Seks merupakan topik pembicaraan yang dianggap tabu dan tak pantas dibicarakan. Padahal seks adalah suatu hal yang sangat wajar. Walau tak berlaku bagi semua orang, tapi pada suatu titik tertentu dalam hidupnya, manusia akan terlibat dalam hubungan seks juga dengan pasangannya. Atau paling tidak memiliki rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang berbau seksual. Nah, sekolah yang seharusnya menjadi sumber pengetahuan dan nilai-nilai dalam masyarakat sayangnya belum memaksimalkan perannya dalam masalah ini. Lebih parahnya lagi, institusi pendidikan ini secara tak sadar membuat kesalahan-kesalahan besar yang hanya bisa disesali dalam jangka panjang. Tak percaya? Popbela akan buktikan dengan menunjukkan padamu tujuh kesalahan pada pendidikan seks di sekolah yang ternyata memberikan dampak yang buruk dan berbahaya bagi murid-muridnya. Simak baik-baik, ya!
1. Hanya membahas soal organ reproduksi
playbuzz.com
Di Indonesia, belum ada kurikulum yang mewajibkan pendidikan khusus untuk memahami isu seputar seksualitas. Seks hanya diselipkan ke dalam mata pelajaran Biologi atau Ilmu Pengetahuan Alam. Otomatis, pembahasannya sangat terbatas pada cara kerja organ reproduksi manusia secara biologis misalnya proses menstruasi, mimpi basah, atau pembuahan. Aspek yang lain seperti bahaya hamil di usia muda atau tindakan-tindakan apa saja yang tergolong seksual tak pernah diangkat di dalam kelas. Jadi bisa dikatakan Indonesia tidak menyelenggarakan pendidikan seksual bagi murid-murid sekolah, hanya pelajaran ilmu alam biasa.
2. Hanya diberikan di ruang kelas
movpins.com
Setelah keluar kelas, atau bahkan setelah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berakhir, topik seputar seks tak boleh lagi dibicarakan karena dianggap tabu. Begitu juga ketika di rumah, orang tua cenderung enggan membicarakan masalah seks dengan anak-anaknya karena takut canggung. Akibatnya, anak-anak mencari sumber lain yang tidak bisa dipertanggung jawabkan untuk memuaskan rasa ingin tahu mereka.
3. Biasanya hanya satu atau dua pertemuan
hotflick.net
Coba kamu ingat-ingat lagi, Bela. Dulu berapa kali pertemuan yang dialokasikan untuk pendidikan seks? Paling-paling hanya satu atau dua kali. Padahal, bagaimana bisa seorang anak mempelajari dan memahami betul materi yang rumit tersebut hanya dalam satu kali pertemuan? Inilah mengapa bahkan sampai dewasa dan sudah menikah pun banyak yang masih tak paham dengan penyakit menular seksual, penggunaan alat kontrasepsi, pil pencegah kehamilan, atau program keluarga berencana.
4. Laki-laki tidak diajarkan mengendalikan diri
movpins.com
Dalam pendidikan seks di sekolah, laki-laki tidak pernah dianjurkan atau diajarkan bagaimana mengontrol hasrat seksual mereka. Tak ada yang mau menyentuh topik yang sensitif ini sehingga laki-laki akan tumbuh dewasa, memercayai bahwa nafsu yang mereka miliki adalah hal yang alamiah dan tak bisa dilawan. Nah, ketika muncul keinginan untuk menggoda wanita, mereka dengan mudah berpikir, "Kan memang laki-laki pada dasarnya punya nafsu yang besar,". Padahal hal tersebut tidak benar. Mengendalikan nafsu itu selalu bisa dilatih bahkan sejak dini.
5. Perempuan selalu disudutkan
rsalah.net
Sementara itu, wanita selalu disalahkan ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Guru-guru biasanya menghimbau anak perempuan untuk tidak mengenakan pakaian yang terbuka karena akan mengundang mata dan nafsu laki-laki. Mereka juga diberi saran agar menolak saat diajak pergi berdua ke tempat yang sepi oleh teman laki-laki mereka. Lalu bagaimana dengan laki-laki? Mereka tak pernah, tuh, mendapat tekanan dan tuntutan yang sama besar dengan perempuan dalam hal ini.
6. Kurang membahas isu-isu seputar kekerasan seksual
articles.latimes.com
Seharusnya dalam pendidikan seks di sekolah dijelaskan juga soal kekerasan seksual. Murid-murid harus paham betul dengan kekerasan seksual, apa saja yang dimaksud dengan kekerasan seksual, upaya pencegahannya, ciri-ciri pelakunya, apa yang bisa dilakukan kalau sudah terjadi, dan proses rehabilitasinya. Banyak korban kekerasan seksual yang memilih untuk bungkam karena mereka tak tahu sama sekali tentang hal-hal tersebut.
7. Murid tidak dipisahkan berdasarkan jenis kelamin
movpins.com
Saat dijelaskan, biasanya murid-murid tidak dipisahkan berdasarkan jenis kelamin karena hal tersebut disamakan dengan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam seperti biasa. Akibatnya, murid-murid merasa malu kalau mereka punya pertanyaan yang bersifat pribadi dan sensitif seperti mengapa payudaranya tidak tumbuh secepat teman-temannya yang lain atau mengapa salah satu teman laki-lakinya senang menyentuhnya, bahkan di bagian-bagian tubuh yang pribadi.
Itu dia tujuh kesalahan fatal yang dilakukan oleh sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan seks. Kamu setuju tidak? Kalau Popbela sih berharap pemerintah bisa segera membenahi sistem pendidikan seks di Indonesia, agar anak-anak yang nantinya menjadi penerus bangsa memiliki lingkungan sosial yang lebih sehat. Popbela juga percaya bahwa selalu lebih baik mencegah daripada mengobati dan menyesal di masa depan.