Tak hanya di negara dengan budaya ketimuran seperti Indonesia, di Barat pun film porno selalu menjadi topik kontroversial. Meski ada yang menyebutnya sebagai seni, banyak pula yang mengutuknya sebagai 'racun' yang memalukan.
Tapi yang jelas kita harus sepakat jika film porno tetaplah sebuah film yang disutradarai oleh seseorang. Bukan layaknya film dokumenter yang berangkat dari sesuatu yang nyata. Berikut adalah fakta seks dalam film porno yang harus kamu tahu.
1. Banyak tipuan kamera
Jangan salah, kalau kamu mengira semua tubuh pemain film porno bagus, coba baca dulu, deh, artikel ini. Beberapa hanyalah hasil dari sudut pengambilan gambar, tata rias, dan pencahayaan. Tidak semua tubuh pemain benar-benar semenarik yang kamu lihat.
2. Pemain tidak menikmati
Saat melakukan seks, salah satu tujuan yang kita kejar tentu adalah kepuasan. Tapi seks yang terjadi alam film porno bertujuan hanya untuk bisnis dan uang semata. Kepuasan yang terlihat hanya bagian dari akting dan tidak pernah benar-benar terjadi.
3. Banyak bagian yang diedit
Heran, kenapa pemain di film porno bisa tahan 'bermain' smapai 30 menit atau bahkan lebih? Tentu itu salah satu dari bagian yang diedit dan masih banyak lainnya. Meski terlihat berkesinambungan, bisa jadi adegan itu dilakukan dalam beberapa waktu yang berbeda.
4. Mirip drama / sinetron
Lihat bagaimana skenario seks itu dimulai? Hampir semuanya tidak masuk akal. Apalagi suara desahan yang terdengar sangat berlebihan. Apalagi pujian-pujian terhadap pasangan yang sebenarnya tidak sehebat itu. Apa bedanya dengan film drama atau sinetron, kan? Semua dilebih-lebihkan.
Banyak orang terpapar informasi mengenai seks pertama kali melalui film porno. Karena itu ekspektasi mereka terhadap seks sangat tinggi, sesuai yang mereka lihat di film. Padahal seks dalam kehidupan nyata tidak sefantastis itu. Makanya jangan kecewa jika seks yang kamu rasakan tidak seperti di dalam film porno.
Itulah fakta seks dalam film porno. Ingetin pasanganmu yang masih suka nonton film porno dan masih memimpikan seks seperti itu, ya, Bela!