Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Bukan Mistis! Berikut Pengertian Penerbangan Hantu dalam Maskapai

Tak ada unsur mistis, berikut fakta ilmiah penerbangan hantu

Audia Natasha Putri

Jangan terkecoh dengan judulnya dulu, ya, Bela. Meskipun dinamakan penerbangan hantu, penerbangan ini tidak ada kisah mistisnya, lho! Bagi kamu yang sering berpergian dengan pesawat, pasti tidak asing dengan istilah ini.

Istilah ini sering dikaitkan dengan hal-hal, di mana sebuah pesawat yang pernah mengalami kecelakaan terbang mengangkut penumpang. Dikutip Simple Flying, penerbangan hantu adalah sebutan maskapai pesawat terus menerbangi rute, meski tidak ada penumpang di dalamnya (maskapai kosong).

Hal ini bertujuan agar maskapai dapat mempertahankan slot mereka di bandara.Sebelum pandemi, setiap maskapai wajib memenuhi peraturan 80:20, yakni maskapai harus menggunakan 80 persen slot waktu agar dapat mempertahankan slot mereka di bandara

Shutterstock/Ceri Breeze via Fortuneidn.com

Peraturan itu dinamakan dengan "use it or lose it" gunakan atau kehilangan yang dibuat oleh Komisi Eropa dan Otoritas Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA). Sayangnya setelah pandemi, peraturannya berubah menjadi 50:50 karena adanya pembatasan. Tetapi, per 27 Maret 2022, slot waktu yang digunakan naik menjadi 70 persen.

Chief Executive Officer Lufthansa Group, Carsten Spohr, mengatakan dengan adanya aturan “use it or lose it” membuat maskapai harus melakukan banyak penerbangan tambahan untuk mencapai target tersebut.

“Kita harus melakukan 18.000 penerbangan tambahan yang tidak perlu hanya untuk mengamankan (jalur) lepas landas dan mendarat dengan benar,” katanya.

Dampak dari penerbangan hantu

Environment Indonesia

Selain dapat mencapai target penerbangan, penerbangan hantu dapat mempengaruhi pengeluaran maskapai. Tak hanya itu, bahkan penerbangan hantu memiliki dampak buruk bagi lingkungan. Dengan adanya penerbangan hantu, tingkat polusi udara meningkat drastis dikarenakan frekuensi penerbangan hantu menjadi lebih sering selama lockdown akibat COVID-19.

Greenpace memperkirakan, sekitar 100.000 penerbangan hantu melintasi Eropa pada musim dingin 2021/2022. Tentu hal ini membahayakan lingkungan, bukan?

ANTARA FOTO/HO-Letkol Pnb Agus Dwi Aryanto

Penerbangan hantu bisa menghasilkan 2,1 juta ton emisi karbon dioksida atau setara dengan emisi lebih dari 1,4 juta mobil per tahunnya. 

Dampak bahaya karbon dioksida tentu tak bisa diremehkan, sebab karbon dioksida dapat menghalangi pemancaran panas dari bumi, sehingga panas dipantulkan kembali ke bumi. Akibatnya, bumi menjadi panas dan terjadi efek rumah kaca (global warming).

Semoga di masa mendatang, industri penerbangan dapat mencapai nol emisi karbon agar polusi dapat berkurang!

IDN Channels

Latest from Travel