Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Mitos Pernikahan Adat Jawa dan Padang, Ada Larangan?

Bolehkah dua orang dari suku ini menikah?

Astri Amalia
Astri Amalia

Bicara mengenai pernikahan di Indonesia, tentu tak lepas dari beragam mitos yang menyelimutinya. Tiap suku pun mempunyai mitosnya tersendiri, yang biasanya berkaitan dengan prosesi acara pernikahannya, maupun larangan pernikahan antarsuku yang disebabkan oleh hal tertentu.

Seperti halnya di dalam adat Jawa dan Padang. Masing-masing suku ini memiliki mitos pernikahan yang berkembang dari generasi ke generasi. Hingga kini, sebagian masyarakatnya pun masih ada yang memegang erat mitos tersebut.

Namun, jika kita bicara mengenai pernikahan antarsuku ini, adakah larangan, atau mitos pernikahan adat Jawa dan Padang yang beredar di masyarakat?

Tanpa basa-basi lagi, yuk, simak penuturannya berikut ini, Bela!

Mitos pernikahan Jawa dan Padang

Unsplash.com/Denny Müller

Menurut kepercayaan suku Jawa, sebenarnya tidak ada mitos ataupun larangan pernikahan di antara seseorang berdarah Jawa dengan pasangannya yang berasal dari tanah Minang atau Padang. Kendati begitu, berbeda halnya dengan orang Padang yang tidak menganjurkan pernikahan orang Minang dengan suku di luar tanah Minang.

Musabab dari adanya ketentuan tersebut ialah orang Minang menganut sistem matrilineal, yang berarti sistem kekerabatan mengikuti garis keturunan ibu atau perempuan. Itu artinya, pernikahan di antara laki-laki Minang dengan seorang perempuan di luar suku Minang, disebut bakal menyebabkan keturunan mereka tidak memiliki suku atau marga. Namun seiring berkembangnya zaman, pernikahan di antara orang Minang dengan suku lainnya sudah sangat lazim terjadi.

Mitos pernikahan adat Jawa

Instagram.com/@nurelita_wedding

Setelah memahami tentang mitos yang beredar di antara pernikahan orang Jawa dan Padang, kamu mungkin ingin mengetahui juga mitos pernikahan adat di dalam kedua suku tersebut. Berikut adalah mitos pernikahan adat Jawa.

1. Adanya larangan menikah di bulan Suro atau Muharram

Bridestory.com

Masyarakat Jawa memercayai tentang larangan menikah di bulan Suro atau bulan pertama di dalam kalender Jawa, yang sama dengan bulan Muharram di dalam kalender Islam. Mitosnya, sih apabila pasangan kekasih bersikukuh menikah di bulan ini, diprediksi rumah tangga mereka akan diisi banyak konflik.

2. Mitos pernikahan jilu

Unsplash.com/Jeremy Wong Weddings

Di dalam adat Jawa, pernikahan jilu, atau pernikahan di antara anak pertama dan anak ketiga tidak disarankan. Sebab, menurut kepercayaan yang berkembang di dalam masyarakatnya, pernikahan jilu akan mengundang banyak permasalahan di dalam kehidupan rumah tangga.

3. Larangan pernikahan sesama anak pertama

Unsplash.com/Drew Coffman

Selain mempunyai larangan tentang pernikahan anak pertama dan anak ketiga, ternyata masyarakat Jawa juga turut memercayai larangan pernikahan di antara anak pertama dan anak pertama. Dikatakan jika pernikahan terjadi, bakal menimbulkan kesialan dalam rumah tangga pasangan.

Selain itu, secara umum juga banyak yang meyakini bahwa anak pertama dengan anak pertama disarankan untuk tidak menikah, menimbang dari kepercayaan mengenai karakter anak pertama yang keras kepala. Sehingga, kalau anak pertama menikah dengan anak pertama, diyakini rentan menimbulkan konflik.

4. Mengikuti perhitungan weton

Pinterest.com

Weton atau hari kelahiran dalam sistem penanggalan Jawa kerap kali menjadi acuan dalam penentuan jodoh. Menurut masyarakat Jawa, penting sekali untuk menemukan keserasian antar weton di antara pasangan.

Contohnya, seseorang dengan weton Jumat Pon dikatakan cocok untuk menikah dengan weton Kamis Kliwon. Karena jika mengikuti perhitungan weton jodoh, persatuan di antara keduanya bakal menciptakan hubungan rumah tangga yang harmonis.

Akan tetapi, Jumat Pon sebaiknya menghindari seseorang dengan weton Kamis Pahing. Karena menurut weton jodoh, keduanya kurang cocok dan diprediksi akan menyebabkan banyak konflik dalam pernikahan.

Mitos pernikahan adat Padang

Pinterest.com

Untuk suku Padang atau Minang, mereka juga mempunyai mitos pernikahan adat yang menarik untuk diketahui. Berikut info selengkapnya.

1. Larangan pernikahan semarga

Pinterest.com

Yang pertama, orang Minang tidak diperkenankan untuk menikah dengan orang yang semarga atau sasuku dengannya, karena diyakini masih satu pertalian darah. Jika ada yang ketahuan melanggar, maka akan mendapatkan sanksi sosial, yaitu dikucilkan dari lingkungan masyarakatnya.

2. Mitos larangan menikah di bulan Muharram

Unsplash.com/Samantha Gades

Sama halnya dengan mitos di dalam pernikahan adat Jawa, masyarakat Minang mempercayai adanya larangan menikah di bulan Muharram. Mereka meyakini bahwa ketika dua sejoli menikah di bulan ini, akan mendatangkan kesulitan ekonomi di dalam rumah tangganya.

Itulah ringakasan mengenai mitos pernikahan adat Jawa dan Padang yang menarik untuk kamu ketahui. Kamu tim yang memepercayai mitos pernikahan, atau yang tidak, nih?

IDN Channels

Latest from Married