan, kamu perlu rutin memberikan obat cacing kepada anak kucing setiap satu bulan sekali, sampai mereka berumur 6 bulan. Adapun rekomendasi merek obat cacing yang bisa kamu berikan untuk kucing adalah Drontal dan Bravecto.
7. Infeksi penyakit
Infeksi penyakit akut seperti panleukopenia dan gangguan lever juga dapat mengakibatkan diare, bahkan disertai muntah dan tak nafsu makan pada anak kucing. Saat terjangkit penyakit serius tersebut, organ anak kucing akan sulit menyerap vitamin. Bisa juga karena vitamin yang dikonsumsi terlalu rendah, sehingga kucing bisa mengalami diare.
Jika kucingmu mengalami ciri-ciri di atas, segeralah periksakan ke dokter hewan untuk mendapat perawatan lebih lanjut, ya!
Ciri-ciri anak kucing terkena diare
Untuk penanganan lebih awal, kamu perlu mengenali tanda-tanda diare pada anak kucing terlebih dahulu. Berikut adalah ciri-cirinya:
- Muntah
- lemas
- Tak nafsu makan
- Pup berwarna merah, hitam atau hijau dan berbau
- Lebih banyak diam
- Demam
- Dehidrasi
- Mengerang kesakitan
- Lebih banyak menyendiri dan bersembunyi
Apabila anak kucing mengalami setidaknya 3 tanda di atas dalam kurun waktu lebih dari 3 hari, segeralah periksakan kesehatan mereka ke dokter hewan.