Bela, pernahkah terlintas di benakmu, negara apa yang memiliki bahasa terbanyak? Seperti yang kita tahu, bahasa merupakan alat komunikasi untuk manusia yang jumlahnya ada jutaan di bumi ini. Ragam kultur di tiap daerahnya pasti melahirkan sebuah bahasa yang unik.
Supaya kamu nggak penasaran, Popbela mau bahas 10 negara dengan bahasa terbanyak di dunia, nih. Apakah Indonesia akan ada di urutan pertama? Mengutip dari Ethnologue, berikut daftar lengkapnya.
1. Papua Nugini - 840 bahasa
Dengan populasi penduduk yang hanya di kisaran 9,9 juta, Papua Nugini memiliki total 840 bahasa. Otomatis jumlah tersebut membuat negara ini dinobatkan sebagai negara dengan bahasa terbanyak di dunia. Faktor geografisnya yang beragam membuat masyarakat di sana terbagi menjadi kelompok kecil dan memiliki bahasa sendiri. Menurut laporan omiglot.com, kebanyakan bahasa di Papua Nugini memiliki jumlah penutur kurang dari 1.000 orang.
2. Indonesia - 718 bahasa
Indonesia rupanya berada di urutan kedua dengan 718 bahasa, menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019. Kayanya bahasa negara kita ini tak lain berkat jumlah penduduk yang mencapai 273,8 juta. Penduduk masih terbagi ke dalam berbagai suku. Bahasa Indonesia pun ditetapkan menjadi bahasa nasional untuk menjadi pemersatu keberagaman ini.
3. Nigeria - 522 bahasa
Sama halnya dengan Indonesia, Nigeria menjadi juara tiga negara dengan bahasa terbanyak karena keberagaman budayanya. Setidaknya ada total 522 bahasa di negara yang terletak di Afrika Barat tersebut. Tak kalah banyak, populasi penduduk di sana juga berada di angka 213,4 juta sehingga bahasa-bahasa tersebut tak kehilangan penuturnya.
4. India - 454 bahasa
India merupakan rumah dari dua bahasa tertulis tertua di dunia, Sanskrit dan Tamil. Dengan kompleksitas sejarahnya, bahasa di India berkembang hingga 454 jika ditotal secara keseluruhan. Untuk bahasa resmi, ranah pemerintahan biasa menggunakan bahasa Hindi dan Inggris.
5. Amerika Serikat - 326 bahasa
Amerika Serikat umumnya menggunakan bahasa Inggris, Hawaii, atau Spanyol. Namun, faktanya ada 326 bahasa yang bermukim di benua tersebut. Imigran dari berbagai penjuru dunia yang menetap lama akhirnya membentuk sebuah kelompok baru bersama keturunannya. Hal ini akhirnya menjadi sebuah identitas baru di Amerika Serikat dan membuat banyak bahasa baru lahir.
6. Australia - 314 bahasa
Menurut para peneliti, Australia sudah menjadi rumah bagi 2 juta orang yang berbicara dengan 300 bahasa saat bangsa Eropa datang. Salah satu suku asli Negara Kangguru ini adalah Suku Aborigin yang menggunakan bahasa Aborigin. Kini, Australia menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa nasionalnya.
7. Tiongkok - 308 bahasa
Jika membicarakan Tiongkok, mungkin beberapa hal yang terbayang adalah negaranya yang luas atau penduduknya yang banyak. Kedua hal tersebut rupanya membuat Negeri Tirai Bambu ini memiliki keberagaman bahasa hingga berjumlah 308. Bahasa yang digunakan mayoritas masyarakatnya adalah Mandarin.
8. Meksiko - 282 bahasa
Meskipun memiliki total 282 bahasa, sebagian besar masyarakat Meksiko berbicara dengan bahasa Spanyol. Padahal bahasa tersebut bukanlah bahasa resmi negara mereka. Di sisi lain, bahasa asli Meksiko justru di ambang kepunahan karena jumlah penuturnya bahkan hanya berjumlah ribuan dari total 126,7 juta jiwa yang bermukim.
9. Kamerun - 275 bahasa
Meski memiliki 275 bahasa, kabarnya sekolah-sekolah di Kamerun hanya mengajarkan 40 di antaranya. Belum lagi bahasa resmi yang digunakan justru bahasa Inggris dan Prancis. Hal ini membuat pemerintah mengupayakan langkah-langkah pelestarian bahasa agar tidak punah begitu saja.
10. Brasil - 221 bahasa
Terletak di Benua Amerika, Brasil menjadi peringkat sepuluh negara dengan bahasa terbanyak di dunia. Setidaknya ada 221 bahasa yang terdiri dari bahasa minoritas dari para imigrannya. Namun, hampir 98% penduduk Brasil menggunakan bahasa Portugis untuk berkomunikasi. Selain itu, bahasa yang juga banyak dipakai di sana adalah bahasa Jerman dan Italia.
Mengingat bahasa adalah aset budaya yang tak ternilai harganya, sebagai generasi penerus kita juga harus andil dalam melestarikannya, ya, Bela. Pasti seru banget, deh, kalau kita bisa mengenalkan bahasa tersebut ke generasi penerus kita kelak.