Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo dikabarkan meninggal dunia di RS Abdi Waluyo, Jakarta, Jumat (1/7/2022). Tjahjo Kumolo sempat menjalani perawatan intensif beberapa hari lalu sebelum mengembuskan napas terakhir pukul 11.10 WIB.
"Semoga Allah SWT menerima semua amal ibadah, mengampuni segala dosa dan kesalahannya, dan memasukkan ke surgaNya. Aamiin Ya Robbal Alamin," demikian kabar yang disampaikan potikus PDI Perjuangan sekaligus anggota Komisi II DPR, Junimart Girsang, secara tertulis.
Tjahjo dilantik menjadi menteri yang tergabung dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 pada 23 Oktober 2019. Sebelum menjabat Menpan-RB, Tjahjo sudah dipercaya menjadi Menteri Dalam Negeri. Sementara, di saat bersamaan ia juga harus menjadi Plt Menkum HAM.
Lalu, bagaimana rekam jejak Tjahjo selama di dunia politik dan birokrasi selama ini? Melansir IDNTimes.com, berikut rangkumannya.
1. Tjahjo memulai karier di dunia politik sejak tahun 1980-an
Tjahjo lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada 1 Desember 1957. Ia termasuk politikus senior PDI Perjuangan.
Tjahjo memulai karier politiknya sejak muda. Usai lulus dari Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang tahun 1985, dua tahun kemudian ia mulai meniti karier politik. Nyatanya pada tahun 1987, Tjahjo berhasil melenggang ke gedung parlemen Senayan dari Partai Golkar dan duduk di komisi III yang membidang isu hukum.
Di tahun yang sama, Tjahjo juga sempat menjabat sebagai anggota panitia khusus RUU Hankam dan RUU Keprajuritan dari Fraksi Golkar. Setelah masa jabatannya berakhir, Tjahjo mencalonkan diri kembali sebagai anggota DPR dari dapil Jawa Tengah I. Ia kemudian kembali terpilih sebagai anggota DPR pada masa periode 1992-1997.
Setahuan setelah itu, pada 1998, Tjahjo kemudian pindah ke partai politik lain yakni PDI Perjuangan.
2. Karier politik Tjahjo makin cemerlang dan ia menduduki kursi DPR selama enam periode
Karier politik Tjahjo semakin cemerlang dari tahun ke tahun. Selain berhasil menduduki jabatan tinggi di partai sebagai Sekjen PDI Perjuangan, Tjahjo juga sudah enam kali duduk sebagai anggota DPR. Bahkan, ia duduk di parlemen sejak awal meniti karier di tahun 1987 lalu.
Tjahjo dipilih sebagai Sekjen pada 2010 lalu oleh sang ketua umum Megawati Soekarnoputri. Saat itu, PDI Perjuangan menggelar kongres III di Bali sembilan tahun lalu.
3. Di periode pertama kepemimpinan Jokowi, Tjahjo dipilih jadi Menteri Dalam Negeri
Ketika Jokowi terpilih untuk kali pertama pada pemilu 2014, ia kemudian ditunjuk sebagai Menteri Dalam Negeri menggantikan Gamawan Fauzi.
Menurut Kepala Pusat Penerangan Kemendagri, Dodi Riyatmadji, ketika Tjahjo tiba kali pertama di kementerian itu, ia tidak ingin disambut secara mewah.
"Kami sudah berbicara dengan Pak Sekjen dan Pak Tjahjo. Beliau tidak mau ada sambutan mewah, mungkin karena ini kabinet kerja, jadinya memang harus kerja," kata Dodi ketika itu.
Ia pun langsung mengadakan rapat dengan para pejabat eselon I untuk membicarakan apa saja yang sudah dihasilkan oleh Kemendagri dalam 10 tahun terakhir. Mereka juga membahas apa yang akan dilakukan dalam lima tahun mendatang.
4. Tjahjo Kumolo mengklaim sukses menyelenggarakan pemilu 2019
Salah satu tugas terberat Tjahjo sebagai Mendagri yakni memastikan setiap pesta demokrasi berjalan dengan kondusif. Sudah ada dua pilkada besar, satu pileg dan satu pilpres yang ia saksikan.
Khusus untuk pilpres yang diselenggarakan serentak dengan pileg April lalu, Tjahjo mengklaim ia berhasil memastikan situasi tetap aman selama pesta demokrasi tersebut. Walaupun, ada banyak korban meninggal karena kesehatannya yang memburuk akibat kurang istirahat dalam proses penghitungan suara.
"Pelaksanaan pemilu serentak 2019 berjalan sukses, tertib, lancar, damai dan aman berkat peran dan partisipasi semua pihak, yaitu mulai dari pasangan capres/cawapres, partai politik, tim sukses, caleg, KPU sampai KPPS dan jajaran bawaslu sampai pengawas TPS sampai saksi-saksi di TPS, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu serta dukungan seluruh kementerian dan lembaga baik di tingkat pusat, dan daerah," tutur Tjahjo pada 28 April 2019 lalu.
Ia juga mengucapkan prihatin karena ada begitu banyak petugas KPPS, anggota TNI dan Polri yang jatuh sakit hingga mengalami kecelakaan. Sayangnya, hasil pemilu yang menelan banyak korban jiwa itu justru berakhir dengan bagi-bagi kekuasaan. Sebab, Jokowi malah mengajak seterunya Prabowo untuk ikut menjadi bagian dari koalisi.
5. Tjahjo Kumolo memiliki harta Rp7,3 miliar
Berdasarkan data harta kekayaan yang dimiliki oleh Tjahjo dan dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ia tercatat memiliki harta senilai Rp7,3 miliar. Data itu dilaporkan pada tahun Desember 2018 lalu.
Dari data itu dapat diketahui Tjahjo memiliki harta paling banyak dalam bentuk tanah dan bangunan. Ia tercatat memiliki empat tanah dan bangunan yang berada di daerah Semarang, Jakarta dan Bogor. Total harta empat tanah dan bangunan itu mencapai Rp2,8 miliar.
Ada pula harta lain berupa kas dan setara kas yang nilainya mencapai Rp3,2 miliar. Tjahjo juga diketahui memiliki empat mobil dengan total mencapai Rp745 juta.
Kendati memiliki harta dalam jumlah cukup besar, Tjahjo juga berutang senilai Rp305 juta, sehingga total akhir kekayaannya mencapai Rp7,3 miliar.
6. Dikabarkan meninggal dunia setelah beberapa hari dirawat intensif
Politikus PDI Perjuangan ini sempat menjalani perawatan intensif beberapa hari lalu sebelum mengembuskan nafas terakhir pada hari ini, 1 Juli 2022 pukul 11.10 WIB. Kabar duka antara lain disampaikan anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDIP, Junimart Girsang. Rencananya jenazah akan disemayamkan di rumah dinas di Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan.
Itulah tadi profil dan rekam jejak Tjahjo Kumolo sepanjang karier politiknya sampai mengembuskan nafas terakhir.
Disclaimer: artikel ini ditulis ulang berdasarkan artikel yang sudah tayang di laman IDNTimes.com dengan judul "Rekam Jejak Tjahjo Kumolo, Politikus yang Rasakan Tiga Kursi Menteri" ditulis oleh Lazuardi Putra dan "Jenazah Tjahjo Kumolo Akan Disemayamkan di Rumah Dinas Widya Chandra" ditulis oleh Dwi Agustiar