Korea Utara menyimpan begitu banyak misteri kehidupan yang penuh dengan kontroversi. Hal tersebut bermula ketika Korea Utara menolak rentetan aturan kemanusiaan, termasuk larangan senjata nuklir yang berdampak pada pemberian sanksi ‘dikucilkan’ oleh PBB.
Tidak ada jaringan internet maupun keterbukaan mengenai kehidupan sosial di dunia, di dalamnya. Namun, rumor yang dominan beredar menyebut bahwa masyarakat Korea Utara condong sengsara, hingga berkali-kali mencoba untuk kabur. Beberapa selama, tapi ada harga yang harus dibayar. Apakah itu?
Berikut adalah kisah pilu orang-orang yang berhasil keluar dari Korea Utara dengan selamat, namun memiliki cerita yang cukup miris.
1. Tertembak oleh rekannya sendiri
Berbicara mengenai upaya orang Korea Utara keluar dari negara tersebut, kamu pasti mengingat berita mengenai seorang tentara pembelot yang bertugas di Zona Demiliterisasi (DMZ). Tentara tersebut mengendarai mobil dan mengebut untuk melewati batas Korea Utara dan Korea Selatan di zona tersebut.
Sayangnya, ketika ia melompat keluar untuk berlari melewati garis batas tersebut dan masuk ke Korea Selatan, para rekan tentara Korea Utara menembakinya berkali-kali. Dampaknya, tubuh tentara tersebut penuh dengan luka tembakan sehingga harus diseret oleh tentara Korea Selatan.
Meski begitu, tentara pembelot tersebut telah dipastikan selamat dan hidup di Korea Selatan.
2. Mengalami permerkosaan dari kelompok penyelundup manusia
Melansir dari New York Post, Yeonmi Park merupakan perempuan yang cukup tangguh untuk keluar dari Korea Utara. Ia menyebut bahwa keinginannya untuk keluar dari negara tersebut, setelah dirinya menjalani kehidupan yang penuh dengan kesengsaraan. Mulai dari kemiskinan hingga kelaparan.
Naasnya, perjuangannya bersama keluarga keluar dari Korea Utara pun penuh dengan kesengsaraan. Mulai dari menerjang suhu rendah di musim dingin, hingga mengalami pemerkosaan oleh kelompok penyeludup manusia. Setelah itu, mereka pun harus melalui isu perdagangan manusia.
Dari rentetan masalah tersebut, Yeonmi Park dan keluarganya berhasil diselamatkan ketika mereka bertemu dengan sang ayah yang kemudian, meninggal akibat kanker usus. Meski begitu, mereka lalu mendapat bantuan misionaris Kristen yang berhasil membawa mereka ke penampungan di Korea Selatan.
3. Ditipu hingga dijadikan sebagai pekerja seksual
Sebagian besar orang Korea Utara yang berupaya meninggalkan negara kelahirannya tersebut selalu memilih jalur Tiongkok. Meskipun berisiko tinggi apabila tertangkap, Tiongkok seringkali menjadi opsi yang dianggap menguntungkan, karena beberapa pihak menjanjikan pekerjaan dan tempat persembunyian.
Namun, siapa yang menyangkan bahwa kisah dua perempuan yang disembunyikan namanya oleh BBC News, malah dikurung dalam sebuah bangunan dan dipaksa untuk bekerja sebagai pekerja seksual secara online. Diketahui, kedua perempuan tersebut bahkan tidak tahu lagi rasanya terkena sinar matahari.
Beruntungnya, seorang pendeta asal Korea Selatan membantu keduanya kabur dari tempat itu. Bermula dari chatting yang dilakukan diam-diam hingga rentetan kejadian dan usaha yang menegangkan. Sekarang, kedua perempuan tersebut telah diserahkan ke pihak Korea Selatan dengan aman.
4. Diculik kembali oleh Korea Utara
Seorang perempuan bernama Lim Ji Hyun merupakan salah satu perempuan asal Korea Utara yang berhasil kabur dan tinggal di Korea Selatan. Di negeri ginseng tersebut, Lim Ji Hyun mendapatkan kehidupan yang layak hingga berhasil menjadi bintang talkshow karena kisah membelotnya tersebut.
Sayangnya, sebagaimana mengutip dari BBC News, Lim Ji Hyun tiba-tiba menghilang hingga 2017. Kemudian, sebuah video menayangkan bahwa dirinya telah kembali ke Korea Utara dengan pengakuan yang janggal bahwa dirinya menyesali keputusannya untuk kabur dan tinggal di Korea Selatan.
Melansir dari The Korea Times, tidak ada kepastian yang membuktikan bahwa Lim Ji Hyun kembali negara asalnya secara sukarela. Sebaliknya, sebagian besar orang berspekulasi bahwa Lim Ji Hyun telah diculik dan dipaksa oleh pihak Korea Utara untuk mengatakan hal-hal yang menjadi propaganda Korea Utara.
5. Membayar sejumlah uang untuk melintasi sungai
Setelah membaca kisah-kisah di atas, kamu tentu memahami bahwa keluar dari Korea Utara merupakan keinginan terbesar sebagian besar orang di negera tersebut. Dampaknya, semakin tinggi keinginan masyarakat dan semakin tinggi resiko untuk melakukannya, maka semakin tinggi harga yang harus dibayar.
Melansir dari akun YouTube Drew Binsky, seorang perempuan bernama Nara asal Kota Chongjin, Korea Utara, mengaku bahwa dirinya harus membayar uang sebesar US$10.000. Dengan jumlah tersebut, Ham Gyeong Bok Do dapat berenang melintasi sungai Amrok River, yang terletak antara Korea Utara dan Tiongkok.
Dari sini, kamu pasti semakin memahami bahwa kemerdekaan dan kebebasan nyatanya masih menjadi harga yang sangat mahal untuk sebagian orang di negara lain. Let’s not to take our freedom for granted, Bela! Syukuri dan lestarikan kemerdekaan Indonesia dengan cara yang baik.