Pernikahan kerajaan nggak selalu romantis seperti yang terlihat di masa kini atau dalam cerita film. Sejarah turut mencatat ada beberapa kisah pernikahan anggota kerajaan yang diwarnai dengan kekerasan dan berakhir dengan tragis, penuh air mata dan darah. Lebih jauh lagi, pernikahan tragis nggak sebatas hanya perselingkuhan ata tindakan kekerasan rumah tangga. Sebagian pernikahan berakhir dengan kehilangan nyawa.
Kejadian seperti ini sangat mungkin terjadi. Karena umumnya, pernikahan anggota kerajaan nggak selalu berlandaskan perasaan cinta, melainkan demi hubungan politik, perebutan atau perluasan kekuasaan, dan alasan lainnya. Mengutip dari Ranker, ada beberapa kisah pernikahan anggota kerajaan yang tragis dan menyedihkan.
1. Pernikahan Raja George 1 dengan Sophia Dorothea - diceraikan dan dikurung seumur hidup
Sebelum diangkat menjadi Raja Inggris, George 1 menikah dengan seorang putri bangsawan dari Jerman bernama Sophia Dorothea of Celle di tahun 1682. Pernikahan ini telah direncanakan oleh ibu George, dan kurang bahagia sedari awal berjalan. Terlebih ketika George merasa kalau dirinya berhak memiliki lebih dari satu istri.
Situasi rumah tangga George dan Sophia semakin memburuk ketika sang istri mencoba memulai kisah kasihnya sendiri dengan laki-laki lain. George menyerang Sophia sehingga ia terluka. Pada tahun 1694, George menceraikan istrinya dan memenjarakannya seumur hidup secara nggak langsung dengan menguncinya.
2. Ratu Isabella dengan Raja Edward II - memenjarakan suami sendiri
Ratu Isabella dari Prancis menikah dengan King Edward II pada tahun 1308, saat berusia 12 tahun. Awalnya, kehidupan pernikahan itu berjalan baik-baik saja. Namun, keadaan berubah ketia Raja Edward menyukai beberapa laki-laki di sekitarnya.
Sang istri kemudian menjalani hubungan gelap dengan seorang laki-laki bernama Roger Mortimer. Dengan bantuan pasangannya itu, Isabella sukses menjalankan misi pengambilan takhta dan memenjarakan suaminya sendiri. Pada tahun 1327, Edward meninggal secara misterius di penjara.
3. Putri Caroline Matilda menikah dengan Raja Christian VII - diasingkan
Putri termuda Raja George III bernama Caroline Matilda menikah dengan Raja Christian VII dari Denmark pada tahun 1766. Saat itu, Putri berusia 15 tahun dan merasa mendapatkan kebahagiaan di kerajaan barunya, Namun kenyataannya, Christian menderita beberapa gangguan kesehatan mental yang membuat kehidupan pernikahan berada di ujung tanduk.
Di antara banyaknya gangguan kesehatan mental yang ia alami, Christian memiliki gairah seksual yang tinggi dan paranoia. Sang dokter bernama Dr. Johann Friedrich Struensee yang dipercaya mengurus raja, justru mengambil alih takhta dan menjalin hubungan dengan Caroline. Pada akhirnya, Struensee mendapatkan hukuman eksekusi dan Caroline dibuang ke pengasingan dan meninggal pada usia 23 tahun.
4. Henry VIII dan Catherine Howard - dieksekusi oleh suami sendiri
Mungkin Raja Henry VIII adalah salah satu dari sekian raja yang nggak dapat menikmati kebahagiaan pernikahan. Raja Inggris yang memerintah dari tahun 1509 sampai dengan 1547 ini telah menceraikan 2 istrinya, membunuh dua istri lainnya, dan kehilangan seorang istri karena keguguran. Namun, cerita pernikahan yang paling tragis adalah dengan Catherine Howard.
Raja Henry VIII berusia 49 tahun saat menikah dengan Catherine yang berusia 16/17 tahun. Sang istri yang masih muda, mencari sosok yang dapat memberikannya perhatian serta kasih sayang yang ia butuhkan. Namun, Raja Henry VIII menuduhnya berselingkuh dengan seorang laki-laki, dan hal itu membuatnya harus kehilangan nyawa dengan dieksekusi mati oleh suaminya sendiri.
5. George IV dengan sepupunya - benci sejak pandangan pertama
Jika ada cinta pada pandangan pertama, ada pula benci pada pandangan pertama. Ini yang terjadi pada George IV yang menikah dengan sepupunya, Caroline of Brunswick. Pada malam pernikahannya di tanggal 8 April 17985, George IV benar-benar mabuk karena sulit untuk menerima kenyataan tersebut.
Keduanya bertahan dalam rumah tangga sampai akhirnya Caroline hamil dan melahirkan anak perempuan bernama Putri Charlotte. George dan Caroline memutuskan untuk berpisah. Setelah diangkat menjadi raja pada tahun 1820, George memutuskan untuk menceraikan istrinya.
6. Henry II dan Eleanor of Aquitaine - menyerang suami sendiri
Pernikahan Henry II dengan Eleanor of Aquitaine berawal dari sebuah kisah cinta remaja yang romantis. Namun, kemesraan itu nggak bertahan lama setelah keduanya menikah. Henry memiliki istri simpanan, dan kejadian itu membuat Eleanor mendorong putranya melawan ayahnya pada tahun 1173.
Namun beruntungnya, Henry dapat memenangkan perlawanan tersebut. Nggak percaya lagi dengan istrinya, ia memenjarakan Eleanor selama 16 tahun. Ketika putranya mewarisi takhtanya, Eleanor kembali bebas dan kembali bertindak sebagai sosok kritis di pengadilan kerajaan sampai tahun 1204.
7. Ratu Tamar dengan Yuri Bogolyubsky - menikah karena terpaksa
Karena rakyat Georgia nggak menerima dipimpin oleh seorang perempuan, Ratu Tamar harus menikah dengan seseorang yang telah dipilihkan untuknya, yaitu Yuri Bogolyubsky. Rupanya, Yuri bukanlah pasangan yang baik untuk sosok yang tegas seperti Tamar. Yuri memiliki kebiasaan suka mabuk dan berselingkuh. Ini kemudian membuat Tamar menceraikannya.
Marah dan dendam, Yuri mencoba melakukan pembalasan dengan memimpin aksi revolusi melawan mantan istrinya. Namun, Ratu Tamar berhasil mengalahkannya dengan mudah.
8. 'The Great' Peter I menikah dengan Eudoxia - cerai karena bosan
Peter I mungkin dikenal sebagai 'The Great' oleh masyarakatnya. Namun di mata istri pertamanya, Eudoxia, ia bukanlah sosok terbaik. Pernikahan Raja Russia ini telah direncanakan oleh sang Ibu. Keduanya menikah pada tahun 1689. Meski memiliki tiga orang anak, Peter merasa bosan dengan istrinya. Karena itu pada rahun 1698, pernikahan yang telah berjalan selama 9 tahun itu, harus berakhir.
Peter menceraikan Eudoxia dan mengirimkannya ke biara. Setelah itu, Peter secara diam-diam menikah dengan perempuan simpanannya beberapa tahun kemudian.
9. Pernikahan King Henri De Navarre dan Marguerite De Valois - pembunuhan massal
Pernikahan King Henri De Navarre dan Marguerite De Valois diyakini sebagai pernikahan dengan konsekuensi yang paling buruk. Keduanya berasal dari latar belakang berbeda: Marguerite adalah anak perempuan dari Raja King Henri II Prancis yang beragama Katolik, dan Henri adalah Raja Protestan di Navarre.
Pernikahan keduanya berlangsung di Paris pada tanggal 18 Agustus 1572, dan membawa kedua keyakinan bersatu serta merayakan hari bahagia ini bersama. Namun, persatuan ini hanya berjalan singkat. Pada malam tanggal 24 Agustus, kakak Marguerite, Raja Charles IX bersama ibunya Catherine de Medici, melakukan pembunuhan massal yang dikenal dengan nama St. Bartholomew's Day Massacre. Kejadian ini membuat Paris bersimbah darah dan korban yang sebagian besar merupakan kalangan Protestan. Suami Merguerite sendiri berhasil lolos. Namun, kedua pasangan ini memutuskan untuk bercerai pada tahun 1599.
10. Pernikahan Lady Diana dengan Pangeran Charles - terpenjara karena pernikahan
Siapa yang nggak mengetahui pernikahan Lady Diana dengan Pangeran Charles. Pada saat keduanya menikah, rakyat Inggris menganggap jika kisah percintaan dan pernikahan mereka bak dongeng yang sempurna. Namun, Diana kemudian mengubah definisi hari bahagianya itu menjadi "Hari terburuk dalam hidupnya."
Setelah menikah, kehidupan Diana terbatas dengan peraturan kerajaan dan ia mengasingkan diri. Pangeran Charles membangun asmara dengan perempuan lain, dan Diana pun memiliki hubungan yang sama. Keduanya pun mengungkap kebenaran dari kehidupan pernikahan mereka di layar kaca, lalu memutuskan untuk berpisah pada tahun 1992.
11. Pernikahan orangtua Pangeran Albert - dilarang bertemu anak
Pangeran Albert dikenal dengan kehidupan pernikahannya yang harmonis dengan Ratu Victoria, serta gerakannya terhadap nilai rumah tangga. Namun, kebahagiaan pernikahan yang ia miliki, nggak dialami oleh ibunya, Putri Louise. Sang suami, Raja Ernst 1 nggak menyayangi Louise. Bahkan, ia memiliki perempuan lain dalam kehidupannya.
Namun ketika Louise turut menjalani hubungan gelap, Ernst nggak dapat memaafkannya dan memutuskan untuk menceraikannya. Nggak hanya itu, Ernst melarang Louise untuk mengunjungi anak-anaknya. Louise sangat ingin melihat anaknya sampai ia harus menyamar agar dapat mengamati dari kejauhan. Ia wafat pada usia 30 tahun 1831, dengan hati penuh luka karena nggak dapat melihat anak-anaknya.
12. Putri Margert dan Antony Armstrong-Jones - benci tapi nikah
Putri Margaret, adik perempuan dari Ratu Elizabeth II, merupakan sosok yang terkenal di kalangan kelas atas pada masa pemerintahan kakaknya. Jadi, pernikahan Putri Margaret dengan seorang fotografer bernama Antony Armstrong-Konse pada tanggal 6 Mei 1960, lebih seperti acara sosial pada musimnya. Sayangnya, Margaret dan suaminya saling membenci seiring hidup bersama dalam pernikahan.
Situasi jadi semakin memburuk sehingga Armstrong memutuskan untuk meninggalkan 'hate notes' untuk istrinya. Dari untaian kata yang ia torehkan pada kertas tersebut, sepenggal kalimatnya berbunyi: "Aku membencimu". Pernikahan itu berakhir dengan perceraian pada tahun 1978.
Itulah kisah pernikahan kerajaan yang berjalan dan berakhir secara tragis. Sebagian pasangan saling membenci, sebagian lainnya bersikap kasar pada pasangannya, sebagian lainnya justru membawa malapetaka pada rakyatnya. Pada akhirnya, kata 'kebahagiaan' itu jauh dari kehidupan pasangan kerajaan ini.