Sambut bulan Ramadan, setiap umat muslim tentu menyambutnya dengan gembira. Bahkan penyambutan bulan suci ini bukan saja dilakukan saat menjelang, bahkan beberapa minggu sebelumnya pun beberapa daerah memiliki tradisi tarhib Ramadan yang unik.
Sebenarnya, apa, sih, arti tarhib Ramadhan itu? Lalu bagaimana perayaannya di seluruh dunia? Simak penjelasannya berikut ini.
Apa itu tarhib Ramadan?
Secara teknis, kata tarhib memiliki akar kata yang sama dengan kata marhaban yang berarti selamat datang. Secara etimologis, tarhib berasal dari bahasa Arab, “ra-hi-ba, yarhabu, rahbun” yang berarti luas, lapang dan lebar, yang selanjutnya menjadi fi’il “rahhaba, yurahhibu, tarhiban” yang mengandung arti menyambut, menerima dengan penuh kelapangan, kelebaran dan keterbukaan hati.
Jadi, tarhib Ramadan merupakan kegiatan menyambut bulan Ramadan dengan segala kesiapan, keluasan, serta kelapangan jiwa serta raga. Setiap negara memiliki tradisi tarhib Ramadan yang berbeda-beda sebagai bentuk suka cita.
Apa saja tradisi tarhib Ramadan di berbagai negara di dunia? Simak penjelasannya berikut ini.
1. Lebanon
Di Lebanon ada satu tradisi menyambut Ramadan yang unik, yakni menembakkan meriam yang suaranya dapat terdengar di seantero negeri. Tradisi ini bermula sekitar 200 tahun lalu. Saat itu, penguasa Ottoman, Khosh Qaddam sedang mencoba meriam barunya di sore hari menjelang Ramadan.
Suaranya yang menggelegar terdengar di seluruh negeri. Banyak masyarakat yang kemudian berasumsi bahwa hal itu penanda datangnya Ramadan. Sejak saat itu, setiap bulan Ramadan tiba, meriam ditembakkan sebagai penanda waktu berbuka.
2. Uni Emirat Arab
Perayaan tarhib Ramadan di Uni Emirat Arab mirip dengan tradisi trick or treat saat Halloween di negara barat. Pada tanggal 15 Syaban atau dua minggu sebelum Ramadan, anak-anak akan berkeliling menggunakan baju berwarna terang dan membawa keranjang untuk meminta permen atau kacang dari para tetangga mereka.
Sembari berjalan menuju satu rumah ke rumah lainnya, anak-anak ini akan menyanyikan lagu tradisional mereka atau lagu dengan bait “Aatona Allah Yutikom, Bait Makkah Yudikum”. Artinya adalah “Berikan pada kami (kacang atau permen) dan Allah akan membalas kebaikanmu dan menolongmu mengunjungi Kakbah di Makkah”.
Tradisi dengan nama Haq Al Laila ini kini sudah jarang dilakukan, karena adanya perubahan. Anak-anak tak lagi mengunjungi rumah-rumah tetangga mereka. Namun, diwajibkan mengunjungi rumah keluarga atau sanak saudara yang dituakan saja.
3. Mesir
Datangnya bulan Ramadan di Mesir ditandai dengan dipasangnya lampion-lampion terang atau yang disebut dengan fanous, di depan rumah penduduk. Fanous ini dipasang sebagai simbol kebahagiaan akan datangnya bulan suci Ramadan.
Tradisi ini bermula saat Khalifah Al-Muʿizz li-Dīn tiba di Kairo pada malam hari. Saat itu, kondisi jalanan Kairo sangat gelap gulita. Ia pun meminta warga untuk menyalakan Fanous untuk menerangi jalan.
Kebiasaan ini kemudian selalu dilakukan menjelang bulan Ramadan. Biasanya lampion bukan hanya dipasang di depan rumah, tetapi juga dibawa oleh anak-anak yang berkeliling mengunjungi rumah-rumah sekitar untuk meminta kacang dan permen.
4. India
Di India, ada tradisi Seheriwala yang mirip dengan tradisi membangunkan sahur di Indonesia. Dalam tradisi Seheriwala, orang-orang di India akan berjalan di dini hari sekitar pukul 2:30 sembari membawa rotan di tangan mereka. Rotan ini nantinya digunakan untuk mengetuk pintu rumah warga sebagai bentuk datangnya bulan Ramadan dan pengingat waktu sahur.
5. Maroko
Saat Ramadan tiba, warga di Maroko akan memilih beberapa orang untuk ditunjuk sebagai Nafar. Nah, Nafar adalah sekelompok orang (kebanyakan laki-laki) yang bertugas berkeliling kota untuk meniup terompet atau musik lainnya, membawakan doa-doa, dan membaca salawat dengan suara yang merdu. Nafar dipilih berdasarkan kejujuran dan keuletannya dalam bekerja. Di akhir bulan Ramadan, warga akan memberikan kompensasi berupa uang dan barang untuk para Nafar.
Itulah tadi pengertian tarhib Ramadan dan tradisinya di seluruh dunia. Kamu penasaran dengan tradisi yang mana, nih?