Inilah Alasan Mengapa Masih Saja Ada Orang Bertanya “Kapan Nikah ?” Ke Kamu

Jangan hidup dalam stigma masyarakat

“Kapan nikah?” merupakan kata-kata tabu dan horor bagi wanita yang sudah berumur hampir seperempat abad. Kuping siapa yang tidak panas setiap ada acara keluarga atau ketika tetangga selalu menanyakan hal itu, baik yang bertanya hanya iseng belaka atau memang serius. Kalau pertanyaan itu dilontarkan pada wanita di usia awal 20 tahun, mungkin tidak akan membuatnya harus pusing tujuh keliling memikirkan jawabannya. Tapi kalau wanita dengan usia sudah memasuki 25 tahun? Mungkin pertanyaan ini ibarat soal kalkulus yang rumit dan sulit untuk dipecahkan. Apalagi kita terpaksa dihantui stigma masyarakat bahwa wanita tidak baik jika melajang terlalu lama. Pada umumnya inilah beberapa alasan yang mendasari pemikiran seperti itu, Bela.

1. Sulit Mendapat Calon Suami

imdb-9a28883ca08236a696ddc24caff3e6d2.jpgpopbela.com/content-images/post/20170202/imdb-9a28883ca08236a696ddc24caff3e6d2.jpg" />

Pria cenderung mencari pasangan hidup yang lebih muda, sehingga kalau wanita yang dianggap “tua” sulit untuk mendapatkan calon suami lagi. Sementara kita sibuk meningkatkan karier kita sampai lupa mencari jodoh. Namun ada juga yang berpendapat, mengejar karier hanya sebuah pelampiasan karena keputus asaan seseorang yang belum juga menemukan pria impian.

2. Jarak Usia dengan Anak Terpaut Jauh

imdb2-d3de285738ea7b5ff3468daa3a1d6b62.jpg

Wanita jika melajang terlalu lama maka jarak antara anaknya dan dia akan terlalu jauh. Sehingga ketika wanita tersebut sudah tua, anaknya masih sangat kecil. Sedangkan, menjadi ibu muda diharapkan bisa menjadi teman bagi anaknya kelak, dan merawat anak juga lebih energik karena staminanya juga lebih baik.

3. Dianggap Tidak Laku

imdb3-35025adc67124cfbfdbeac20bd10d352.jpg

Masyarakat saat ini juga masih banyak menilai wanita yang terlalu lama  sendiri dianggap wanita yang tidak laku, kejamnya lagi mereka melabeli perempuan yang belum menikah di usia 30an dengan sebutan 'perawan tua'. Begitulah Bela, anggapan-anggapan tersebutlah yang membuat ruang gerak seorang wanita menjadi serba terbatas. Sang wanita akan cemas dan stress ketika umur sudah bertambah namun tak kunjung menikah.

Ayolah, ini bukan zaman Siti Nurbaya, dimana tujuan wanita hanya untuk menikah yang aktivitasnya hanya di dapur, kasur dan juga sumur. Zaman sudah jauh berubah,  wanita juga memiliki mimpi yang harus diraih sebelum terikat dengan suatu hubungan.
 

photo credit: Suffragette/Pathe/www.imdb.com

  • Share Artikel

TOPIC