Putri Marino tengah mencuri perhatian publik setelah membuka kisah keresahannya di masa lalu. Dalam podcast Denny Sumargo yang tayang pada Kamis (24/10/2024) kemarin, Putri dengan jujur mengungkapkan penyesalan yang sempat dirasakan karena menikah di usia muda.
Aktris kelahiran 4 Agustus 1993 ini mengaku bahwa keputusannya menikah dan hamil dinilai terlalu cepat hingga membuatnya sempat rehat panjang dari karier untuk fokus menjadi istri dan ibu. Namun, Putri tetap menegaskan bahwa ia tidak pernah menyesali kehadiran suaminya, Chicco Jerikho, dan buah hati mereka dalam hidupnya.
Seperti apa detail curhatan Putri Marino? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!
1. Berada di titik terendah
Putri Marino mengungkapkan salah satu fase paling berat dalam hidupnya justru datang setelah dirinya menikah dan hamil. Seperti diketahui, Putri resmi menikah dengan Chicco Jerikho pada 3 Maret 2018 dan langsung hamil.
Di usia 25 tahun, ketika baru saja memenangkan Piala Citra, Putri tiba-tiba harus meninggalkan dunia hiburan yang tengah dirintisnya. Hal itu yang membuat dirinya merasa menyesal mengambil keputusan tersebut tanpa berpikir dua kali.
"Yang paling rendah mungkin setelah aku menikah dan hamil, karena aku sudah terbiasa untuk kerja terus akhirnya aku hamil dan menikah, di situ aku memutuskan untuk hiatus dulu,” ucapnya.
2. Tidak berdaya
Menyadari hidupnya telah berubah, Putri merasa terpukul oleh peralihan status yang terjadi begitu cepat. Kehamilan dan pernikahan membuatnya harus lebih banyak berdiam diri di rumah, sementara di lubuk hatinya, ia ingin bekerja dan berkarya, seperti teman-teman artis lainnya yang terus melangkah maju.
"Aku pengen bekerja, aku pengen berkarya, aku masih pengen buktiin ke orang-orang kalau aku bisa jadi aktor yang hebat. Aku iri melihat teman-teman aku bisa jalan-jalan sama teman-temannya, aku iri teman-teman aku setiap bulan keluarin film baru," jelas Putri.
3. Muncul banyak rasa ketakutan
Pemilik nama lengkap Ni Luh Dharma Putri Marino ini ternyata menyimpan berbagai ketakutan dalam dirinya. Saat kariernya sedang berada di puncak, ia dihantui rasa takut akan terlupakan, tersingkir oleh aktor-aktor baru, dan kehilangan kesempatan untuk kembali mendalami dunia seni peran yang begitu dicintainya.
"Waktu itu aku lagi membara, berapi-api mengejar mimpi. Ada ketakutan akan dilupakan. Ada ketakutan waktu itu akan tersaingi sama banyak orang. Ada ketakutan, aku nggak akan bisa balik lagi," katanya.
4. Menyalahkan diri sendiri
Dalam situasi tersebut, Putri sempat menyalahkan dirinya sendiri. Ia bertanya-tanya dalam hati, mengapa dulu ia tidak mempertimbangkan dengan matang sebelum mengambil keputusan besar, yakni menikah dan menjadi seorang ibu.
"Kenapa memutuskan menikah? Kenapa memutuskan untuk hamil? Kenapa secepat itu? Kenapa terburu-buru sama semua hal? Harusnya dipikirin dulu, Putri. Lihat diri lu sekarang, nggak bisa berkarya, nggak bisa mengejar mimpi lu kan yang sebentar lagi tercapai, tiba-tiba sekarang lu harus diam saja," ungkap Putri.
Di sisi lain, dirinya menegaskan bahwa tidak menyesal untuk memilih Chicco sebagai suaminya. Bahkan, Putri juga menyadari kehadiran buah hatinya adalah sebuah anugerah terindah yang mereka miliki.
"Nggak sih, karena aku emang selalu melihat Chicco itu sebagai sosok yang penyayang, dewasa. He is family man. Dan aku tahu persis dia sayang sama aku dan aku sayang sama dia gitu," ujarnya.
5. Kebangkitan dalam diri Putri
Putri Marino telah kembali berdiri tegar, melewati berbagai masa-masa kelam yang pernah menghampirinya. Kini, pikirannya semakin jernih, dan ia menempatkan keluarga sebagai pusat kehidupannya.
Meski begitu, kecintaannya pada seni peran tak pernah pudar. Karier aktingnya terus melaju, terbukti dengan kesuksesan film-film yang dibintanginya, seperti Losmen Bu Broto (2021), The Big 4 (2022), hingga film terbarunya, The Architecture of Love (2024), Kabut Berduri (2024), Tebusan Dosa (2024), dan Sampai Jumpa, Selamat Tinggal (2025).
Itulah isi curhatan Putri Marino soal titik terendahnya dahulu. Bagaimana menurutmu, Bela?
