Virus Corona masih terus menjangkit seluruh belahan dunia. Hingga saat ini, terhitung sudah 114 juta kasus di seluruh dunia. Sedangkan di Indonesia sendiri sudah menembus angka 1,34 juta kasus. Varian virus Corona pun semakin bermacam-macam dan bermutasi, terbaru adalah varian B117 atau VOC 202012/01 dari Inggris.
Kini varian tersebut telah masuk ke Indonesia. Wakil Menteri Kesehatan (wamenkes) Dante Saksono mengonfirmasi bahwa ditemukan dua kasus COVID-19 dengan varian tipe B117 tersebut. Hal itu disampaikan Dante dalam akun YouTube Kemenristek/BRIN pada acara “Inovasi Indonesia untuk Indonesia Pulih Pasca Pandemi”, Selasa (2/3), bertepatan dengan satu tahun sejak virus Corona masuk ke Indonesia.
Lantas apakah varian virus corona B117 tersebut lebih berbahaya? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Lebih menular 70%
Berdasarkan laporan serta penelitian yang dilakukan beberapa ahli, varian baru virus Corona ini 70% lebih cepat menular dibanding dengan mutasi lainnya. Mutasi virus ini pertama kali diidentifikasi di Inggris pada September 2020.
Selama periode September hingga awal Desember 2020, varian baru ini meningkatkan kasus aktif COVID-19 sebesar 60%. Sementara itu, beberapa negara lain juga turut memberikan laporan bahwa varian tipe B117 telah ditemukan seperti Singapura, Korea Selatan, India, hingga Malaysia dan beberapa negara lainnya.
Gejala yang ditimbulkan
Gejala yang ditimbulkan oleh varian baru virus ini hampir sama dengan gejala umum lainnya seperti kelelahan, mual dan pusing serta nyeri otot. Sementara gejala COVID-19 lainnya yang ditemukan Layanan Kesehatan Inggris (NHS), dikutip dari Express UK adalah:
- Sakit (radang) tenggorokan
- Diare
- Konjungtivitis (mata merah)
- Sakit kepala
- Ruam pada kulit
- Perubahan warna (discolouration) pada jari tangan dan kaki.
Masih dilakukan penelitian mendalam
Untuk saat ini belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa varian baru virus ini lebih berbahaya dari yang sebelumnya dan menyebabkan sakit yang lebih berat hingga resiko kematiannya. Para ilmuan sedang bekerja sama untuk mempelajari lebih lanjut tentang varian baru ini.
Virus tipe B117 berpotensi tidak dikenali dengan tes PCR yang menggunakan gen S namun gen lainnya seperti Orf, N , M serta RdRp masih mampu untuk mengindetifikasi virus tersebut. Virus itu juga dapat terdeteksi dengan swab antigen.
Vaksin masih cukup efektif
Vaksin yang didesain secara umum di dunia dan kini telah disebarluaskan dipercaya bahwa antibodi yang terbentuk masih mampu mengenali bagian antigen virusnya meski bermutasi. Namun bila virus terus bermutasi, tidak menutup kemungkinan suatu saat mutasinya tidak dapat dikenali lagi oleh antibodi sehingga berpotensi mengganggu efektivitas vaksin.
Tantangan Indonesia
Temuan kasus baru dari varian baru virus Corona akan membuat tantangan masyarakat Indonesia dalam menghadapi COVID-19 semakin besar. Dibutuhkan model dan riset penanganan yang baik. Kemampuan surveilans genomika virus di Indonesia masih sangat rendah dan perlu peningkatan lebih lagi. Wamenkes berharap kolaborasi yang dikerjakan masyarakat, Kementerian Kesehatan dan Kemenristek/BRIN akan membuat hal positif yang akan membuat Indonesia keluar dari pandemi ini.
Selain itu, masyarakat selalu diingatkan untuk tetap melakukan pencegahan dan mengikuti protokol kesehatan. Disarankan untuk menjauhi kerumunan maupun melakukan kegiatan komunitas mengingat kecepatan penularan virus tersebut. Penularan virus yang tidak terbendung akan meningkatkan peluang terjadinya mutasi-mutasi virus yang lebih berbahaya. Virus Corona sendiri akan bermutasi setiap masuk ke tubuh manusia.
Itulah perkembangan terkini kasus Corona di Indonesia, bertepatan dengan setahun Corona masuk di Indonesia. Tetap waspada, jaga kesehatan dan selalu ikuti protokol kesehatan ya, Bela.