10 Prosesi Nikah Adat Melayu yang Sarat Makna dan Filosofi

Yuk, kenali prosesi adat Melayu!

10 Prosesi Nikah Adat Melayu yang Sarat Makna dan Filosofi

Pernikahan adalah momen sakral bagi setiap manusia dan menjadi simbol penyatuan dua keluarga yang membawa nilai-nilai luhur. Seperti di Indonesia, salah satu tradisi pernikahan yang kaya akan nilai budaya adalah nikah adat Melayu. Prosesi pernikahan dalam budaya Melayu dikenal dengan tata cara yang bermakna, mulai dari upacara akad nikah hingga rangkaian adat yang menyertainya.

Nilai-nilai budaya ini masih dijunjung tinggi oleh masyarakat Melayu, sehingga prosesi pernikahan menjadi lebih dari sekadar acara ceremonial, melainkan sebuah upacara yang sarat makna spiritual. Berangkat dari pembahasan ini, Popbela akan membahas prosesi pernikahan adat Melayu yang dilansir dari berbagai sumber sebagai berikut.

1. Merisik atau merasi

10 Prosesi Nikah Adat Melayu yang Sarat Makna dan Filosofi

Prosesi pernikahan adat Melayu dimulai dengan tahap merisik. Istilah ini berasal dari kata "risik" yang berarti menyelidiki. Dalam tradisi ini, perwakilan dari keluarga calon pengantin laki-laki, yang dikenal sebagai perisik, bertugas menyelidiki calon mempelai perempuan. Biasanya, tugas ini diemban oleh seorang perempuan paruh baya atau orang yang dihormati dalam keluarga.

Perisik akan berkunjung ke rumah calon pengantin perempuan untuk mengamati latar belakang dan sifatnya, untuk memastikan apakah cocok dijadikan calon menantu atau tidak.

2. Meminang

Tahapan selanjutnya dalam prosesi pernikahan adat Melayu adalah meminang. Keluarga calon mempelai laki-laki akan bermusyawarah untuk menentukan waktu yang tepat untuk melamar. Setelah itu, mereka akan mengutus perwakilan yang dituakan untuk memberi tahu keluarga calon pengantin perempuan tentang niat melamar serta tanggal yang telah disepakati.

Lima orang dari pihak keluarga calon pengantin lelaki akan mendatangi rumah calon pengantin perempuan untuk melamar. Perwakilan ini haruslah orang yang pandai berbicara dan menempatkan diri dengan baik.

3. Mengantar tanda

Setelah lamaran diterima oleh keluarga pihak perempuan, tahap berikutnya adalah mengantar tanda. Prosesi ini biasanya dilaksanakan pada hari keempat atau kelima setelah acara peminangan.

Keluarga dari laki-laki bersama kerabat akan berkunjung kembali ke rumah si perempuan sambil membawa seserahan adat Melayu, seperti cincin, tepak sirih, bunga rampai, dan barang-barang lainnya. Tepak sirih yang dibawa harus berisi kapur sirih, pinang, gambir, daun sirih, kacip, dan tembakau.

4. Mengantar belanja

Mengantar belanja adalah prosesi ketika keluarga calon pengantin lelaki mengunjungi keluarga calon pengantin perempuan sambil membawa hantaran berupa perlengkapan untuk pesta pernikahan, serta benda-benda khusus yang diminta oleh calon pengantin perempuan.

Hantaran ini bisa berupa pakaian, uang, dan benda-benda istimewa lainnya. Isi hantaran tersebut telah disepakati oleh kedua belah pihak jauh sebelum prosesi ini berlangsung

5. Mengajak dan menjemput

Kedua keluarga kemudian akan bertemu kembali untuk membahas prosesi berikutnya, yaitu mengajak dan menjemput. Dalam diskusi ini, mereka akan memutuskan siapa yang akan mengajak dan siapa yang akan menjemput.

Tahap ini dianggap sebagai persiapan untuk acara pernikahan yang akan digelar. Prosesi mengajak dan menjemput biasanya melibatkan pasangan suami istri yang berpengalaman dan dihormati oleh masyarakat.

6. Menggantung-gantung

Empat atau lima hari sebelum pernikahan, keluarga perempuan akan melakukan persiapan yang disebut menggantung-gantung. Yakni membersihkan rumah, merapikan dapur, menghias kamar pengantin, dan mendekorasi rumah dengan berbagai ornamen yang telah direncanakan. Fokus utama dari dekorasi adalah kursi pelaminan yang harus dibuat seindah mungkin.

7. Berendam

Salah satu prosesi pernikahan adat Melayu yang paling khas adalah berendam. Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan hati, pikiran, dan tubuh kedua mempelai dari segala hal negatif. Mereka juga disarankan untuk mencukur bulu-bulu halus di tengkuk, pelipis, wajah, dan dahi. Pihak laki-laki harus mencukur rambutnya dengan rapi.

8. Limau manis limau setawar

Setelah prosesi berendam atau cukuran, calon pengantin akan mengikuti tahap limau manis limau setawar. Seorang ibu yang dikenal sebagai Mak Andam akan mengelilingi pengantin perempuan tiga kali sambil membawa kelapa yang dihiasi dengan benang berwarna lima.

Kelapa ini disusun menyerupai gunung, melambangkan harapan agar pasangan dapat memiliki keturunan yang rupawan, sementara benang lima warna melambangkan limpahan rezeki seperti aliran sungai. Selain kelapa, Mak Andam juga mengelilingi calon pengantin perempuan dengan dua batang lilin menyala, yang menyimbolkan harapan agar rumah tangga mereka selalu rukun dan terhindar dari hal-hal buruk.

9. Berinai

Berinai adalah ritual menghias kuku jari tangan dan kaki kedua mempelai. Tradisi ini juga dipercaya sebagai penolak bala, agar pasangan pengantin terlindungi dari berbagai marabahaya. Selain itu, inai dianggap mampu memancarkan aura kecantikan dari kedua mempelai.

10. Khatam Alquran

Acara khatam Alquran dalam rangkaian prosesi pernikahan adat Melayu biasanya diadakan sehari sebelum akad nikah. Kedua calon pengantin akan duduk di depan pelaminan, didampingi oleh seorang guru ngaji dan para jamaah. Mereka akan melantunkan ayat-ayat suci Alquran.

Setelah prosesi khatam Alquran, calon pengantin akan mengunjungi rumah guru ngaji untuk menyerahkan bingkisan atau tabak, berupa pulut kuning yang diletakkan di dalam wadah kayu yang dihiasi ulur-ulur, bunga telor, dan telur merah.

Nikah adat Melayu tidak hanya menjadi sebuah upacara pernikahan, tapi juga cerminan dari kekayaan budaya dan kearifan lokal yang perlu kita jaga dan lestarikan bersama.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved