Mengingat banyaknya perubahan cara serta pandangan mengenai sikap di dunia nyata dan dunia maya, maka sudah menjadi rahasia umum kalau banyak orang berbondong-bondong memerlihatkan kehidupan di media sosial yang sebenarnya berbanding terbalik dengan kenyataan.
Media sosial juga kini menjelma menjadi alat untuk pencitraan. Banyak orang sengaja mem-posting kebaikan atau ketulusan hanya untuk sebagai pencitraan, seperti mengucapkan ulang tahun kepada sahabat. Kita akan berpikir kalau teman kita tersebut mengirimkan hadiahnya untuk sang sahabat, padahal kenyataannya belum tentu dia benar-benar mengirimkan hadiah tersebut untuk sahabatnya. Istilah performative friend ini menjadi perhatian khusus saat ini. Lalu, seperti apa ya yang disebut performative friend itu? Ini tanda-tandanya.
Baru-baru ini Taylor Swift mem-posting kue ulang tahun untuk sahabat tercintanya, Selena Gomez. Nyatanya, Gomez nggak pernah menerima kue tersebut. Selain Taylor, beberapa artis ternyata pernah melakukan hal yang sama. Hal tersebut menjadi lumrah karena merayakan hal spesial secara online. Tetapi, kesan yang terjadi adalah bahwa pihak yang melakukan hal demikian seolah seperti pencitraan semata.
Seringkali kita menemukan, saat bertemu teman lama secara nggak sengaja, hal yang pertama dilakukan adalah foto bersama kemudian mengunggahnya dengan memberikan caption yang seolah kalian berfoto setelah mengobrol panjang lebar. Padahal pada kenyataannya, kalian hanya foto sebentar serta saling menyapa kemudian sibuk dengan kegiatan masing-masing. Satu lagi, bahkan bertanya tentang kabar juga nggak.
Posting gambar disertai caption penuh doa dan cinta. Bukankah lebih baik jika doa tersebut diungkapkan secara personal antara kamu dan orang terdekat saja? Banyak juga yang mengungkapkan hal-hal romantis di dunia maya untuk menyembunyikan bahwa hubungan kalian nggak seromantis atau nggak sebaik yang terlihat di media sosial. Biasanya hal itu dilakukan sebagai salah satu cara untuk 'lari' dari kenyataan. Secara nggak sadar, kita sedang memabangun image palsu.
Ada sebagian orang yang senang sekali meninggalkan pujian di posting-an seseorang namun setelah itu, ia menjelek-jelekkan orang yang ia puji tersebut. Apa kamu pernah melakukan hal seperti itu, Bela? Hal tersebut dilakukan semata-mata agar kamu terkesan sebagai orang yang berkata baik dan sopan. Apalagi jika kamu memuji orang yang jelas-jelas kalia adalah orang yang selalu saling menjelekkan di dunia nyata.
Karena sudah terbiasa melakukan segala sesuatu untuk mendapat pujian atau pencitraan, kebaikan kecil yang nggak bisa dilihat orang jadi sering diremehkan. Kamu lebih menyukai pacar atau sahabat mengungkapkan segala sesuatu hal yang manis di posting-an Instagrammu ketimbang bicara secara langsung dan menghabiskan waktu bersama tanpa orang lain ketahui.
Performative friend atau bisa juga diartikan fake friend mulai marak terjadi belakangan ini. Jika tanda-tanda di atas ada padamu, mulailah berpikir kembali dan mengevaluasi diri. Apakah sampai harus berbuat sejauh itu untuk sebuah pencitraan saja? Bukankah lebih baik jika kita jujur pada diri sendiri dan sekitar, Bela?