Perlukah Pola Asuh Orangtua Diterapkan ke Anak Kita Nanti?

Semua orangtua pasti inginkan yang terbaik untuk anaknya

Perlukah Pola Asuh Orangtua Diterapkan ke Anak Kita Nanti?

Seiring dengan keterbukaan pola komunikasi di dunia maya yang merambah hingga ke keluarga-keluarga muda, gaya pengasuhan orangtua terhadap anak pun terkena imbasnya. Kini, pola komunikasi anak dan orangtua sudah begitu terbuka. Tidak ada lagi jarak yang membuat anak segan mengutarakan pendapat dan keinginannya, karena orangtua sekarang dengan sadar membuka ruang dialog yang lebar.

Dalam hal pola asuh, orangtua milenial memilih bersikap luwes dalam menerapkan aturan dan mengimbangi perilaku anaknya. Tidak ada lagi pola asuh yang kaku dan tidak mengenal kompromi. Ditambah lagi, orangtua millenial memiliki banyak akses terhadap informasi cara pengasuhan, serta memiliki keterbukaan untuk saling bertanya pada teman atau kerabat mengenai pengasuhan anak.

ana-hill-ac964df7a913fd834c3133d7f10b6543.jpgDribble.com/Ana Hill

Tapi sikap luwes orangtua sebagai teman bagi si anak tidak boleh mengabaikan aspek challenge dan structure. Hampir semua orangtua masa kini ingin anaknya tumbuh dengan penuh kegembiraan dan kebebasan mengeluarkan pendapat serta pikiran. Namun, dalam hal ini manakala diperlukan, orangtua harus juga bisa berperan sebagai penentu dalam keluarga.

Tidak semua kemauan anak harus diikuti hanya karena orangtua ingin mempertahankan perannya sebagai teman. Mengapa? Tanpa ketentuan dan tantangan dari orangtua, si anak kemungkinan tumbuh tanpa aturan, egois, manja, dan tidak terbiasa menghadapi rintangan. Jika dibiarkan, hasilnya tentu saja tidak baik.

Nggak jarang, perbedaan cara kita mengasuh anak dengan kakek-neneknya si kecil memicu perbedaan pendapat, lho. Berikut lima perbedaan pola asuh orangtua zaman dulu dan zaman milenial yang telah Popbela rangkum.

1. Mencari informasi parenting di internet

pinteresttt-6d8c0a8eec11d9c2284ad79282e6e533.jpgPinterest.com

Sebagian besar dari orang tua zaman sekarang mencari informasi dari internet, baik dari website-website atau aplikasi terpercaya. Apalagi pencarian informasi bisa dilakukan lebih mudah cukup dengan modal mengetik keyword di Google. Di sinilah bedanya, Informasi tentang parenting bukan lagi dari mulut ke mulut. Tapi, langsung dari expert yang menulis informasi di website.

2. Mendokumentasikan anak di media sosial

dribble-dan-gartman-for-firearts-studio-ea4f0c89001bd0b46bcd389538e3d00b.jpgDribble.com/Dan Gartman for Firearts Studio

Memang sebagian orangtua ada yang nggak mendokumentasikan anaknya di media sosial, karena alasan privasi. Tapi, sebagian besar orangtua millenial mendokumentasikan apa yang dialami anaknya di media sosial. Di Instagram misalnya, bisa kita lihat cukup banyak selebgram cilik atau selebriti Tanah Air yang berbagi cerita tentang anaknya.

Sebuah polling yang dilaksanakan oleh TIME dan Survey Monkey, menemukan setidaknya hanya 19 persen orangtua milenial yang tidak mendokumentasikan anaknya di medsos. Sedangkan 53 persen orangtua milenial memilih mendokumentasikan anaknya di media sosial.

3. Percaya diri dengan kemampuan pola asuhnya

dribble-fm-illustration-40f9bfbe30a01ae062a86b917950d1f3.jpgdribble.com/FM Illustration

Bicara pola asuh, orangtua millenial lebih percaya diri untuk menunjukkan 'skill'-nya. Sebuah survei dari Pew Research Center menemukan bahwa 57 persen ibu millenial mengatakan mereka sudah melakukan yang terbaik sebagai orang tua, dibandingkan generasi sebelumnya.

Dan tidak jarang juga kita lihat di Instagram, para selebriti dan selebgram membagi cerita seputar pola asuhnya. Seperti Andien yang menggunakan metode Baby Led Weaning atau BLW kepada putranya Anaku Askara Biru (Kawa).

Pro kontra pun muncul mengenai metode yang dijalankan oleh perempuan 31 tahun itu. Tak sedikit yang mengkritik pemilihan motode BLW terhadap Kawa. Ada yang menyebut metode ini bisa menyebabkan terjadinya obstruksi usus, yakni penyumbatan yang terjadi di dalam usus. Jengah karena pola asuh anaknya dikritik, Andien pun menjelaskan melalui Instagramnya jika apa yang diterapkannya kepada buah hatinya telah dikonsultasikan kepada ahli.

4. Lebih 'berjuang' secara finansial

dribble-ana-hill-17bc70bf2ad036580fb33f6b6049eb6c.jpgDribble.com/Ana Hill

Sebuah laporan dari Young Invincibles menjelaskan mengapa orangtua milenial memiliki masalah keuangan yang lebih berat dibanding generasi zaman dulu. Berdasarkan data yang dikumpulkan di Amerika, hal ini karena daycare dan ongkos pendidikan anak naik 18 persen dibanding pada tahun 1960 yang hanya dua persen. Misalnya saja orangtua yang memutuskan memasukkan sang anak ke baby gym sebelum memasuki usia sekolah formal, tentu biaya yang dibutuhkan akan jauh lebih besar.

5. Lebih lama punya momongan

pinterest-yebindesign-kr2-63c9cf3af0704d952962aa7617132ea5.jpgPinterest.com/Yebindesign.kr

Usia seorang ibu saat kelahiran anak pertamanya terus meningkat selama beberapa dekade. Menurut data dari Centers for Disease Control, pada tahun 1980 yakni 22,7 dan pada tahun 2013 angkanya 26.

Seperti dilaporkan Business Insider, hal ini dikarenakan lebih banyak wanita mendapatkan pendidikan dan memasuki dunia kerja. Sehingga, mereka biasanya menikah dan memiliki anak di usia yang tidak sama dengan ibu mereka di zaman dulu. Para wanita era millenial biasanya ingin mengembangkan karier mereka lebih dulu.

Kalau menurut kamu sendiri bagaimana perlukah pola asuh orangtua kita diterapkan ke anak-anak kita nanti?

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved